Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Alasan PDIP Sebut Jawa Tengah Masih Jadi Kandang Banteng

Dewan Pimpinan Pusat PDIP menyatakan Jawa Tengah masih menjadi rumah bagi kaum Marhaen.

2 Desember 2024 | 07.22 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan atau PDIP, Deddy Yevri Hanteru Sitorus, mengatakan Jawa Tengah masih menjadi provinsi dengan basis pemilih bagi partainya alias kandang banteng karena berkaca dari hasil Pilkada 2024.

Deddy menyebutkan pasangan calon pada pemilihan gubernur dan wakil gubernur Jawa Tengah, Andika Perkasa-Hendrar Prihadi atau Hendi, yang diusung PDIP berhasil mendulang suara sekitar 40 persen.

“Angka tersebut berkisar dua kali lipat dari total suara yang diperoleh yang diusung PDI Perjuangan pada Pemilihan Umum Anggota DPRD Provinsi Jawa Tengah 2024,” kata Deddy di Kantor DPP PDIP Jakarta, Ahad, 1 Desember 2024.

Perolehan suara PDIP pada Pemilu Anggota DPRD Provinsi Jateng 2024 berkisar pada angka 25,6 persen. Dengan demikian, kata dia, pemilih banteng masih tetap setia dengan PDIP karena angkanya hampir dua kali lipat pemilu anggota legislatif (pileg).

“Itu adalah bukti bahwa Jawa Tengah masih menjadi rumah bagi kaum Marhaen,” ujarnya.

Deddy juga menuturkan, pada pilkada tingkat kabupaten/kota, PDIP menang di 19 dari total 35 kabupaten/kota  se-Jawa Tengah. “Artinya 54 persen kabupaten/kota di Jawa Tengah yang menggelar pilkada masih memilih kader-kader banteng. Jadi kami berterima kasih kepada Jawa Tengah, terbukti bahwa kepercayaan pada PDI Perjuangan masih tetap tinggi," ujarnya.

Atas dasar itu, Deddy optimistis Jawa Tengah masih menjadi rumah bagi kaum Marhaen, yakni orang-orang yang meyakini nilai-nilai Marhaenisme, sebuah ideologi yang dikembangkan oleh Presiden Pertama RI Sukarno.

Adapun Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto mengklaim partai berlambang banteng moncong putih itu berhasil memenangi pilkada di 14 provinsi dan 247 kabupaten/kota. Hasto menyebutkan PDIP memenangi pilkada tingkat provinsi di Aceh, Riau, Jambi, Bengkulu, Bangka Belitung, DKI Jakarta, Bali, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Papua, Papua Tengah, Papua Pegunungan, Papua Selatan, dan Papua Barat.

Dia memaknai kemenangan tersebut sebagai bentuk persemaian kandang banteng di berbagai provinsi lain di Indonesia.

“Kita tahu bahwa dengan hasil pilkada ini ternyata terjadi persemaian kandang-kandang banteng di tempat lain. Bahkan di Riau pertama kali dimenangkan oleh PDI Perjuangan untuk pemilu anggota legislatif dan juga pemilihan gubernur dan wakil gubernur. Ini menunjukkan suatu persemaian," kata dia.

Pengamat: Kekalahan PDIP di Jateng karena Faktor Jokowi dan Prabowo

Sebelumnya, pengamat politik Ahmad Khoirul Umam mengatakan kekalahan PDIP dalam Pilgub Jateng 2024 karena beberapa faktor, termasuk di antaranya pengaruh dukungan (endorsement) Joko Widodo alias Jokowi dan Prabowo Subianto kepada pasangan Ahmad Luthfi-Taj Yasin Maimoen.

“Besarnya dominasi mesin politik koalisi pengusung Luthfi-Taj Yasin sebesar kurang lebih 75 persen, yang didukung oleh political endorsement Jokowi dan Prabowo. Dukungan itu memberikan pesan politik kuat bagi simpul-simpul kekuatan politik, termasuk para donor logistik untuk all out memenangkan Luthfi-Taj Yasin,” kata Direktur Eksekutif Institute for Democracy and Strategic Affairs (IndoStrategic) itu saat dihubungi di Jakarta, Kamis, 28 November 2024.

Hasil hitung cepat (quick count) beberapa lembaga survei konsisten menunjukkan perolehan suara Luthfi-Taj Yasin unggul atas Andika Hendi. Hasil hitung cepat Charta Politika hingga Kamis pukul 12.25 WIB menunjukkan pasangan Luthfi-Taj Yasin memperoleh 58,44 persen suara, sementara Andika-Hendi 41,56 persen suara.

Dari hasil hitung cepat sementara Indikator Politik Indonesia, Luthfi-Taj Yasin mendapatkan 58,31 persen suara, sementara Andika-Hendi 41,69 persen suara. Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC), dalam hasil hitung cepat sementaranya, menunjukkan pasangan Luthfi-Taj Yasin memperoleh 59,16 persen suara, dan Andika-Hendi 40,84 persen suara.

Umam menilai, terlepas dari dukungan itu, kekalahan PDIP di Jawa Tengah, yang selama ini dikenal sebagai kandang banteng, juga karena karakter pemilih di provinsi itu diisi kelompok santri, yang direpresentasikan dalam pasangan Luthfi-Taj Yasin.

“Karakter pemilih Jawa Tengah yang mana wilayah pantura (pantai utara Jawa) didominasi oleh masyarakat santri, yang lebih mendukung representasi kandidat nasionalis-santri yang tercermin di Luthfi-Yasin. Jaringan Nahdlatul Ulama sangat all out mendukung pasangan ini,” kata Umam.

Sementara kandidat yang diusung PDIP, Andika-Hendi, keduanya merepresentasikan kelompok nasionalis.

“Dengan demikian, kekuatan KIM yang di-back up oleh Jokowi bisa memanfaatkan situasi rapuhnya barisan kekuatan PDIP di Jawa Tengah, ditambah lagi constraint (tantangan) utama yang dihadapi calon PDIP pada Pilkada Jawa Tengah ini adalah faktor sangat terbatasnya waktu sosialisasi, termasuk untuk melakukan penetrasi ke segmen santri di Jawa Tengah,” ujarnya.

ANTARA

Pilihan editor: Perludem Sebut Pilgub Melalui DPRD Berpotensi Timbulkan Kesewenang-wenangan Elite Partai

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus