Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengatakan akan berangkat ke Lombok, Nusa Tenggara Barat, untuk meninjau korban gempa Lombok pekan depan. Ia beralasan belum bisa segera menjenguk para korban karena faktor keamanan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Karena ini masih ada gempa-gempa (susulan), saya disarankan ke sana hari Minggu, atau Senin, atau Selasa," kata Jokowi di Istana Negara, Jakarta, Jumat, 10 Agustus 2018.
Terkait dengan desakan agar pemerintah menetapkan peristiwa gempa bumi di Nusa Tenggara Barat sebagai bencana nasional, Jokowi belum bisa memberi jawaban. Jokowi akan membahasnya terlebih dahulu dengan para menteri dan Gubernur NTB Zainul Majdi di kantor Presiden siang ini. "Ini kan baru mau ratas (rapat terbatas) dengan gubernur," tuturnya.
Foto aerial kondisi permukiman di Desa Telagawareng, Pemenang, Lombok Barat, NTB, Rabu, 8 Agustus 2018. Sejumlah lokasi yang terdampak gempa bumi belum mendapat bantuan berupa makanan, minuman, obat-obatan, dan tenda. ANTARA/Zabur Karuru
Gempa Lombok berkekuatan 7,0 Skala Richter terjadi pada Ahad, 5 Agustus 2018. Gempa susulan terus terjadi setelah itu. Terakhir gempa susulan cukup besar kembali terjadi pada Kamis, 9 Agustus 2018.
Gempa susulan ini bahkan menambah korban meninggal di Kota Mataram. Sebanyak lima orang meninggal akibat gempa susulan kemarin.
BNPB menyebutkan ada 131 korban tewas--data sebelum terjadi gempa susulan berkekuatan 6,2 skala Richter kemarin. Sedangkan Pemerintah Provinsi NTB menghitung korban tewas mencapai 226 jiwa.
Akibat gempa Lombok ini, 1.477 orang terluka dan 156 ribu orang mengungsi. Sekitar 6.000 turis dievakuasi dan 100 ribu turis batal datang.
Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah lewat akun Twitter-nya meminta pemerintah segera menetapkan gempa Lombok sebagai bencana nasional.