LEWAT Yogyakarta, sebuah upaya menggoyang duet kepemimpinan nasional sedang berlangsung. Terbukti dari adanya serangkaian serangan ke kantor PDIP dan PPP, Selasa dini hari pekan lalu, partai yang dipimpin Presiden Megawati dan Wakil Presiden Hamzah Haz.
Konspirasi itu didahului dengan tiga aksi perusakan dalam tempo hampir bersamaan pada bangunan milik PDIP (kantor pimpinan daerah Yogya dan rumah orang tua wakil ketua Yogya) dan kantor pimpinan cabang PPP Yogya. Tak cukup sampai di situ, beberapa jam kemudian seorang Satgas PDIP tewas akibat lemparan bom molotov yang ditempeli petasan di depan rumahnya. Sementara itu, sorenya giliran rumah seorang Satgas PPP DIY dibakar massa.
Berdasar kesaksian sejumlah orang, para penyerang memiliki ciri yang sama: berpakaian hitam-hitam ala ninja, memakai helm cakil, dan mengendarai sepeda motor secara berkelompok. "Mereka mungkin kelompok yang sama," kata Kasatserse Poltabes Yogyakarta, Komisaris Polisi Suroto. Namun, ia menolak menyebut dugaan pelakunya. Suroto juga menolak kemungkinan motif serangan.
Lalu, dari mana datangnya kesimpulan bahwa ini sebuah konspirasi nasional? Dari sumber yang tepercaya di Polda Yogya. Berdasarkan laporan intelijen, ia menduga kegiatan ini dirancang dari Jakarta. Tujuannya, mengganggu duet kepemimpinan nasional dengan memancing kericuhan di Yogya. Sebagai bukti, ia bercerita, Kapolda Yogya Brigjen Wahyu Y. Saronto Kamis pagi khusus terbang ke Jakarta untuk membicarakan kasus ini dengan petinggi Mabes Polri.
Aksi itu sendiri nyaris berhasil. Kota pelajar itu sempat tegang, khususnya di antara kader PPP dan PDIP. Sejumlah bentrokan kecil antarkader kedua partai sempat meletup menyusul serangan gelap itu, tapi segera dipadamkan aparat keamanan.
Pimpinan kedua parpol setempat pun cepat tanggap. Rabu sore, sejumlah fungsionaris kedua partai melakukan pertemuan dengan pihak Poltabes Yogyakarta, dilanjutkan dengan pertemuan di Polda Yogya, Kamis sore. Dalam pertemuan yang berlangsung tertutup itu, Kapolda meminta pengurus kedua partai menenangkan kadernya hingga ke tingkat akar rumput. "Kasusnya sendiri akan segera kami tuntaskan," kata Wahyu seperti dituturkan Syukri Fadholi, salah seorang Ketua DPD PPP DIY. Untunglah, ujar Syukri, imbauan Kapolda itu dituruti oleh semua fungsionaris kedua partai.
Johan Budi S.P., Prasidono L., dan Tempo News Room
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini