Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Bagaimana situasi keamanan menjelang jajak pendapat?
Kami tetap meneruskan pendaftaran pemilih. Soal keamanan memang belum memuaskan. Tapi kami mendapat jaminan dari pemerintah Indonesia, saat delegasi pejabat pemerintah mendatangi Dili, Senin lalu. Mereka akan mengamankan lapangan.
Apakah ada komitmen untuk perlucutan senjata milisi?
Ya, TNI memberikan sejumlah jaminan. Kami diberi tahu ada yang dipenjarakan karena penyerangan di Maliana dan Liquica. TNI dan polisi telah diinstruksikan mengambil senjata dari milisi dan meminta mereka tidak membawa senjata di tempat umum. Memang bukan perlucutan senjata total, tapi itu kami sambut baik. TNI berjanji tidak akan menenteng-nenteng senjata di luar markas mereka.
Anda optimistis akan tercipta suasana damai untuk jajak pendapat?
Saya tidak optimistis ataupun pesimistis. Kami ingin polisi dan pemerintah Indonesia mengerjakan tugas menciptakan suasana damai di Tim-Tim. Jika mereka melakukan tugasnya, kami bisa melakukan tugas kami. Sekretaris Jenderal PBB yakin pemerintah Indonesia memiliki kapasitas dan kemampuan untuk meningkatkan suasana yang lebih aman.
Adakah upaya TNI dan polisi menciptakan suasana damai?
Kunjungan tim pejabat pemerintah dari Jakarta yang lalu cukup penting. Tapi, apakah instruksi itu bisa sampai di lapangan, kami belum bisa menilai.
Bagaimana persiapan Unamet untuk penyelenggaraan jajak pendapat?
Kami hanya punya waktu yang sangat pendek. Biasanya untuk pekerjaan semacam ini diberikan waktu yang jauh lebih lama. Tapi peralatan dan perlengkapan kami sudah siap. Tiba-tiba ada serangan, seperti yang terjadi di Liquica. Kami mundur satu langkah. Namun, kami siap untuk terus.
Apakah faktor keamanan bakal menghambat proses penentuan pendapat?
Tidak. Situasi keamanan menjadi masalah karena besarnya jumlah pengungsi. Mereka meninggalkan rumah karena alasan keamanan. Itu menjadi problem dalam pendaftaran pemilih. Kami ingin rakyat merasa aman di rumah. Kami juga berusaha menciptakan suasana agar orang bisa berkampanye dan pergi ke tempat pendaftaran dengan bebas, aman, tanpa ancaman, bahkan tanpa rasa takut.
Lalu, kapan kepastian jajak pendapat itu?
Masih didiskusikan antara Indonesia dan Portugal di kantor PBB tentang perubahan jadwal. Jajak pendapat itu harus cocok waktunya dengan keamanan yang ada. Itu akan mempengaruhi waktu pendaftaran.
Kenapa PBB menundanya dua minggu dari kesepakatan awal?
Kami memang menginginkan pelaksanaan ditunda dua pekan dari kesepakatan awal. Lalu, Indonesia ingin 21 Agustus, sementara Portugal ingin Minggu, 8 Agustus, dan mundur menjadi 22 Agustus. Jadi, belum ada kesepakatan.
Apa sebenarnya alasan penundaan itu?
Keamanan.
Kalau alasan keamanan terus digunakan, bisa-bisa jajak pendapat tidak jadi?
Kami tetap memutuskan untuk melakukan pendaftaran pemilih, meski belum jelas soal keamanan, karena PBB dan masyarakat Tim-Tim ingin jajak pendapat segera dilakukan. Kami tidak ingin ada orang yang menghentikan proses itu. Namun, kami bertanggung jawab atas keselamatan orang-orang kami, selain orang-orang Tim-Tim.
Benarkah PBB akan mengirimkan pasukan perdamaian ke Tim-Tim?
Tidak. Sampai sekarang, kami tetap bekerja dalam kerangka awal yang jelas, yang bisa diterima oleh semua pihak. Memang ada pembicaraan di New York antara Indonesia dan Portugal soal keberadaan pasukan keamanan PBB di Tim-Tim. PBB secara tidak langsung juga ingin adanya jaminan keamanan setelah penentuan pendapat, sehingga masyarakat bisa bebas dan aman setelah memberikan suaranya.
Ada laporan dari pejabat Australia soal bukti dukungan TNI terhadap milisi. Apakah Anda juga punya bukti tersebut?
Kami menanyakan hal tersebut ke Jenderal Wiranto karena kami memang mendapat banyak laporan bahwa TNI mendukung milisi. Wiranto menjawab bahwa tidak ada kebijakan semacam itu di TNI.
Bagaimana dengan pengamanan staf Unamet?
Kami memiliki rencana pengamanan kami sendiri. Tapi itu bukan hal utama. Keamanan rakyat Tim-Tim yang akan datang ke tempat pendaftaran pemilihlah yang kami prihatinkan.
Soal tuduhan Unamet tidak netral?
Kedua pihak mendapat kesempatan yang sama dalam proses penentuan pendapat. Saat kami datang melakukan tugas kami yang netral, mendatangi lapangan, kami menemukan posisi CNRT yang terpojok. Mungkin itu tidak sesuai dengan kepentingan prointegrasi. Karena itulah kedatangan Unamet lebih diterima oleh kelompok prokemerdekaan daripada prootonomi. Itu bukan berarti kami tidak netral. Sekarang kami berpikir agar semua kelompok bisa berkampanye dengan bebas dan aman.
Apa yang Anda bicarakan dengan Stanley Roth ketika berkunjung ke Tim-Tim?
Kami berbicara tentang program kami dan proses jajak pendapat itu. Juga situasi di Tim-Tim kini. Amerika Serikat adalah anggota Dewan Keamanan yang memiliki kepentingan untuk berhasilnya operasi ini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo