Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, SURABAYA - Kepala Instalasi Rawat Darurat Rumah Sakit Umum Daerah Dokter Soetomo, dokter Urip Murtedjo, mengatakan empat korban ledakan bom Surabaya di Gereja Santa Maria Tak Bercela di Jalan Ngagel dan Gereja Pantekosta Pusat Surabaya di Jalan Arjuno yang dirawat di rumah sakit itu telah selesai dioperasi.
Mereka telah dipindahkan dari ruang operasi ke kamar perawatan. Menurut Urip, luka-luka empat pasien, dua laki-laki dan dua perempuan, cukup parah. Dua korban laki-laki ialah anggota kepolisian yang menjaga kebaktian di Gereja Santa Maria Tak Bercela. “Kondisinya jelek,” kata Urip, Ahad petang, 13 Mei 2018.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Urip menuturkan korban mengalami tiga luka bakar serta trauma perut dan dada. Raut muka korban, katanya, rusak berat. Menurut Urip butuh waktu sekitar tiga bulan untuk memulihkan kondisi mereka. Saat ditanya apakah korban akan mengalami cacat permanen, Urip membenarkan. “Rasanya akan seperti itu,” kata dia.
Urip berujar dua anggota polisi yang luka berat layak ditinjau Kepala Kepolisian RI Jenderal Tito Karnavian. Sebab, mereka bekerja untuk kemanusiaan, yakni menjaga umat yang sedang beribadah. “Ini harusnya ditinjau Pak Kapolri, mereka yang menjaga gereja,” ujar Urip.
Sebelumnya, Rumah Sakit Dokter Soetomo menangani lima korban ledakan bom. Namun satu orang korban berjenis kelamin perempuan dipindahkan ke rumah sakit swasta.
Juru Bicara Rumah Sakit Soetomo, Pasta Manurung, mengatakan satu orang korban bom Surabaya sudah dipindahkan. “Semula lima yang kami rawat, namun satu telah dipindah,” kata dia.
KUKUH S. WIBOWO