Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pendidikan

Australia dan Indonesia Jalin Kerja Sama Bilateral di Bidang Keperawatan

AIC mengembangkan kerja sama untuk mengkaji standar pendidikan keperawatan di kedua negara.

15 Januari 2024 | 21.07 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ilustrasi perawat atau suster. Dok. Freepik

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Australia-Indonesia Centre atau AIC mengembangkan kerja sama untuk mengkaji standar pendidikan keperawatan di kedua negara. Lewat projek ini, kedua negara juga akan menyelaraskan standar pendidikan keperawatan agar perawat Indonesia dapat bekerja di Australia.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Proyek ini akan menjadi pintu bagi kerja sama bilateral antara Australia dan Indonesia. Kerja sama ini diproyeksikan melibatkan perawat Indonesia dengan pelatihan spesialis bidang keperawatan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Total anggaran proyek ini hampir US$ 475.000 atau sekitar Rp 7,3 miliar. Anggran ini diberikan oleh Katalis, lembaga pengembangan bisnis pemerintah Australia dan Indonesia yang mempromosikan perdagangan dua arah. 

Direktur Katalis Paul Bartlett mengatakan bahwa peluang bagi perawat Australia dan Indonesia, serta sektor kesehatan sangatlah besar. Namun, perlu fondasi yang tepat untuk mendukung mobilitas dan kerja sama yang lebih kuat.

"Kami sangat senang dapat bekerja sama dengan Australia-Indonesia Centre untuk menyelaraskan standar profesional kesehatan dan akses ke layanan kesehatan di kedua negara, dengan dukungan penuh dari pemerintah Indonesia dan Australia," kata Bartlett dalam keterangannya pada Senin, 15 Januari 2024.

Proyek penelitian akan dipimpin oleh Monash University, Australia bersama dengan Universitas Indonesia (UI) dan Universitas Gadjah Mada (UGM). Australia-Indonesia Centre telah mengumpulkan para ahli kesehatan dan perwakilan industri dari kedua negara dan rekomendasinya akan diberikan akhir tahun ini. Tim peneliti akan dipandu oleh panel penasihat yang terdiri dari para akademisi dan pakar industri dari kedua negara. 

Selama enam bulan ke depan, Monash akan menonjolkan keahliannya di bidang keperawatan untuk memutus kesenjangan pasar serta kesetaraan kualifikasi keperawatan yang relevan. Sementara UI akan unjuk keahliannya di bidang tenaga kerja keperawatan dan migrasi. Kemudian, UGM akan mengontribusi dalam bidang ekonomi kesehatan dan sumber daya manusia.

Hasil pertama dari proyek ini adalah pemahaman tentang peluang pelatihan dan investasi bagi penyedia layanan kesehatan di Australia dan Indonesia. Selain itu, mengisi permintaan pendidik kesehatan yang relevan di Australia.

Melalui laporan penilaian pasar, nantinya akan diketahui permintaan dan penawaran pasar di Indonesia dan Australia. Di samping itu, mengidentifikasi peluang pertukaran lintas negara dan kerangka kerja untuk kerja sama ekonomi bilateral. 

Sedangkan dari aspek penilaian kesetaraan kualifikasi, akan diketahui sejauh mana kualifikasi perawat Indonesia memenuhi kriteria kualifikasi Australia apakah perawat Indonesia memenuhi kualifikasi sebagai Perawat Berkualifikasi Internasional atau Internationally Qualified Nurses (IQN). Dengan begitu, mereka dianggap telah dilatih secara memadai untuk berkiprah di Australia.

Direktur Eksekutif AIC Eugene Sebastian mengatakan proyek tersebut merupakan wujud komitmen AIC untuk mempererat relasi Australia dan Indonesia agar dalam hal kerja sama. "Dengan memanfaatkan jaringan ahli kesehatan dan keperawatan serta koneksi industri di kedua negara, kami akan mengidentifikasi cara-cara untuk mengatasi kesenjangan tenaga kerja dan menciptakan peluang bagi individu yang dapat menghasilkan sistem kesehatan yang lebih baik bagi semua," ujarnya.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus