Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Berpose dengan Jari Dikaitkan Politik, Sandiaga: Nggak Penting

Menurut Sandiaga, lebih baik menyediakan ruang lebih untuk kebijakan yang terbaik untuk bangsa, ketimbang memikirkan simbol saat berpose seperti itu.

21 Oktober 2018 | 07.43 WIB

Cawapres nomor urut 02, Sandiaga Uno, berdiskusi sambil ngopi bareng dengan kalangan milenial dan emak-emak di Cafe Kabeuki, Sirnagalih, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, Senin, 15 Oktober 2018. Dalam kampanyenya, Sandiaga Uno berjanji akan mengembangkan ekonomi kreatif di Tasikmalaya untuk mengurangi pengangguran, serta meminta peran emak-emak dan kaum milenial supaya menjadi lokomotif pertumbuhan di Indonesia. ANTARA FOTO/Adeng Bustomi
material-symbols:fullscreenPerbesar
Cawapres nomor urut 02, Sandiaga Uno, berdiskusi sambil ngopi bareng dengan kalangan milenial dan emak-emak di Cafe Kabeuki, Sirnagalih, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, Senin, 15 Oktober 2018. Dalam kampanyenya, Sandiaga Uno berjanji akan mengembangkan ekonomi kreatif di Tasikmalaya untuk mengurangi pengangguran, serta meminta peran emak-emak dan kaum milenial supaya menjadi lokomotif pertumbuhan di Indonesia. ANTARA FOTO/Adeng Bustomi

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Calon Wakil Presiden Sandiaga Uno menganggap viralnya berita pose foto dengan mengacungkan satu jari atau dua jari sebagai sesuatu yang tidak penting, dan hanya bumbu Pemilihan Umum. "Saya sudah mulai melihat bahwa kita akhirnya berbicara yang remeh-temeh, enggak penting banget," kata Sandi saat ditemui selepas acara konferensi kebijakan luar negeri, di Kota Kasablanka, Jakarta Selatan, Sabtu 20 Oktober 2018.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurut Sandiaga berpose dengan jari di depan kamera itu hanya simbol, bukan berarti menyatakan dukungan pada pasangan calon tertentu. Ia mengatakan dua jari itu lumrah diketahui sebagai lambang kemenangan atau victory sign, bukan bentuk dukungan untuknya. Adapun satu jari dikenal di kalangan santri sebagai salam tauhid.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Menurut Sandiaga, hal ini hanya bagian kecil efek dari pemilu. "Ini bagian dari pemilihan umum, ini bumbunya pemilu."

Pose foto dengan satu jari atau dua jari, mengundang banyak komentar di internet. Di antaranya saat Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) yang menekuk jari seorang mahasiswa yang mengacungkan dua jari menghadiri undangan Dies Natalis ke 66 Universitas Sumatera Utara.

Ada pula pelaporan Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut
Binsar Panjaitan dan Menteri Keuangan Sri Mulyani kepada Badan Pengawas Pemilihan Umum, karena hal serupa saat penutupan forum Internasional Monetary Fund dan Bank Dunia di Bali, Jumat 12 Oktober lalu.

Sandi meminta agar tidak ada pihak yang terlalu mendramatisir kejadian itu. Ia berharap pemilu kali ini lebih ramah, dan jadi ajang untuk mempersatukan bangsa. Menurut Sandiaga, lebih baik menyediakan ruang lebih untuk kebijakan yang terbaik untuk bangsa, ketimbang memikirkan simbol saat berpose seperti itu.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus