Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Ilham Saputra mengimbau agar masyarakat memperlakukan petugas KPU yang melakukan pencocokan dan penelitian atau coklit data pemilih dengan baik. Menurut dia, dari beberapa foto dan informasi yang diterimanya, petugas coklit diperlakukan tidak manusiawi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Kami diterima di pagar, pakai ember dari atas ruko, itu kan sangat tidak manusiawi, kami kan bukan maling," katanya di D'Hotel, Jalan Sultan Agung, Guntur, Jakarta Selatan, Ahad, 11 Februari 2018.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Coklit secara serentak akan dilakukan di 171 daerah yang akan mengikuti pemilihan kepala daerah 2018. Kegiatan pemutakhiran data daftar pemilih ini digelar perdana dan serentak dengan sistem door-to-door sejak Sabtu, 20 Januari 2018.
Ilham mengatakan coklit tersebut berlaku untuk semua warga negara. Dia mengatakan tujuan kegiatan itu adalah memastikan data pemilih dalam pilkada 2018 lebih akurat. "Masyarakat agar bisa proaktif dalam mendaftarkan dirinya atau melayani petugas kami yang mengisi daftar pemilih tetap," ujarnya.
Gerakan coklit serentak ini melibatkan semua stakeholder KPU meliputi 7 komisioner tingkat pusat, 155 komisioner tingkat provinsi, 1.905 komisioner tingkat kabupaten/kota, 27.820 panitia pemilihan kecamatan, 193.602 panitia pemungutan suara, serta 385.791 petugas pemutakhiran data pemilih.
Seluruh jajaran tersebut akan tersebar di 171 daerah yang akan menyelenggarakan pilkada serentak, yang meliputi 5.564 kecamatan, 64.534 desa/kelurahan, dan lebih-kurang 385.791 tempat pemungutan suara.