Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Lampung - Empat ratusan penduduk Pulau Sebesi yang semula keukeuh bertahan akhirnya mau mengungsi. Sebesi adalah sebuah pulau di Selat Sunda yang dekat dengan Gunung Anak Krakatau.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kepala Dinas Perhubungan Lampung Selatan Anasrullah, ratusan pengungsi itu berangkat pukul 16.30 WIB dari Pelabuhan Pulau Sebesi pada Kamis, 27 Desember 2018. Mereka tiba di Pelabuhan Panjang, Bandar Lampung pukul 18.00 WIB menggunakan KRI Teluk Cirebon-543.
"Alhamdulillah, semua pengungsi telah tiba dengan selamat. Di sana dan sudah diterima oleh Danlanal Lampung, Mereka juga sudah diserahkan kepada Pemerintah Kabupaten Lampung Selatan," kata Anasrullah.
Saat ini mereka berada di posko pengungsian yang ada di Lapangan Tenis Indoor Kalianda, Lampung Selatan. Sebelumnya, sebagian warga Pulau Sebesi, enggan diungsikan oleh pemerintah.
Penjabat Kepala Desa Tejang Pulau Sebesi Sugeng menuturkan mulanya tidak semua warga Pulau Sebesi dievakuasi karena sebagian masih ingin tetap bertahan. "Jumlah penduduk ada 2.814 jiwa, sebagian ada yang bertahan atas permintaan sendiri," kata Sugeng. Saat ini, semua penduduk Sabesi sudah terevakuasi.
Evakuasi ini merupakan antisipasi pemerintah terkait meingkatnya aktivitas Gunung Anak Krakatau. Teranyar, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menaikkan status Gunung Anak Krakatau dari waspada level II menjadi siaga level III.
Gunung Anak Krakatau meningkatkan aktivitas sejak Rabu, 26 Desember 2018 malam. Dari pengamatan yang dilakukan pukul 00.00-06.00 WIB, aktivitas erupsi gunung api ini masih berlangsung. Tremor secara terus menerus tercatat dengan amplitudo 8-32 milimeter yang didominasi 25 milimeter. Selain itu juga terdengar dentuman suara letusan.