Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
MESKI berada di balik jeruji, pesona Syaukani Hasan Rais masih menyilaukan para petinggi Partai Golkar Kalimantan Timur. Terpidana sejumlah kasus korupsi yang merugikan negara lebih dari Rp 100 miliar ini digadang sebagai calon gubernur pada pemilihan gubernur yang akan digelar Mei nanti. Untuk menanti Pak Kaning, demikian Syaukani biasa disapa, waktu pendaftaran konvensi Partai Golkar dibuat fleksibel. ”Buat Syaukani, pendaftaran tetap dibuka hingga konvensi berlangsung,” kata Wakil Ketua Tim Pemilihan Kepala Daerah Dewan Pimpinan Daerah Partai Golkar, Herlan Agussalim. Panitia Konvensi Partai Golkar membuka pendaftaran mulai Rabu pekan lalu hingga Selasa pekan ini. Hingga akhir pekan lalu, tujuh orang diketahui sudah mendaftar. Syaukani, melalui orang kepercayaannya, kabarnya telah pula mengambil formulir.
Menurut Herlan, yang juga Wakil Ketua Golkar Kalimantan Timur, Syaukani masih menjadi pilihan karena rapat pimpinan daerah Beringin tahun lalu telah merekomendasikan Bupati Kutai Kartanegara non-aktif itu sebagai calon gubernur. Menurut dia, pengurus tak bisa membatalkan rekomendasi meski majelis hakim Pengadilan Tindak Pidana Korupsi memvonisnya bersalah. ”Belum ada mandat pencabutan dukungan,” katanya.
Syaukani terbukti merugikan negara karena mengutip hak daerah dari penjualan minyak bumi. Dalam kasus ini, negara dirugikan Rp 93,2 miliar. Ketua Golkar Kalimantan Timur ini juga menunjuk langsung pekerjaan studi kelayakan pembangunan Bandara Loa Kulu sehingga negara rugi Rp 4 miliar. Satu lagi: penyelewengan Rp 7,75 miliar dari dana kesejahteraan rakyat pada anggaran daerah 2005. Pada 14 Desember 2007, ia divonis dua setengah tahun penjara.
Kuasa hukum Syaukani, Erman Umar, optimistis kliennya bakal menang dalam pengadilan banding. Keyakinan Erman ini menular kepada sebagian petinggi Golkar Kalimantan Timur. ”Pak Syaukani berpeluang maju. Lagi pula, kami berpegang pada asas praduga tak bersalah,” kata Suhartono Sutjipto, Pelaksana Tugas Ketua Golkar provinsi itu. Ia berharap keputusan pengadilan di tingkat banding akan keluar sebelum pelaksanaan konvensi.
Pencalonan terpidana korupsi ini dikritik banyak orang. Golkar dinilai tak mendukung pemberantasan korupsi di Kalimantan Timur. ”Pencalonan ini sangat dipaksakan,” kata pakar hukum Universitas Gadjah Mada, Denny Indrayana. Salah seorang peserta konvensi membisikkan bahwa sebagian besar petinggi Golkar Kalimantan Timur memang pendukung setia Syaukani.
Menurut sumber itu, jika Syaukani ikut konvensi, hampir pasti ia akan menang. Karena itu, peserta konvensi lainnya sudah berancang-ancang akan pindah ”kendaraan” jika Pak Kaning jadi dicalonkan. Salah satunya Awang Farouk Ishak, Bupati Kutai Timur saat ini. ”Saya sudah mendapat dukungan dari 14 partai politik lain,” kata Awang, tokoh yang lima tahun lalu gagal dalam pemilihan kepala daerah Kalimantan Timur.
Polemik pencalonan Syaukani ditanggapi dingin oleh Dewan Pimpinan Pusat Golkar. Wakil Sekretaris Jenderal Rully Chairul Azwar mengatakan, hingga saat ini, belum ada bakal calon yang mendapat dukungan pusat. ”Kami masih menjaring kandidat,” ujar Rully. Soal Syaukani, kata Rully, jika putusan banding belum keluar hingga konvensi dilaksanakan, nama-nya akan dicoret. ”Tidak akan kami paksakan,” ujarnya.
Dalam konvensi nanti, pimpinan Golkar pusat memiliki 40 persen suara. Sisanya dibagi rata antara Golkar provinsi dan kota/kabupaten. Fungsionaris Golkar pusat, Malkan Amin, mengatakan suara pusat biasanya diberikan kepada tokoh yang mendapat dukungan terbesar di daerah. ”Tapi, dalam kondisi tidak normal dan ada pertimbangan khusus, dukungan pusat bisa diberikan kepada tokoh yang tak diusung daerah,” katanya.
Menurut Erman Umar, meski berada di tahanan Kepolisian Daerah Metro Jaya, Syaukani tetap berhubungan dan selalu berkoordinasi dengan para pendukungnya di Kalimantan Timur. Orang-orang kepercayaan Syaukani juga rajin mondar-mandir menjenguknya. ”Tapi dia tidak pernah bercerita kepada saya tentang pemilihan gubernur,” kata Erman. Sejak menjalani sidang korupsi, kepada media, Syaukani memang pelit bicara.
Adek Media, Eko Ari Wibowo, Firman Chiqo (Samarinda)
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo