Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Antara Gangguan Ginjal Akut dan Covid-19

Kementerian Kesehatan dan IDAI menduga beberapa penyebab gangguan ginjal akut pada anak. Diduga ada korelasi antara infeksi gangguan ginjal akut dan Covid-19. 

 

15 Oktober 2022 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ilustrasi memeriksa suhu tubuh anak. TEMPO/Bram Selo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Poin penting

  • Ada dugaan gangguan ginjal akut pada anak ini adalah gejala sindrom pasca-Covid-19.

  • Sekitar 50 persen anak penderita gangguan ginjal akut di RSCM pernah terinfeksi Covid-19.

  • Jumlah penderita gangguan ginjal akut pada anak yang terungkap belum tentu merepresentasikan keadaan sebenarnya di lapangan.

JAKARTA - Kementerian Kesehatan dan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) masih terus menelusuri penyebab gangguan ginjal akut pada anak. Hingga kini, kedua lembaga itu belum dapat memastikan penyebabnya, meski mereka sudah menemukan sejumlah indikasi yang diduga menjadi pemicu anak terkena gangguan ginjal akut.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pelaksana tugas Direktur Pelayanan Kesehatan Rujukan Kementerian Kesehatan, Yanti Herman, mengatakan lembaganya tengah melakukan penyelidikan epidemiologi terhadap para penderita dan mencari tahu penyebab atau etiologinya. “Kami melakukan penyelidikan epidemiologi, melihat kemungkinan etiologinya, serta memfasilitasi beberapa kebutuhan dalam rangka penegakan etiologi tersebut," kata Yanti saat konferensi pers secara daring, Jumat, 14 Oktober 2022.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ia mengatakan Kementerian Kesehatan menduga salah satu penyebab gangguan ginjal akut pada anak ini adalah Covid-19. Tapi untuk memastikannya, kata dia, Kementerian Kesehatan tengah menelusuri ke keluarga pasien dan memeriksanya lewat tes polymerase chain reaction (PCR)--pemeriksaan Covid-19.

Gangguan ginjal akut pada anak ini pertama kali terdeteksi di Indonesia pada Januari 2022. Tapi, sejak September lalu, Kementerian Kesehatan menemukan tren lonjakan angka kasus baru. Adapun IDAI mencatat 76 kasus baru di Indonesia pada September lalu. Selama sepuluh bulan, sudah 152 orang anak di beberapa daerah yang terdeteksi menderita gangguan ginjal akut. Kasus ini sudah disampaikan kepada Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Petugas melakukan tes usap terhadap ana-anak di Jakarta. Dok. TEMPO/Muhammad Hidayat

Ketua Umum IDAI, Piprim Basarah Yanuarso, menguatkan dugaan Kementerian Kesehatan. Piprim menjelaskan, ada beberapa teori yang menjadi penyebab gangguan ginjal akut pada anak, antara lain Covid-19 dan sindrom inflamasi multisistem pada anak atau multisystem inflammatory syndrome in children (MIS-C).

"Penyebabnya itu memang belum konklusif. Karena itu, butuh investigasi lebih lanjut," kata Piprim.

Dokter spesialis anak pada Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Cipto Mangunkusumo (RSCM), Eka Laksmi Hidayati, mengatakan RSCM sudah berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan serta mengirim sampel pasien gangguan ginjal akut pada anak ke laboratorium Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan (BKPK)--dulu Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Hasil pemeriksaan BKPK, kata dia, belum dapat disimpulkan adanya infeksi yang konsisten terhadap para penderita.

"Kalau misalnya ada suatu wabah tertentu, artinya temuan virus atau bakterinya akan serupa untuk semua anak itu. Tapi ini tidak, bahkan sangat beragam,” kata Eka dalam acara serupa.

Ia melanjutkan, gangguan ginjal akut pada anak ini ada kemungkinan merupakan gejala sindrom pasca-Covid-19, lalu muncul infeksi. Dia menyebutkan, selama ini RSCM melakukan tes PCR terhadap pasien anak yang menderita gangguan ginjal akut karena alasan pandemi Covid-19. Hasil tes tersebut, 3 orang dari 44 pasien yang menderita gangguan ginjal akut dinyatakan positif terpapar Covid-19.

"Kemudian sekitar 50 persen lebih yang antibodinya positif. Artinya, pasien anak-anak ini datang sudah pernah terinfeksi Covid-19 meskipun orang tuanya sebetulnya menyatakan anaknya tidak pernah diketahui terinfeksi Covid-19," ujar Eka.

Ia juga belum dapat memastikan ada atau tidak ada hubungan antara vaksinasi Covid-19 dan gangguan ginjal akut pada anak tersebut. Tapi, fakta yang diperoleh, sebagian besar anak yang menderita gangguan ginjal akut ini belum pernah divaksin Covid-19.

Menurut Eka, dugaan lain dari penyebab gangguan ginjal akut itu adalah adanya hiperinflamasi yang berhubungan dengan MIS-C. Eka juga membandingkan kasus gangguan ginjal akut pada anak ini dengan penyakit hepatitis, yang menurun dengan sendirinya tanpa diketahui penyebabnya.

"Tiba-tiba ada lonjakan, terus tiba-tiba hilang. Jadi, saya tidak tahu kenapa ada berturut-turut kondisi yang seperti ini di masa setelah kita mengalami pandemi ini," ujar Eka.

Adapun Direktur Pelayanan Medis, Keperawatan, dan Penunjang RSCM, Sumariyono, mengatakan RSCM tengah mengevaluasi temuan mereka berdasarkan manifestasi klinis dari gangguan ginjal akut pada anak tersebut. "Evaluasi-evaluasi kita lakukan semua, mulai infeksi, sudah kita gali. Kemungkinan intoksikasi juga kita gali," kata Sumariyono.

 

Dokter puskesmas mensosialisasi penyakit hepatitis akut di Jakarta, 13 Mei 2022. ANTARA/Rivan Awal Lingga

 

Banyak Penderita Tak Tercatat

Piprim Basarah Yanuarso mengatakan jumlah penderita gangguan ginjal akut pada anak yang terungkap belum tentu merepresentasikan keadaan sebenarnya di lapangan. Alasannya, sejumlah rumah sakit merahasiakan data kasusnya, sehingga IDAI tidak memperoleh data tersebut.

"Ini akan selalu dinamis, jadi kita akan terus perbarui,” kata Piprim. Ia menyebutkan, data penderita sangat penting untuk kepentingan investigasi penyebab infeksi tersebut.

Yanti Herman mengatakan Kementerian Kesehatan bekerja sama dengan berbagai pihak untuk mengungkap data ataupun penyebab gangguan ginjal akut pada anak tersebut. Kementerian Kesehatan juga menyiapkan pemeriksaan penunjang di laboratorium BKPK serta melakukan pemeriksaan metagenomik untuk mengetahui etiologi secara spesifik.

TIMOTHI NATANIEL (MAGANG)

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus