Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Apa yang membuat theodor kabur ?

Theodor frey, pilot swiss, yang bekerja di ama, yang bergerak dalam misi katolik di ir-ja, melarikan pesawat cessna ke arnhem, australia. alasannya antara lain ia takut ancaman orang indonesia.

7 Mei 1988 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

MESTINYA pesawat terbang ringan, dengan nomor penerbangan 185 PK-RSL itu mendarat di bandar udara Sentani, Jayapura, pada pukul 12.18 tengah hari, Rabu pekan lalu. Nyatanya, waktu yang direncanakan terlampaui beberapa jam pesawat yang ditunggu tak kunjung tiba. Para petugas bandar udara dan Associated Mission Aviation (AMA) - badan yang bergerak di bidang pendidikan dan agama Katolik, pemilik pesawat itu, di Jayapura pun sibuk. Kontak dilakukan ke berbagai bandar udara sekitar. Sekitar pukul 15.00, petugas lapangan terbang Frans Kaisepo, Biak, melaporkan ke Sentani bahwa pesawat AMA itu sudah mendarat di bandar udara Gove, Arnhem, kawasan Australia Utara (Northern Territory). Rupanya, stasiun radio Frans Kaisepo menangkap pesan radio pilot pesawat itu beberapa menit sebelum mendarat di Gove. Mengapa pesawat kesasar begitu jauh ke selatan? Sehari kemudian, Direktur AMA Jayapura, J. Verstegen, memberi penjelasan bahwa pesawat terbang jenis Cessna Skywagon itu dilarikan oleh pilotnya sendiri. Verstegen menilai, perbuatan pilot itu tidak berbeda dengan praktek pembajakan. Sang pilot ialah Theodor Frey, 34 tahun, seorang warga negara Swiss. Ia mengikat kontrak dengan AMA untuk masa tiga tahun. Tapi kontrak itu sendiri baru dijalaninya tiga bulan sampai 1 Mei 1988. Di hari peristiwa itu, Theodor Frey lepas landas dari bandar udara Nabire, Kabupaten Paniai, sekira pukul 09.48, menuju Sentani, Jayapura. Penerbangan Nabire-Sentani biasanya ditempuh dalam waktu sekitar dua jam. Bersama pilot itu turut serta istrinya Martha Frey, 33 tahun, dan anak angkatnya, Sandra Melanie, 16 tahun. Tampaknya, pilot itu sudah merencanakan pelariannya dengan matang, perhitungan yang tepat, dan keberanian yang mengagumkan. Soalnya, pesawat bermesin tunggal dengan bahan bakar penuh itu hanya mampu terbang selama enam jam. Padahal, Nabire-Gove diperhitungkan berjarak lima jam terbang, melintasi Laut Arafuru dan Teluk Carpentaria yang sering dilanda badai. Artinya, bila dalam penerbangan itu pesawat disergap cuaca buruk, bukan tak mungkin Theodor sekeluarga harus mendarat di laut karena kehabisan bahan bakar. Nyatanya, mereka mendarat dengan selamat di Gove, tanpa paspor dan dokumen lainnya Kepada petugas imlgrasi setempat konon Theodor Frey mengaku melarikan diri karena dicekam ketakutan yang amat sangat atas ancaman sejumlah orang Indonesia, karena ia menolak tugas tertentu yang dianggapnya bukan tugasnya sebagai pilot AMA. Dengan alasan itu, ia bisa diterima di Gove selama satu bulan. Kini ia berada dalam tahanan pihak imigrasi setempat. Tapi betulkah ia diancam? Boleh jadi itu sekadar alasan yang dibuat-buat. Sebuah sumber menyebutkan bahwa sebelum melarikan diri Theodor bertengkar dengan seorang mekanik yang bertugas di landasan udara Nabire. Konon, pilot Swiss itu sempat diancam dengan senjata tajam. Namun, betulkah itu alasannya untuk lari? Kepada wartawan TEMPO Sri Indrayati, yang menghubunginya ke Jayapura melalui telepon Senin pekan ini, J. Verstegen hanya mengatakan, "Ia rupanya tak cocok iengan AMA." Tapi kini yang repot adalah AMA. Mereka sudah melapor kepada gubernur dan Laksusda setempat. Lalu Senin pekan ini mereka menghubungi Departemen Perhubungan di Jakarta untuk mengupayakan menjemput pesawat itu dari Gove. Bila berjalan lancar, rencananya 9 Mei nanti Verstegen bersama dua pilot dan seorang mekanik akan terbang ke sana dengan pesawat sendiri untuk mengambil Cessna yang dilarikan Theodor. Saat ini AMA memiliki lima Cessna yang digunakan oleh lembaga yang bernaung di bawah KeuskupanJayapura itu untuk mengantar para misionaris mengurusi umat Katolik di Irian Jaya. AMA mempekerjakan enam pilot. Tiga warga Indonesia, selebihnya orang asing yang dikontrak, semacam Theodor Frey yang kabur itu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus