GARA-GARA memaksa calon penumpang menaiki mobil angkutan, nyawa dua orang calo angkot melayang sia-sia. Bahkan awal peristiwa yang sepele itu nyaris menyulut kerusuhan antarsuku di Batam?suatu hal yang beberapa kali terjadi di sana?Selasa malam pekan lalu.
Aksi calo angkot di Kawasan Industri Batamindo di hari itu memang keterlaluan. Saat dua penumpang menolak naik ke angkot yang mereka tentukan, para calo angkot itu memukulinya beramai-ramai. Dua korban yang ternyata anggota Brigade-Satgas PDIP itu kemudian melaporkan kejadian tersebut kepada rekan-rekannya. Sekitar 200 anggota satgas ini segera terkumpul dan dengan dua buah truk mereka mendatangi tempat pemukulan. Keadaan berbalik, kali ini giliran para calo terpojok. Bahkan, karena pasukan itu menggunakan senjata tajam, seorang calo tewas di tempat, seorang meninggal di rumah sakit, dan beberapa lainnya mengalami luka.
Aksi brutal itu baru berhenti saat polisi dan pasukan PHH Poltabes Barelang tiba. Namun, situasi panas belum mereda. Para calo, yang didominasi etnis tertentu, mengumpulkan orang dengan menyebar isu sentimen kesukuan. Konflik tak sempat membesar karena tercium polisi. Untuk menangkalnya, Kapoltabes Barelang, Komisaris Besar Suhartono, menyebar ratusan polisi untuk berjaga-jaga.
Polisi sendiri kini menahan tujuh orang tersangka pelaku penyerbuan itu. "Dari mereka, akan kami telusuri siapa otaknya," kata Suhartono. Pihak Satgas Brigade Kota Batam tak bereaksi apa-apa. Ketuanya, Edy Santoso, sedang naik haji. Sedangkan wakilnya, Jhon Kolin, menolak berkomentar.
Johan Budi S.P., Prasidono L., dan Tempo News Room
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini