Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

<font face=arial size=1 color=brown><B>Calon Legislatif</B></font><BR />Para Artis di Panggung Politik

Para artis dikerahkan partai politik meraup suara di daerah kering. Memikat pemilih paling penting.

22 September 2008 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TAK kurang dari 14 artis berkumpul di Jalan Cipaku II Nomor 18, Jakarta Selatan, Selasa pekan lalu. Layar monitor ukuran 49 inci di tengah ruangan menjadi pusat perhatian.

Mereka tak sedang memperhatikan adegan film, tapi mengamati materi mengenai daerah pemilihan yang diberikan oleh dosen politik dari konsultan Charta Politika Indonesia.

Konsultan politik ini ditunjuk Partai Amanat Nasional memberi pembekalan politik untuk artis calon legislator. Sejak awal September, saban Selasa-Kamis siang, selama dua setengah jam, mereka wajib masuk kelas.

Di antara peserta tampak Derry Drajat, Wulan Guritno, Ikang Fawzi, Maylafayza, Adrian Maulana, Tito Soemarsono, Poppy Maretha, Eka Sapta, Ita Mustafa, dan Henidar Amroe. Selama 12 kali pertemuan, Charta membekali materi, seperti proses pemilihan umum, strategi kampanye, dan pembangunan basis politik.

Derry Drajat, misalnya, sangat tertarik pada materi daerah pemilihan. ”Dari pengalaman ke daerah pemilihan, harus siap dana Rp 500 ribu hingga Rp 1 juta,” katanya.

Dia menceritakan pengalamannya ”ditodong” oleh seorang bapak yang anaknya baru menjalani operasi bibir sumbing. ”Yah... keluarlah uang dari dompet.” Eka Sapta, artis sinetron lain, menimpali, ”Kalau begitu, pendekatannya enggak perlu ke massa, dekati saja para elite di daerah.”

Tak semua peserta suka berdiskusi. Ketika Derry dan Eka membagi cerita, Wulan Guritno beberapa kali ”memainkan” telepon selulernya. Poppy Maretha, 25 tahun, malah mengakui, ”Kalau saya bawa laptop, rasa bosan saya hilangkan dengan mengecek email.”

Menurut Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Amanat Nasional Bidang Kaderisasi Muhammad Najib, partai menempatkan artis untuk mendulang suara di daerah kering. ”Bagian dari strategi merangkul suara anak muda,” katanya.

Pada Pemilu 2009, Partai Amanat punya target 85 kursi. Dari kalangan artis, partai memproyeksikan dapat minimal sepuluh kursi. Menurut Direktur Eksekutif Charta, Bima Arya Sugiarto, target pembekalan artis adalah menciptakan kampanye politik efektif. Para artis tak perlu pura-pura menjadi politikus sungguhan. ”Mereka ikonnya tetap artis,” kata Bima.

Setelah pelatihan, Charta akan memberikan jasa konsultasi. Para artis dapat berkonsultasi mengenai karakteristik daerah pemilihan, survei, metode membangun isu yang tepat, dan komunikasi publik.

Calon legislator dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Rieke Dyah Pitaloka, tak mendapat kelas khusus artis. ”Ketika masuk partai, saya kader politik, bukan artis,” ujarnya.

Partai, kata Rieke, memberikan pembekalan materi politik pada 25-26 Agustus lalu di Bumi Wiyata, Depok. ”Pembekalan untuk semua calon legislator perempuan,” katanya.

Rieke mendapat materi mengenai ideologi partai, pemetaan daerah pemilihan, sistem politik, isu nasional dan lokal, serta program pemberdayaan perempuan.

Penyanyi Tere, calon legislator dari Partai Demokrat, mendapat pelatihan politik dalam dua kali seminar. ”Saya kembangkan pengetahuan dengan membaca koran dan berdiskusi dengan pengurus partai,” kata Tere, yang mewakili daerah pemilihan Jawa Barat II.

Ikang Fawzi, calon legislator Partai Amanat Nasional daerah pemilihan Banten I, tak lupa mengandalkan pengalaman menemani istrinya, Marissa Haque, dalam pemilihan kepala daerah di Banten pada 2006.

”Yang paling penting, bagaimana melakukan pendekatan ke masyarakat,” kata Ikang, yang sudah mengunjungi 20 kecamatan di Banten dengan tim sukses.

Yuliawati

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus