FRAKSI ABRI ambil inisiatif. Untuk pertama kali, lewat Ketua Fraksi ABRI di MPR, Letnan Jenderal Harsudiono Hartas, ABRI mencalonkan wakil presiden untuk sidang umum nanti. Dan calonnya tak lain adalah Panglima ABRI sendiri, Jenderal Try Sutrisno. Ini di luar kebiasaan bahwa ada pencalonan oleh fraksi bukan di pertengahan Sidang Umum MPR. Terlepas dari kebiasaan itu, kekuatan sosial politik lainnya pun mulai berani buka kartu. Partai Demokrasi Indonesia (PDI), yang sejak kampanye Pemilu sudah menyebut nama Try, tentu tak canggung menyambut pengumuman Hartas itu. Bahkan ketika mengadakan rapat pimpinan di Kopo, Bogor, Januari lalu, nama Try sudah dipastikan akan menjadi calon wakil presiden, mendampingi calon presiden, Soeharto. Partai Persatuan Pembangunan (PPP) akhirnya juga mencalonkan Try. Golkar, yang sudah menyusun kriteria wakil presiden harus dari generasi pasca-45 dan ABRI, memang belum menyebut nama itu. Namun DPP Golkar tampaknya kukuh walau ada tentangan dari dalam mempertahankan kriteria yang pas untuk Try itu. Tinggallah Fraksi Utusan Daerah yang belum buka suara. Tampaknya Try Sutrisno hampir pasti akan menjadi calon wakil presiden. Dan Pak Harto sendiri, calon presiden 1993- 1998, kelihatannya juga sepakat dengan calon yang sudah ditawarkan oleh berbagai kelompok dalam masyarakat itu. Mungkin orang pun ingat pesannya beberapa waktu lalu, bahwa tugasnya sebagai Angkatan 45 adalah menghantar generasi yang lebih muda. Sebab, dalam dekade mendatang Angkatan 45 sudah harus mundur bertahap. Pemunculan Try sebagai calon wakil presiden bisa dibaca akan memudahkan Pak Harto mencari calon. Namun, di lain pihak, bisa jadi itu menyulitkannya karena tak bisa melirik calon lain. Lepas dari itu semua, tampaknya ABRI mencalonkan Try bukannya asal buka suara. Ada yang mengatakan, ABRI memang cepat membaca ''keinginan'' Pak Harto untuk mencari wakil presiden buat lima tahun mendatang. Kalau benar demikian, kiranya banyak pihak akan ramai-ramai mendukung Try. Artinya, bakal berakhir pula spekulasi yang beredar di bursa calon wakil presiden. Nama Try Sutrisno akan mengesampingkan nama calon lain seperti B.J. Habibie, Sudharmono, dan Rudini. Dan tampilnya Try yang dikehendaki ABRI itulah yang menjadi pertimbangan Laporan Utama ini. Bagian pertama juga mengangkat berbagai dukungan dari masyarakat bagi Try untuk menjadi wakil presiden. Juga berbagai analisa mengenai pencalonan Try itu oleh ABRI sendiri. Dan siapa sebenarnya Try secara sekilas disajikan di bagian berikutnya. Ia halus, ramah, dan bisa dekat dengan para ulama. Namun ia juga mampu menggerakkan pasukan untuk tugas-tugas kemiliteran. Mengenai pencalonannya sebagai wakil presiden, Try juga memberikan pendapatnya dalam suatu wawancara khusus. Bila Try dijagokan menjadi calon wakil presiden, tentu ia mesti menyerahkan jabatannya sebagai Panglima ABRI. Jenderal berbintang empat yang di bawahnya adalah Edi Sudradjat. Dan pergantian tentu bukan cuma di pucuk, tapi juga tingkat kepala staf. Pergantian besar-besaran di lingkungan ABRI itu disajikan pada bagian terakhir. Naiknya Try memang akan membawa perubahan di ABRI. Tapi itulah yang dikehendaki ABRI, mencalonkan Try. A.Margana
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini