Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ringkasan Berita
Hingga Senin kemarin, tim SAR belum berhasil menemukan semua korban tanah longsor di Nganjuk, Jawa Timur.
Proses evakuasi korban tanah longsor di Ngajuk, Jawa Timur, terhambat oleh tekstur tanah yang labil.
Tersisa sepuluh warga Ngetos, Nganjuk, yang masih tertimbun longsoran.
JAKARTA – Tim evakuasi dan relawan kesulitan mencari semua korban yang tertimbun longsoran di Dusun Selopuro, Desa Ngetos, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur. Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Raditya Jati, mengatakan tim evakuasi tidak bisa menggunakan alat berat untuk mencari korban karena tekstur tanah yang labil. Kendala lain adalah lokasi bencana yang sempit.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Alat berat belum dapat ke lokasi terkena dampak karena jalur ke lokasi yang sempit," kata Raditya, kemarin.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Raditya mengatakan hingga saat ini tim SAR gabungan masih mencari korban dengan mengandalkan peralatan sederhana. Tanah longsor di Desa Ngetos itu terjadi pada pukul 18.30 WIB, dua hari lalu. Bencana ini menyebabkan puluhan warga Ngetos tertimbun tanah. Setelah tanah longsor terjadi, tim SAR melakukan pencarian.
Hingga Senin malam, tim SAR sudah mengevakuasi 26 orang yang tertimbun longsoran. Dari jumlah itu, sembilan orang di antaranya ditemukan dalam kondisi meninggal. Sisanya masih hidup, tapi mereka menderita luka-luka. Saat ini mereka dirawat di puskesmas setempat. Tim SAR memperkirakan ada sepuluh orang warga yang masih tertimbun longsoran.
Tanah longsor ini juga membuat lebih dari seratus warga Ngetos mengungsi ke tenda-tenda darurat. Saat ini mereka menginap di tenda darurat yang dibangun di area Sekolah Dasar Negeri 1 Ngetos. Mereka mengungsi karena tempat tinggalnya tertimbun longsoran.
Warga korban tanah longsor mengungsi di SD Negeri Ngetos 3, Desa Ngetos, Nganjuk, Jawa Timur, 15 Februari 2021. ANTARA/Prasetia Fauzani
Kepala Kantor SAR Surabaya, Hari Adi Purnomo, mengatakan lembaganya mengirim dua tim ke lokasi bencana untuk membantu mengevakuasi korban. Kedua tim operasi itu beranggotakan 15 orang. Mereka berasal dari Kantor SAR Surabaya dan Pos SAR Trenggalek.
“Kantor SAR juga mengerahkan satu unit alat berat berupa ekskavator untuk mencari korban yang belum ditemukan,” kata Hari.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur ikut membantu melakukan evakuasi. Mereka mengirim dua tim ke lokasi bencana serta memboyong peralatan evakuasi dan logistik bagi para pengungsi. Pelaksana tugas Kepala BPBD Jawa Timur, Yanuar Rachmadi, menyatakan kedua tim dikirim dari Surabaya menuju Nganjuk dalam dua tahap. Tim pertama telah berangkat ketika tanah longsor terjadi, Ahad lalu. Tim kedua yang membawa peralatan evakuasi menyusul berangkat kemarin.
"Tim kedua kami berangkatkan sebagai dukungan penanganan bencana serta membawa peralatan dan logistik," kata Yanuar.
Petugas medis memeriksa kondisi kesehatan korban tanah longsor di pengungsian di SD Negeri Ngetos 3, Desa Ngetos, Nganjuk, Jawa Timur, 15 Februari 2021. ANTARA/Prasetia Fauzani
Selain peralatan evakuasi, kata Yanuar, tim BPPD Jawa Timur membawa empat set alat pelindung diri, satu unit alat komunikasi, serta logistik berupa 120 paket makanan dan 120 paket makanan tambahan gizi.
Dinas Sosial Jawa Timur ikut mengirim bantuan logistik tanggap bencana bagi para pengungsi bencana tanah longsor. Mereka mengirim 200 set makanan anak-anak, 200 lembar matras, 200 lembar kasur, 50 paket pakaian dalam anak, 120 makanan siap saji, dan 50 helai selimut.
AVIT HIDAYAT | EGI ADYATAMA | ANT
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo