Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Bengkel atau pangkalan

Presiden soeharto membicarakan masalah fasilitas militer AS di Sembawang, Singapura, dengan PM Goh Chok Tong. Indonesia khawatir comlog westpac itu akan berkembang menjadi pangkalan militer.

25 April 1992 | 00.00 WIB

Bengkel atau pangkalan
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
SETELAH sekian lama ditunggu pihak Indonesia, akhirnya Perdana Menteri Singapura Goh Chok Tong membuka suara soal fasilitas militer AS di negerinya. Agaknya, Goh memang menunggu hari baik untuk membicarakan soal yang agak peka untuk jirannya itu. Yaitu, dalam penandatanganan kawasan industri Batamindo bersama Presiden Soeharto di Pulau Batam, Sabtu lalu. Fasilitas militer yang terletak di Sembawang, di bagian utara Negeri Kota itu, menurut Goh, sebagai bagian dari Komando Logistik Amerika Serikat di wilayah Barat Pasifik, tapi tak akan berkembang menjadi pangkalan militer. Bahwa AS mengincar Singapura, itu berawal dari habisnya masa kontrak "Commander Task Force 73", pangkalan Angkatan Laut AS di Teluk Subic, Filipina, pada 1989. Selain Singapura, Jepang dan Hawaii juga disebut-sebut sebagai tempat elemenelemen militer dari Subic lainnya, di samping Guam, wilayah Amerika. Diam-diam, memorandum of understanding antara Singapura dan Amerika Serikat soal penggunaan kawasan Sembawang sudah ditandatangani pada November 1990. Dijelaskan dalam memorandum tersebut, pesawat-pesawat tempur AS akan memakai Singapura sebagai tempat latihan, dan AL AS memanfaatkannya untuk perawatan dan perbaikan. Januari lalu, pemerintah Singapura secara resmi telah pula menyetujui rencana pemindahan sebagian fasilitas logistik dari Subic ke Sembawang. Fasilitas militer itu bernama Comlog Westpac (Commander Logistic Group Western Pacific). Dan pemerintah Indonesia pun mempertanyakan, yang diinstalasi di Sembawang itu bengkel atau pangkalan militer. Sementara itu, Comlog Westpac rupanya dicurigai Indonesia tak sekadar bengkel, lantaran akan ada seratus personel dari Subic yang akan mangkal di sana. Kabarnya, pihak Indonesia sempat mempertanyakan sejumlah kalimat dalam pernyataan awal kerja sama Singapura dan AS itu. Terutama menyangkut kata-kata rename dan relocation yang ditafsirkan pihak Indonesia sebagai pemindahan komando logistik dari suatu pangkalan ke pangkalan tertentu. "Ini jelas-jelas suatu komando logistik yang digeser," cetus seorang pejabat tinggi. Pejabat tinggi ini menambahkan, kalau keperluannya memang bengkel, pihak Singapura bisa saja menawarkan bengkelnya untuk dipakai oleh AS. Toh bukan langkah itu yang ditawarkan Singapura. "Ini benar-benar suatu komando Amerika yang dibentuk di Singapura," kata pejabat ini. Duta Besar Singapura di Jakarta, Barry Desker, menjelaskan bahwa yang dilakukan negerinya bukanlah mengikat kontrak seperti AS dengan Filipina tentang pangkalan militer. "Seperti sudah berkali-kali saya jelaskan, di Singapura tak akan ada pangkalan militer," kata Desker. Tentang anggapan bahwa Singapura merahasiakan memorandum kerja sama ini, Desker menjawab, "Ya, itu biasa. Dokumen dan komunikasi dua negara tak semua diumumkan isinya." Namun, Desker mengungkapkan, setelah ia menjelaskan soal ini dengan Menteri Sekretaris Negara Moerdiono sebelum Lebaran lalu, "Saya tak melihat ada problem di antara kita." Dan soalnya menjadi lebih jelas ketika Goh membuka soal ini dalam pembicaraan empat mata dengan Presiden Soeharto di Batam. Karena, Presiden agaknya memang serius menanggapi soal Comlog Westpac itu. Sepekan sebelum bertolak ke Batam, secara khusus Presiden membicarakannya dengan Menteri L.B. Moerdani. Barangkali, yang dikhawatirkan, siapa tahu kelak bengkel itu perlahan menjadi pangkalan -- dan Sembawang memang persis di muka hidung Indonesia. TH, Linda Djalil, dan Leila S. Chudori

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600
Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus