OLIMPIADE baru akan dibuka 28 Juli mendatang. Tetapi sebelum pistol start ditembakkan di Stadion Memorial Coliseum Los Angeles, berbagai rekor dunia sudah bertumbangan. Dalam pertandingan internasional di Eberstadt. Jerman Barat, Minggu lalu, peloncat tinggi Zhu Jianhua, jantung hati orang-orang Cina, melayang di atas mistar 2,39 meter. Berarti, dia memperbaiki 1 cm rekor dunia yang diciptakannya sendiri September silam di Shanghai. Satu hari sebelumnya, di Mannheim (Jerman Barat) atlet domestik serba bisa Jurgen Higsen mencatat rekor dunia baru dasalomba 8789. Lebih tajam 19 point dari rekor lama yang diukirnya tahun lalu. Sementara itu, pada 3 Juni, dua rekor dunia pecah pula. Pelari estafet putri Jerman Timur (Gesine Walther, Sabine Busch, Dagmar Ruebsan, dan Marita Koch) mempertajam rekor dunia 4 X 400 meter dari 3 menit 19,04 detik menjadi 3 menit 15,92 detik, juga atas nama tim Jerman Timur, yang diciptakan tahun 1982 dalam kejuaraan dunia atletik di Helsinki. Sedangkan Sergei Bubka, peloncat galah Soviet, melenting setinggi 5,88 meter dalam sebuah pertandingan di Paris. Ia memecahkan rekor dunia yang diciptakannya seminggu sebelumnya (5,85 meter) di Cekoslovakia. Dalam rangkaian pemecahan rekor dunia kembali atlet Soviet unjuk gigi. Natalia Lysovskaya berjinjit dan melontarkan peluru sejauh 22,53 meter. Ia memecahkan rekor Ilona Slupianek (Jerman Timur) 22,45 meter. Dalam pada itu, di kolam renang, perenang Jerman Barat Michael Gross memecahkan rekornya sendiri untuk 200 meter gaya bebas dari 1 menit 47,87. detik menjadi 1 menit 47,55 detik, dalam kejuaraan nasional di Munich 8 Juni. Dari kolam renang hanya Gross yang berjaya. Sedangkan lima pemecahan rekor yang terjadi di cabang atletik barangkali tercatat sebagai yang paling besar dalam sejarah pemecahan rekor sebulan menjelang berlangsungnya Olimpiade. Kalau dihitung pemecahan rekor dunia 1.000 meter putri (tidak dilombakan dalam Olimpiade) dari 1 menit 15,10 detik menjadi 1 menit 14,24 detik oleh Erika Salumjae (Soviet) di Tashkent, 17 Mei lalu, jumlah pemecahan rekor pra-Olimpiade sekarang ini sama dengan jumlah pemecahan yang terjadi di cabang atletik pada Olimpiade Moskow 1980. Padahal belum semua negara menyelenggarakan uji coba untuk memilih atletnya yang terbaik ke Los Angeles. Siapa tahu atlet Amerika Serikat bakal menyumbangkan rekor dalam seleksi nasional mereka yang akan berlangsung 16-24 Juni ini. Atlet-atlet top AS kelihatannya memusatkan perhatiannya untuk trial yang akan diadakan di Stadion Memorial Coliseum. Mereka menghindari pertandingan-pertandingan kecil untuk menyimpan tenaga. Carl Lewis, juara dunia 100 meter, 200 meter, dan lompat jauh di Helsinki, menarik diri dari kejuaraan nasional atletik yang berlangsung di San Jose, California, 8 Juni yang lalu. Begitu juga pelari 100 meter Mel Lattany yang punya catatan waktu terbaik 9,96 detik. Pemegang rekor dunia lempar lembing Tom Petramoff dan bintang pelari jarak menengah Mary Decker juga absen. Namun, Earl Bell (loncat galah) dalam kejuaraan di San Jose itu sempat membikin tegang saraf ketika dia meminta mistar 1 cm di atas rekor Bubka. Tapi gagal. Dia hanya bisa menyumbangkan rekor baru AS - 5,80 meter. Mungkin, kalau Uni Soviet dan 13 sekutunya tidak memboikot akan lebih banyak lagi lahir rekor baru di Olimpiade Los Angeles nanti. Dan rupanya absennya atlet blok Soviet itu tidak saja berakibat kurang kerasnya persaingan, tapi membikin perusahaan-perusahaan sepatu olah raga pusing. Nike, Adidas, dan Tiger (tiga nama paling beken) telah mengalokasikan anggaran sebesar US$ 2 juta untuk atlet-atlet pemakai sepatu mereka. Jumlah ini meliputi bonus terselubung bagi atlet yang merebut emas, misalnya, bisa mencapai US$ 50.000, untuk perak US$ 30.000, dan $ 15.000 untuk perebut medali perunggu. Hanya atlet negara-negara blok Soviet yang tidak menandatangani perjanjian bonus semacam itu. Sedangkan absennya Sergei Bubka dan kawan-kawan mempermudah Edwin Moses dan teman-temannya merebut medali. Perusahaan sepatu tadi memperhitungkan, mereka akan mengeluarkan dana dua kali lipat dari yang dianggarkan. Tidak begitu jelas apakah peloncat tinggi Zhu Jianhua akan memperoleh bonus dari Nike yang dipakainya, kalau dia berhasil merebut medali. Tetapi yang jelas niatnya untuk membangkitkan RRC dalam Olimpiade kuat nian. Atlet yang digelari "tauge" karena ceking dengan tinggi 1,93 meter itu berlatih mati-matian menuju Los Angeles. Untulk melawan takut menghadapi mistar, pelatihnya, Hu Hongfei, membutuhkan semacam "tempat tidur" setinggi sasarannya di Los Angeles. "Ini sengaja dibuat untuk melawan rasa takut menghadapi ketinggian, kata pelatihnya itu kepada wartawan majalah China Sport terbitan Beijing. Untuk mendorong keberanian psikologisnya, dia tidak menggunakan mistar standart, tapi yang lebih pendek. Sehingga dia seakan-akan merasa melampaui mistar yang terlalu tinggi. Akibatnya, begitu berlaga di lapangan yang sebenarnya, dia akan dengan mudah melampauinya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini