Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Guru Besar Bidang Keamanan Global Universitas Padjadjaran atau Unpad R. Widya Setiabudi Sumadinata merupakan salah satu tim panelis dalam debat capres yang akan digelar Ahad, 7 Januari 2024. Widya mengatakan materi dan isu yang akan diangkat sesuai tema debat telah menjadi makanan keseharian para panelis.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Ide mau bertanya apa, itu di antara kami sudah di kepala,” kata Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik di Unpad itu, Kamis 4 Januari 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Komisi Pemilihan Umum (KPU) telah menetapkan 11 orang panelis yang akan merumuskan daftar pertanyaan seputar isu dari tema debat terkait pertahanan, keamanan, hubungan internasional, globalisasi, geopolitik, dan politik luar negeri.
Para panelis debat capres akan merumuskan pertanyaan-pertanyaan untuk ketiga capres, yakni Anies Baswedan, Prabowo Subianto, dan Ganjar Pranowo. Anggota panelis, menurut Widya, merupakan ahli dan akademisi.
“Mungkin tantangan nanti itu bagaimana panelis mengelola ego-nya masing-masing karena tentu ingin mengajukan pertanyaannya,” ujar dia.
Widya direkrut oleh tim teknis KPU beberapa hari lalu untuk menjadi panelis. Dia mengaku tidak tahu persis bagaimana bisa diajak. Dugaannya, dari rekam jejak para panelis yang beberapa anggota telah dikenalnya.
Rencananya pada Jumat, 5 Januari 2024 akan ada pengarahan dari KPU kepada tim panelis. Para panelis itu akan dikarantina selama tiga hari untuk merumuskan daftar pertanyaan debat ketiga mulai 5 Januari 2024. “Tantangan lainnya juga mungkin bagaimana merumuskan pertanyaan yang bisa menggambarkan pengetahuan, pemahaman, visi, strategi, prediksi dari para kandidat,” kata Widya.
Dari tema yang disiapkan, menurutnya, paling tidak ada tiga yang saling terkait yaitu pertahanan, hubungan internasional, dan geopolitik. Selain Widya ada sepuluh panelis lain dalam tim.
Mereka adalah Guru Besar Bidang Keamanan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Kristen Indonesia Angel Damayanti, dosen Hubungan Internasional dan ahli kajian industri pertahanan dan alih teknologi Universitas Binus Curie Maharani Savitri.
Kemudian, Guru Besar Ilmu Hubungan Internasional Universitas Indonesia Evi Fitriani, Guru Besar Hukum Internasional Universitas Indonesia sekaligus Rektor Universitas Jenderal Ahmad Yani Hikmahanto Juwana.
Panelis lain yaitu ahli aspek geospasial hukum laut Universitas Gadjah Mada I Made Andi Arsana, lalu dosen Program Studi Hubungan Internasional sekaligus ahli keamanan dan pertahanan Universitas Pertamina Ian Montratama, serta peneliti Pusat Riset Politik Badan Riset dan Inovasi Nasional Irine Hiraswari Gayatri.
Kemudian, pakar keamanan dari Universitas Pertahanan Kusnanto Anggoro, Kepala Staf Angkatan Laut 2012—2014 sekaligus Ketua Dewan Guru Besar Universitas Pertahanan Laksamana TNI Purn. Marsetio, juga Dekan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Islam Internasional Indonesia dan Senior Fellow CSIS Philips J. Vermonte.