Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Hampir dua pekan gempa Sulawesi Barat yang menghancurkan ratusan rumah warga pada pertengahan Januari lalu, bantuan untuk pengungsi dinilai belum merata.
Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Manusia dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy tak menampik hal tersebut. Dia menyarankan agar warga atau para relawan segera melaporkan ke posko induk atau Satuan Tugas Penanggulangan Bencana Gempa Sulawesi Barat.
"Oh iya pasti itu, tapi kami selalu benahi secara bertahap. Sampaikan aja ke posko, di bagian mana yang belum kebagian bantuan. Disampaikan aja, di sini ada Pak Danrem atau Pak Dandim," ujar Muhadjir saat ditemui di sela-sela kunjungannya di pengungsian Stadion Manakarra Mamuju, Kamis, 28 Januari 2021.
Muhadjir mengunjungi Sulawesi Barat bersama Menteri Sosial Tri Rismaharini dan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, I Gusti Ayu Bintang pada hari ini. Ketiga Menteri Jokowi itu sempat menyambangi sejumlah lokasi pengungsian di wilayah Malunda dan Kota Mamuju.
"Saya belum menguasai detailnya seperti apa penanganan di sini. Tapi tapi secara umum, kesan saya sudah bagus," ujar Muhadjir.
Baca juga: Kunjungi Korban Gempa, 3 Menteri Jokowi Ingin Pastikan Penanganan Ibu dan Anak
Alasannya kata Muhadjir, di Sulbar ini penanganan korban bencana bukan hanya pengungsi korban gempa, tapi juga pengungsi yang takut karena ada gelombang tsunami.
"Karena itu harus ditangani dengan baik, saya kira mereka harus diyakinkan. Mereka perlu dibesarkan rasa percaya dirinya agar bisa merasa aman," kata Muhadjir.
Dari pantauan Tempo di Kota Mamuju, sejumlah rumah warga dan bangunan vital seperti rumah sakit dan kantor pemerintahan mengalami kerusakan. Beberapa bahkan roboh hingga rata dengan tanah.
Adapun data Pusat Pengendali Operasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) per 18 Januari 2020, melaporkan sebanyak 19.435 orang mengungsi setelah gempa Mamuju- Majene, Sulawesi Barat yang berkekuatan magnitudo 6,2 tersebut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini