PEKAN silam, di TVRI, Uskup Dili bicara soal kerukunan beragama di Timor Timur. Mayoritas umat Katolik di wilayah itu sedang berbahagia. Kemeriahan itu terasa sejak dua pekan silam. Atas nama Sri Paus di Takhta Suci Duta Besar Vatikan Mgr. Francesco Canalini menahbiskan Pastor Carlos Fillipe Ximenes Belo SDB menjadi uskup titularis lorium. Beberapa hari sebelumnya kesibukan sudah tampak. Masyarakat dan ABRI bahkan selama lima hari membangun panggung (12 x 18 meter) untuk penahbisan yang megah di Taman Lacidere Patung Bunda Maria. Selama empat hari, pesta rakyat dan pertunjukan kesenian turut memeriahkan penahbisan di Minggu petang itu. Lebih dari 30 ribu umat Katolik datang dari 13 kabupaten di provinsi itu. Gubernur Mario Viegas Carrascalao, para uskup, dan sejumlah tokoh Katolik hadir pula. Upacara kebaktian agung dimulai. Dengan anggun Mgr. Francesco Canalini memberkati Pastor Belo. Lalu ia membaca surat mandat Sri Paus, plus berkhotbah dan memimpin doa bersama. Ia minta Pastor Belo agar tengkurap. Sedang uskup-uskup dan tokoh Katolik lain harus berlutut. Selama tengkurap dan berlutut itu, lagu rohani Tuban Kasihanilah Kami melantun sekitar 20 menit. Puncak acara penahbisan berlangsung saat Carlos Belo berlutut di hadapan Mgr. Francesco Canalini. Dubes Vatikan itu meletakkan tangannya dan Alkitab di atas kepala Carlos Belo. Kemudian ia mengurapi kepala itu dengan minyak Krisma. Cincin keuskupan dilingkarkan ke jari manis Carlos Belo. Tongkat dan topi kebesaran alias mitra dikenakan padanya. Maka, Carlos Fillipe Ximenes Belo resmi sebagai uskup. Banyak sudah uskup Indonesia ditahbiskan. Tapi, menurut Canalini, kelebihan Carlos Belo karena ia putra daerah pertama yang menjadi uskup. Sebelumnya, uskup itu dijabat orang Portugal. Setelah Portugal hengkang dari Timor Timur, status itu berada di tangan Belo. Ia lahir 3 Februari 1948, di Desa Waikama, Baucau, 130 km arah timur Kota Dili. Belo merupakan uskup termuda di Indonesia. Ia imam dari kongregasi Salesian. Memang ada yang masih terasa mengganjal. Dengan titularis lorium itu berarti status Carlos Belo sebagai uskup seperti belum penuh. Walau begitu, ia sudah berhak memimpin Keuskupan Dili, mewakili kekuasaan Sri Paus di Vatikan sana. Namun, bagi Belo, kedudukannya selaku tangan kanan Paus itu masih bersifat sementara. Vatikan menganggap persoalan Timor Timur belum usai. Karena itu, pada Carlos Belo dicantumkan sebutan tambahan titularis lorium itu. Seperti dikemukakan Mgr. Francesco Canalini, Vatikan menganggap Timor Timur masih merupakan masalah di forum internasional. "Kami tidak mau mempengaruhi. Sebab, jika kami turut menentukan, itu akan mempengaruhi keputusan internasional," ucap Canalini. Unik memang, biarpun sikap Vatikan itu hanya dalam penahbisan uskup. Apa pun sikap Vatikan terhadap Timor Timur, penunjukan Carlos Belo menjadi uskup tak dikaitkan dengan unsur politik. Menurut V. Kartasiswaya, yang menjadi Pro-Sekretaris Konperensi Wali Gereja (KWI), penunjukan Carlos Belo seperti halnya penunjukan uskup-uskup lain, memang serba rahasia. Dan itu adalah hak Paus sepenuhnya. Gereja lokal boleh memberikan usulan 3 calon, tapi Vatikan yang memutuskan siapa yang menjadi uskup -- pengganti rasul menjalankan penggembalaan umat di tiap-tiap daerah. Dengan ditahbiskannya Carlos Belo, kini di Indonesia terdapat 34 keuskupan, dengan 6 uskup agung, yang masing-masing bertanggung jawab langsung pada Vatikan. Keuskupan Dili termasuk yang besar. Mereka membawahkan 23 paroki, dengan jumlah umat 540 ribu jiwa atau sekitar sepersepuluh umat Katolik di Indonesia. Uskup Belo mengaku siap menjalankan tanggung jawabnya. Menurut dia, bertugas di Timor Timur itu berat. Sebab, setiap ucapan pastor dan uskup lebih didengar masyarakat, dibanding di lain daerah. Tapi ia punya resep. "Kami berbicara masalah rohani dan sosial dengan pendekatan yang sederhana sekali," ujarnya. Sedang Mgr. Canalini memuji Belo sebagai administrator jempolan, dan ia optimistis, Belo akan menjalankan tugasnya dengan baik. Laporan Sri Indrayati dan Yopie Hidayat
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini