Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

4 Poin Pidato Jokowi di Deklarasi Jabar Ngahiji

Saat menghadiri acara deklarasi dukungan dari alumni Jabar Ngahiji di Bandung, Jokowi menyempaikan beberapa hal dalam pidatonya.

11 Maret 2019 | 08.27 WIB

Calon presiden nomor urut 01, Joko Widodo atau Jokowi, menghadiri deklarasi dukungan Jabar Ngahiji di Monumen Perjuangan, Kota Bandung, 10 Maret 2019. Tempo/Friski Riana
Perbesar
Calon presiden nomor urut 01, Joko Widodo atau Jokowi, menghadiri deklarasi dukungan Jabar Ngahiji di Monumen Perjuangan, Kota Bandung, 10 Maret 2019. Tempo/Friski Riana

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Calon presiden nomor urut 01, Joko Widodo atau Jokowi, menghadiri deklarasi dukungan dari alumni Jabar Ngahiji di Monumen Perjuangan Rakyat Jawa Barat, Kota Bandung, Ahad, 10 Maret 2019.

Baca: Deklarasi Alumni Jabar Ngahiji, Jokowi Unjuk Pengalaman

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Jabar Ngahiji terdiri dari alumni perguruan tinggi, alumni SMA, relawan, komunitas, dan masyarakat Jawa Barat. Dalam pidatonya, Jokowi menyampaikan beberapa hal sebagai berikut.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

1. Indonesia Besar, Jangan Diberikan pada yang Tak Pengalaman

Jokowi mulanya mengatakan dirinya beruntung memiliki pengalaman di pemerintahan sebagai Wali Kota Solo, Gubernur DKI Jakarta, dan Presiden RI. Pengalaman itu menjadi motivasi dia dalam mengelola pemerintahan dan negara sebesar Indonesia.

Jokowi mengatakan tidak mudah mengelola Indonesia dengan jumlah penduduk sebesar 269 juta jiwa. Ia meminta relawannya berhati-hati dalam memilih pemimpin. "Kalau diberikan kepada yang belum berpengalaman bagaimana jadinya. Jangan dipikir mudah, dipikir gampang," katanya.

2. Lawan Isu Hoaks

Jokowi meminta para relawan untuk berani menyatakan mana yang benar dan salah. Memiliki latar belakang sebagai intelektual, para relawan diminta mengedukasi masyarakat. Sebab, saat ini sejumlah isu hoaks telah disebarkan melalui pintu ke pintu. Isu tersebut di antaranya, larangan azan, menghapus pendidikan agama, kriminalisasi ulama, dan antek asing.

Baca: Jokowi Minta Relawannya Lawan 5 Isu Hoaks

Calon presiden nomor urut 01, Joko Widodo atau Jokowi, menghadiri deklarasi dukungan Jabar Ngahiji di Monumen Perjuangan, Kota Bandung, 10 Maret 2019. Tempo/Friski Riana

3. Singgung yang Teriak Pasal 33 tapi Punya Lahan 5 Kali Luas DKI

Jokowi menyinggung soal lawan-lawan politiknya yang kerap menyerukan penerapan Pasal 33 Undang-Undang Dasar 1945.

"Jangan sampai ada yang teriak-teriak pesimisme lagi. Jangan juga ada yang teriak-teriak Pasal 33, Pasal 33, jangan sampai ada lagi yang teriak-teriak 1 persen menguasai 90 persen aset. Tapi dia sendiri memiliki 5 kali Provinsi Jakarta lahannya," kata Jokowi.

Salah satu ayat dalam Pasal 33 UUD 1945 berbunyi, ”Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat”.

Jokowi memang tak menyebut nama. Namun, perkataannya ini seolah menjawab kubu Prabowo Subianto yang kerap menyebut bahwa selama ini sumber daya alam di era kepemimpinan Jokowi hanya dikuasi oleh segelintir orang saja.

4. Promosi KIP Kuliah

Jokowi mengenalkan salah satu kartu saktinya yang akan diberlakukan jika terpilih kembali, yaitu Kartu Indonesia Pintar Kuliah (KIP Kuliah). Kartu ini diperuntukkan bagi lulusan SMA dan SMK yang ingin melanjutkan kuliah, namun tak memiliki biaya. Ia berujar kartu dapat digunakan untuk yang ingin kuliah, baik di dalam maupun luar negeri.

Baca: Jokowi Promosikan KIP Kuliah di Deklarasi Alumni Jabar Ngahiji

Jokowi mengaku mengeluarkan KIP Kuliah karena pernah merasakan betapa sulitnya sekolah dan kuliah karena orang tuanya tidak mampu. Sejalan dengan program pembangunan sumber daya manusia berkualitas, Jokowi tidak ingin ada anak-anak yang tidak bisa kuliah karena biaya.

Friski Riana

Friski Riana

Lulus dari Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Mercu Buana pada 2013. Bergabung dengan Tempo pada 2015 di desk hukum. Kini menulis untuk desk jeda yang mencakup isu gaya hidup, hobi, dan tren. Pernah terlibat dalam proyek liputan Round Earth Media dari International Women’s Media Foundation dan menulis tentang tantangan berkarier para difabel.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus