Antara gulali dan sapi

Jenderal (Purn) SOEMITRO, 55 tahun bekas Pangkopkamtib/Wapangab, kini Presiden Komisaris PT Suma Corporation dan PT Cakra Sudarma. Inti jiwa dwifungsi pada dasarnya ikut mempengaruhi proses pengambilan keputusan politik tanpa menggunakan kekuatan angkatan bersenjata. Ini asalnya dari Pak Dirman. Beliau tidak pernah membawa panglimanya berbicara soal pemerintahan. Bukan menjadi decison maker, tapi hanya ikut mempengaruhi pengambilan keputusan politik. Tapi selepas 1965, terjadi kekosongan. Semua kekuatan yang ada adalah Nasakom. Kecuali TNI. Tapi jangan dilihat apa yang dilakukan ABRI sejak 1965 sampai 1970-an itu orisinil. Itu dipaksa keadaan. Banyak jabatan kosong dan kekuatan sospol sipil lebih suka ABRI saja yang menduduki. Malah kami pemah bilang, kalau terus-terusan begini, kami bisa kehabisan kader nanti. Adanya menteri, dirjen, dubes, gubernur sampai lurah dari ABRI, itu bukan tujuan. Ini akibat suatu keadaan. Untuk tahap selanjutnya, kekaryaan dilakukan secara selektif. Jabatan mana yang dianggap strategis dan perlu pengamanan itu untuk ABRI. Juga dipilih orang yang mampu menempati jabatan itu. Ini prospek dwifungsi. Karena itu, kekuatan sospol di luar ABRI harus sudah mempersiapkan kadernya. Jangan sampai kalau nanti diganti sipil malah menjadi jelek.