Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pendapat

Kesadaran kritis

Proses reifikasi, proses menumpulnya kesadaran kritis mereka yang diperlakukan secara impersonal mengakibatkan robotisasi. untuk menghancurkannya dengan membangkitkan kesadaran kritis.

25 April 1992 | 00.00 WIB

Kesadaran kritis
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
ADA tiga pertanyaan "mengapa" perlu direnungkan. Pertama, mengapa ramalan dan pendapat Marx mengenai kapitalisme akan runtuh oleh gelombang massa buruh yang tertindas sistem monopoli kapitalistis tak terwujud. Kedua, mengapa massa buruh yang semakin tertekan oleh struktur hubungan ekonomi kapitalistis tak memberontak kaum kapitalis. Dan terakhir, mengapa sistem Marxisme komunisme yang dianut di Uni Soviet dan Eropa Timur runtuh. Tulisan ini mencoba membawa dua renungan untuk menjawab "mengapa" tadi. Renungan pertama lebih memusatkan perhatian pada kesadaran orang, dan yang kedua mencoba menganalisa secara kritis untuk membuka sisi-sisi ideologis sebuah sistem politik yang kerap menumpulkan kesadaran kritis warganya. Mengapa ramalan revolusi yang dicanangkan Marx tak terwujud? Gyorgy Lukacslah yang menjawab tajam persoalan ini. Revolusi tak terjadi dalam hubungan sosial ekonomis masyarakat kapitalistis lantaran Marx lupa pada "proses reifikasi". Ini suatu proses impersonalisasi dan materialisasi buruh oleh majikan di masyarakat borjuis kapitalistis. Reifikasi adalah proses menumpulnya kesadaran para buruh yang diperlakukan secara impersonal. Mereka sekadar menjadi robot dalam pabrik. Ini persis seperti para babu di rumah Anda bila mereka diperlakukan sebagai robot yang harus menurut kehendak dan instruksi majikan dalam bekerja. Mereka bisa menjadi robot untuk memasak, mengepel, mencuci, melayani, dan sasaran kemarahan si majikan. Sistem politik dan ekonomi kapitalistik telah menciptakan suasana hidup reifikasi begitu rupa. Bilamana perlu, digunakan manipulasi kebutuhan psikologisnya untuk menumpulkan kesadaran kritisnya sehingga tak berdaya untuk memprotes atau unjuk rasa. Untuk itu, Gyorgy Lukacs memperkenalkan resep untuk menghancurkan robotisasi akibat reifikasi ini dengan membangkitkan kesadaran kritis kaum buruh. Lukacs tak hanya menulis teori untuk membangkitkan kesadaran kritisnya yang tidur, tapi juga mengikhtiarkan praktekpraktek untuk "memanusiakan kembali" lewat drama, sastra, atau kesenian. Ini dimaksudkan agar para buruh sadar akan dirinya yang bukan sekadar robot suatu pabrik. Gagasan ini kemudian dikembangkan dalam model pendidikan penyadaran, misalnya di Amerika Latin oleh Paulo Freire. Ia beken dengan metode konsientisasi atau penyadarannya. Lewat proses penyadaran ini, buruh atau rakyat kecil kemudian mampu bersuara, merumuskan protes, dan menjadi berdaya. Dengan proses "alfabetisasi", yang bukan cuma berarti membebaskan orang kecil dari buta huruf, Freire membangkitkan orang yang bisu dan tumpul kesadarannya akibat tekanan penguasa atau struktur budaya. Mereka menjadi mampu mengartikulasikan sikapnya dan berani berbicara atas namanya sendiri, meski dengan risiko besar. Dalam merenungkan semua itu, sejauh mana reifikasi terjadi sebagai iklim ideologis di sini. Tampaknya hal itu bisa diuji dalam sistem politik atau budaya yang dimanipulasi untuk pembenaran kepentingan pembicara yang "kuat" untuk membungkam kesadaran kritis orang lain. Ambil contoh pembangunan lapangan golf di atas tanah petani sayur. Dalam pernyataan ideologis disebutkan akan menampung ratusan tenaga kerja penduduk di sekitarnya. Untuk itu, beberapa orang yang menggarap tanah diminta rela mengorbankan ladangnya "demi kepentingan orang lebih banyak" dengan ganti rugi berdasarkan "musyawarah kekeluargaan". Pernyataan ideologis yang dimaksud, yakni "demi kepentingan orang lebih banyak", memberikan lapangan kerja bagi penduduk sekitar yang menganggur dan "musyawarah kekeluargaan" dalam ganti rugi. Pernyataan ideologis semacam itu mampu membius rakyat sehingga tumpul kesadaran kritisnya. Proses penggusuran pun berjalan mulus. Padahal, siapa sebenarnya yang bakal untung? Penduduk yang tertampung menjadi pencabut rumput di lapangan golf, pemuda yang akan menjadi caddy atau pengusaha lapangan golf dan orang yang akan main? Sejalan dengan pemikiran itu, proses reifikasi atau penumpulan kesadaran kritis bisa dilihat dalam fenomena sebagai berikut: Pertama, ada sikap ketidakberdayaan. Misalnya orang menjadi cuek menghadapi korupsi yang meluas atau malah ikut terlibat sekalian. Dalam hal ini tampak telah terjadi proses reifikasi masal. Mereka menjadi tak berdaya membangkitkan kesadaran kritisnya untuk mengatakan bahwa korupsi harus diberantas atau tak berani bertindak mencegahnya. Kedua, adanya fenomena reifikasi berupa tiadanya keberanian untuk menampilkan kekhasan atau keunikannya demi ideologi ke-eka-an. Hak hidup mereka yang kecil dalam kemajemukan hampir tak ada. Ketiga, penumpulan kesadaran kritis menyeruak dalam model pendidikan atau rekayasa sosial politis yang tak toleran, membungkam artikulasi-artikulasi kesadaran kritis dalam hal beda pendapat. Setiap proses pencerahan kesadaran kritis selalu mengandaikan terjadinya diskusi, beda pendapat, atau dialog sehat untuk melahirkan ide yang kreatif. Bagaimana ide yang cemerlang bisa muncul kalau soal beda pendapat saja diharamkan? Kesadaran kritis bagaimanapun merupakan penentu kecerdasan dan perkembangan bangsa. Setelah mengerti betul apa itu reifikasi dan bagaimana menangkalnya, alangkah mulianya apabila kita lebih tenang mengikhtiarkan dan mengusahakan agar pelumpuhan kesadaran kritis itu tak menjadi akut.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600
Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus