Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Anggota Komisi X DPR RI, Desy Ratnasari mengajak peserta Pekan Ilmiah Nasional Mahasiswa atau Pimnas 2023 yang ke-36 di Universitas Padjadjaran (Unpad) untuk menjadi pemimpin nasional. Menurutnya, jika semua peserta Pimnas menjadi periset, inventor dan inovator, namun tidak terlibat sebagai orang yang mengambil keputusan dan pembuat kebijakan, ”Tidak akan ke mana-mana,” katanya di malam penutupan acara, Kamis, 30 November 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Desy, seperti yang disampaikan kalangan akademisi, ada gap atau kesenjangan antara riset inovasi dengan implementasi. Dia menyayangkan jika ada riset yang hebat, namun pemerintah maupun industri tak memanfaatkannya. “It’s so bad,” ujar mantan penyanyi dan model itu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Karena itu, kata Desy, dari kalangan peserta Pimnas kelak harus ada yang menjadi pengambil kebijakan untuk memfasilitasi bidang riset dan inovasi dengan pembuat kebijakan. Sehingga semua keputusan kementerian berbasis hasil riset dan inovasi. “Kalau dua-duanya sendiri-sendiri enggak akan nyambung, industri juga enggak akan pakai,” ujarnya.
Dia berharap program Merdeka Belajar Kampus Merdeka atau MBKM dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi membuat mahasiswa menghasilkan inovasi melaui riset data ilmiah dan serasi dengan industri. Tujuannya agar para lulusan perguruan tinggi bisa menjadi tenaga kerja produktif dan punya nilai tinggi spesialisasi. “Tidak hanya sekedar lulusan yang cari kerja, tapi punya spesialiasi keterampilan dan ilmu pengetahuan agar nilai profesionalnya lebih tinggi,” kata Desy.
Sementara itu Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Makarim mengatakan, pelaksanaan Pimnas 2023 bertepatan dengan perjalanan empat tahun Kementerian mengakselerasi pendidkan tiggi melalui program MBKM. Dari 26 terobosoan MBKM, 10 di antaranya berkaitan dengan pendidikan tinggi.
“Hal itu menjadi bukti keseriusan kami dalam menjadikan perguruan tinggi sebagi pusat inovasi dan juga prestasi untuk menyiapkan lulusan yang mampu menghadapi tantangan global,” ujarnya secara daring.
Berkat dukungan pimpinan perguruan tinggi di Indonesia, kata Nadiem, lebih dari 910 ribu mahasiswa mendapatkan pengalaman berharga mengikuti program MBKM. Mereka terlibat dalam program magang di perusahaan atau organisasi kelas dunia, mengajar di sekolah-sekolah kawasan tertinggal, terdepan, dan terluar atau 3T, mengerjakan projek pembangunan desa, atau beradaptasi dengan lingkungan baru ketika mengikuti pertukaran pelajar. “Kini kreativitas mahasiswa kita dapat terasah dengan baik,” ujarnya.
Ajang Pimnas ke-36 pada 2023 yang berlangsung 26-30 November di Universitas Padjadjaran, Jatinangor, melibatkan 2.411 mahasiswa dari 106 perguruan tinggi di Indonesia. Nadiem berharap kegiatan itu semakin menumbuhkan semangat mahasiwa di Indonesia untuk terus berkarya dan berkompetisi serta berkontribusi dengan karya-karya yang diciptakan.