Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum PBNU, Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya menyatakan tujuh pernyataan sikap terhadap konflik Palestina - Israel di Gaza dalam Konferensi Pers di Plasa Gedung PBNU, Jalan Kramat Raya No. 164, Jakarta Pusat. "Pertama PBNU menyerukan dihentikannya penghancuran terhadap kelompok tertentu yang memperalat agama untuk membenarkan penindasan dan penghancuran kelompok berbeda," kata Gus Yahya dalam konferensi Pers pada Selasa, 31 Oktober 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Gus Yahya mengatakan yang kedua, PBNU menyerukan dihentikannya kekerasan dan penghancuran- enghancuran di sekitar wilayah Gaza dan tepi Barat Sungai Yordan dan lalu. Lanjut Ketua PBNU itu, yang ketiga, menyerukan konsolidasi di antara komunitas agama terutama para pemegang wewenang keagamaan, yaitu Islam, Kristen, Katolik, Yahudi, Hindu, Budha dan agama-agama lain semuanya di semua lingkungan agama di seluruh dunia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Semua untuk bersama-sama atas nama kemanusiaan, ketuhanan, moral dan etika universal melakukan upaya bersama dengan arah dan strategi yang nyata bukan cuma berupa pernyataan-pernyataan ataupun wacana saja tapi harus dengan arah dan strategi nyata yang dilaksanakan secara terkonsolidasi bersama-sama untuk menghapuskan lingkaran setan primordial dari kebencian, kekerasan, dan ketidakadilan," ujarnya.
Ketua PBNU menyebutkan tuntutan keempat, menyerukan kepada segenap bangsa-bangsa di seluruh dunia untuk menegakkan tata dunia yang dibangun di atas landasan kesepakatan-kesepakatan dan hukum internasional dengan menghormati kesetaraan hak dan martabat bagi setiap manusia. Hal ini demi terwujudnya kehidupan kemanusiaan dan masyarakat internasional yang aman stabil dan harmonis.
Kelima, mendukung penuh sikap dan langkah pemerintah Republik Indonesia yang telah terus-menerus mengupayakan penyelesaian yang hadir atas konflik Israel Palestina sesuai hukum dan kesepakatan internasional yang ada. "PBNU menyediakan diri untuk membantu dengan cara apa pun yang mungkin bagi penguatan upaya-upaya pemerintah Republik Indonesia tersebut," ujarnya.
Keenam, Gus Yahya menyerukan kepada seluruh umat Islam, khususnya warga NU untuk menyelenggarakan salat gaib dan doa bersama, guna mendoakan para suhada dan korban jiwa akibat ekskalasi kekerasan yang terjadi di Palestina.
"Salat gaib dan doa serta melaksanakan kurun nazilah sebagai bagian dari upaya memohon pertolongan Allah SWT agar bencana kemanusiaan cepat berhenti", ucapnya.
Dan terakhir sebagai bagian dari solidaritas kemanusiaan, PBNU mengajak seluruh warga Nahdlatul Ulama menggalang dana kemanusiaan untuk membantu warga Palestina dengan dikoordinasikan dengan Lembaga Amil Zakat Nahdatul Ulama (LazizNU). "Sebagai Ukhuwah Basyariah untuk warga NU menyisihkan dana infak Jumat ini," katanya.
OHAN B SARDIN