Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pendidikan

Deretan Warisan Budaya ini Pernah Diklaim Malaysia dari Reog hingga Rendang

Tidak hanya sekali Malaysia mengklaim warisan budaya Indonesia ke UNESCO sebut saja reog, rendang, batik hingga angklung.

18 April 2022 | 13.35 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Sejumlah penari menampilkan tari Reog Ponorogo saat mengikuti Festival Reog Nasional (FRN) di atas Panggung Utama Alun-alun Ponorogo, Jatim, Sabtu (2/11). ANTARA/Fikri Yusuf

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Malaysia berencana mengajukan Seni Reog Ponorogo sebagai warisan budaya milik mereka ke UNESCO. Padahal sudah jelas ada embel-embel nama daerah yang menyertai kesenian tersebut, yaitu Ponorogo, salah satu kabupaten di Jawa Timur.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tidak hanya sekali Malaysia mengklaim warisan budaya Indonesia sebagai negara tetangganya, beberapa kesempatan, sejumlah budaya mulai dari kerajinan hingga kuliner pernah diakui negeri jiran tersebut. Melansir dari berbagai sumber, berikut adalah budaya Indonesia yang pernah diklaim Malaysia.

  1. Reog

Baru-baru ini, Malaysia mengklaim Reog sebagai kesenian budayanya. Bahkan, Malaysia akan mendaftarkan Reog sebagai warisan budaya UNESCO atas nama Malaysia. Kabar klaim atas Reog Ponorogo sudah ada sejak 2007, padahal, dari namanya sudah jelas bahwa Reog adalah milik Indonesia, Ponorogo adalah salah satu kabupaten di Jawa Timur, berdekatan dengan Madiun dan Trenggalek. Mengetahui hal itu, Menko PMK Muhadjir Effendy meminta Pemerintah Ponorogo segera mengusulkan Reog Ponorogo ke UNESCO.

  1. Lagu Rasa Sayange

Lagu Rasa Sayange diciptakan oleh Paulus Pea dari Maluku yang tercatat pada tahun 1958 di Lokananta, Solo. Lagu tersebut pernah diklaim Malaysia dalam bentuk iklan pariwisata negeri Jiran tersebut dan menampilkan salah satunya lagu Rasa Sayange. Hal itu membuat masyarakat Indonesia geram, namun ketegangan tersebut kemudian diredam oleh Menteri Kebudayaan, Kesenian, dan Warisan Budaya Malaysia Rais Yatim. Ia mengakui secara resmi bahwa lagu tersebut adalah milik Indonesia.

  1. Batik

Malaysia lagi-lagi mengklaim batik telah menjadi bagian dari kebudayaannya sejak lama. Mengetahui hal itu, Pemerintah Indonesia mengirimkan nota keberatan untuk Pemerintah Malaysia. Kemudian, Indonesia dengan segera mendaftarkan batik ke UNESCO pada 2 Oktober 2008. Setahun setelahnya, pada 2 Oktober 2008 UNESCO mengakui secara resmi batik adalah salah satu warisan budaya Indonesia.

  1. Rendang

Rendang adalah makanan khas Padang, Sumatera Barat. Melansir dari berbagai sumber, Rendang menjadi salah satu kekayaan kuliner nusantara yang diklaim Malaysia. Klaim atas makanan yang disebut sebagai masakan terenak di dunia versi CNN itu lantaran banyak orang Sumatera Barat yang tinggal di Malaysia dan memasak Rendang.

  1. Keris

Senjata tradisional Jawa yang telah digunakan sejak zaman Majapahit menjadi ciri khas Keris. Malaysia sempat mengklaim bahwa Keris adalah warisan nenek moyang mereka. Akan tetapi, pada 25 November 2005 UNESCO menetapkan Keris sebagai lambang budaya warisan milik Indonesia. Hal itu mengingat catatan sejarah panjang Keris yang turut mewarnai Indonesia.

  1. Songket

Badan PBB untuk urusan budaya, UNESCO mengakui Songket sebagai warisan  budaya tak benda asal Malaysia pada 15 Desember 2021 lalu. Melalui keterangannya, UNESCO menyebut Songket adalah kain yang ditenun menggunakan tangan oleh perempuan di Semenanjung Malaysia dan Sarawak. Sementara itu, anggota DPR Komisi X Abdul Fikri Faiqh menilai, sama halnya pantun, Songket bisa menjadi budaya Malaysia lantaran adanya kedekatan lokasi geografis dua negara (Malaysia dan Indonesia). Namun, tetap saja masyarakat Indonesia masih geram dengan klaim atas Songket sebagai warisan budaya Indonesia.

  1. Angklung

Angklung dikenal sebagai alat musik khas Sunda, salah satu suku di Jawa Barat. Namun, Malaysia mengklaim alat musik dari bambu ini milik mereka. Setelah melalui perdebatan antara Indonesia dengan Malaysia, Angklung terdaftar sebagai budaya lisan dan non bendawi Indonesia di UNESCO pada November 2010.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Banyaknya warisan budaya Indonesia yang diklaim Malaysia bukan tanpa sebab. Salah satunya yaitu masyarakat Indonesia dari berbagai suku yang tinggal di Malaysia cukup banyak. Mereka menurunkan warisan budaya tersebut ke anak-cucunya. Karena itu, tak sedikit masyarakat setempat yang kemudian mengakui warisan budaya yang diterimanya dari nenek moyang adalah milik negaranya sebagai tempatnya tumbuh dan besar.

RISMA DAMAYANTI 

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus