Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Alasan Gamal Albinsaid Mau Ditunjuk Jadi Ketua DPP PKS

"Partai ini (PKS) memberikan keadilan peluang. Partai ini memberikan kesempatan yang sungguh-sungguh dan berkomitmen," kata Gamal Albinsaid.

30 November 2020 | 10.45 WIB

Chief Executive Officer (CEO) Indonesia Medika, Gamal Albinsaid, di Jakarta, 22 Maret 2016. TEMPO/Frannoto
Perbesar
Chief Executive Officer (CEO) Indonesia Medika, Gamal Albinsaid, di Jakarta, 22 Maret 2016. TEMPO/Frannoto

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Aktivis Sosiopreneur dan tokoh pemuda nasional Gamal Albinsaid mengungkapkan alasan dirinya berkenan menjadi Ketua DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS).

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Gamal menyebut dirinya adalah anak muda dari daerah, namun PKS berani memberikan perhatian, kesempatan dan kepercayaan. "Jadi saya ingin berpesan kepada generasi pemuda di negeri ini. Tidak peduli usia kita, siapapun yang punya ide dan gagasan, mereka punya tempat untuk mengabdi di negeri ini," kata Gamal dalam keterangan tertulis, Ahad malam, 29 November 2020.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Gamal Albinsaid melihat budaya partai politik memiliki kelebihan dan kekurangan. Namun, ia mengapresiasi PKS menerapkan budaya merit sistem yang memberikan penghargaan lebih kepada orang-orang berprestasi.

"Partai ini memberikan keadilan peluang. Partai ini memberikan kesempatan yang sungguh-sungguh dan berkomitmen," katanya.

Sebelum menerima amanah sebagai Ketua DPP PKS Bidang Kepemudaan, ia mengaku berdiskusi dengan pimpinan PKS. Ia sepakat bahwa anak muda tidak boleh dijadikan obyek politik, tapi sebagai pelaku dengan membuat program yang menjawab persoalan anak-anak muda.

Menurut dia, ada 2,7 persen anak muda yang suka politik dan 11 persen yang mau bergabung dengan partai politik. Sebanyak 69,1 persen anak muda juga menyatakan suka wirausaha, dan 20,5 persen membutuhkan lapangan kerja.

Sehingga, Gamal menilai partai politik tidak boleh mendekati milenial dengan gaya berpakaian, bermedia sosial atau narasi politik. "Tapi benar-benar menghasilkan sebuah program yang menyelesaikan masalah dari generasi milenial," ujar dia.

FRISKI RIANA

Friski Riana

Friski Riana

Lulus dari Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Mercu Buana pada 2013. Bergabung dengan Tempo pada 2015 di desk hukum. Kini menulis untuk desk jeda yang mencakup isu gaya hidup, hobi, dan tren. Pernah terlibat dalam proyek liputan Round Earth Media dari International Women’s Media Foundation dan menulis tentang tantangan berkarier para difabel.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus