Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pendidikan

BMKG Sebut Tak Nyalakan Sirine Peringatan Dini Tsunami di Banten

Akibat bunyi sirine tersebut, warga sekitar pesisir pantai Banten panik karena khawatir ada tsunami susulan.

23 Desember 2018 | 15.01 WIB

Petugas Basarnas dibantu warga mengevakuasi korban meninggal akibat tsunami di pesisir Cinangka, Serang, Banten, Ahad, 23 Desember 2018. Hingga pukul 10.00 WIB tadi, sebanyak 62 orang tercatat tewas akibat tsunami Selat Sunda pada Sabtu malam, 22 Desember 2018. ANTARA/Basarnas
Perbesar
Petugas Basarnas dibantu warga mengevakuasi korban meninggal akibat tsunami di pesisir Cinangka, Serang, Banten, Ahad, 23 Desember 2018. Hingga pukul 10.00 WIB tadi, sebanyak 62 orang tercatat tewas akibat tsunami Selat Sunda pada Sabtu malam, 22 Desember 2018. ANTARA/Basarnas

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan bahwa sirine peringatan dini tsunami di Banten tidak aktif atau berbunyi. Hal tersebut disampaikan menyusul adanya kepanikan masyarakat akibat bunyi sirine.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Terkait bunyi sirine tadi pagi sirine BMKG tidak dinyalakan. Jadi harus dipastikan dulu apakah itu sirine BMKG," kata Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Tiar Prasetya di Jakarta, Ahad, 23 Desember 2018.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Akibat bunyi sirine tersebut, warga sekitar pesisir pantai Banten panik karena khawatir tsunami susulan. Sebab sebelumnya, sejumlah wilayah di Pandeglang dan Serang diterjang tsunami pada Sabtu malam, 22 Desember 2018.

Tiar menjelaskan sirine BMKG bisa didengar hingga jarak dua kilometer dengan suara yang statis. Selain itu, untuk mengaktifkan sirine BMKG tidak cukup hanya dengan menekan tombol tapi dapat diaktifkan dengan remote dan jika diaktifkan secara manual ada beberapa tahap yang harus di lakukan.

Dari pantauan tide gauge atau alat pengukur perubahan level air, BMKG juga tidak terdeteksi kenaikan gelombang. "Memang saat ini di Selat Sunda dan terjadi kenaikan gelombang mungkin karena traumatis peristiwa semalam maka kenaikan gelombang yang biasa pun bisa dikaitkan dengan tsunami susulan," kata dia.

Berdasarkan catatan BMKG, sejauh ini tidak ada aktivitas seismik yang signifikan. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi juga mencatat Gunung Anak Krakatau masih dalam status waspada. Aktivitas gunung ini diduga menjadi penyebab tsunami yang melanda pesisir Banten dan Lampung.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus