Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
PURBALINGGA -- Film dokumenter Banjaran Menolak Sampah! produksi Cinema Lovers Community (CLC) berhasil masuk dalam Program Diskusi dan Presentasi serta Program Horison di South to South (StoS) Film Festival 2014.
Program Diskusi dan Horison akan berlangsung pada Senin, 17 Maret 2014 pukul 13.00 di Goethe Institute atau Pusat Kebudayaan Jerman di Jakarta. Sementara itu, Program Horison merupakan pemutaran film bersama dua film dokumenter lainnya akan digelar di tempat yang sama pada Selasa, 18 Maret 2014.
Dalam program Diskusi, pembuat film akan mempresentasikan hasil karyanya. Sementara itu, dalam program Horison, panitia akan memutar film dengan tema lingkungan dan sosial dari seluruh dunia, baik film panjang maupun film pendek.
Sutradara film Banjaran Menolak Sampah!, Bowo Leksono, mengatakan ini merupakan kesempatan yang bagus untuk mengabarkan secara lebih luas mengenai persoalan lingkungan di Purbalingga yang sudah puluhan tahun tidak terselesaikan. "Kasus TPA Banjaran itu persoalan serius, terjadi juga di daerah lain. Tapi karena Purbalingga kota kecil dan kasusnya tidak terekspos, ya lewat film ini caranya," kata dia, kemarin.
Selain itu, Bowo menambahkan, dalam Program Pemutaran dan Diskusi, ia bersama dua pembicara lain dari Vietnam dan PLAN Internasional akan menjabarkan bagaimana pengalaman dalam menggunakan media film sebagai tindakan aktivitas sosial dan bagian dari gerakan. "Semua film pendek dan dokumenter yang dihasilkan anak muda Purbalingga itu pada dasarnya sarat kritik. Sebagian besar ditujukan kepada penguasa daerah. Ya, kritik dalam kemasan seni film," kata dia.
Mendengar film tersebut diputar perdana di Desa Banjaran, Kecamatan Bojongsari, Purbalingga, lewat media layar tancap di akhir tahun lalu ini, seorang warga Desa Banjaran, Yunus Riansyah, merasa senang. Sebab, film tentang Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Banjaran diputar untuk publik di Jakarta. "Warga Desa Banjaran tidak tinggal diam, terus bergerak untuk menentang keberadaan TPA Banjaran yang bertahun-tahun mencemari warga. Lewat film yang dibuat oleh CLC, semakin menyemangati kami untuk terus berjuang," kata Yunus.
StoS Film Festival merupakan festival film dua tahunan yang berfokus pada isu lingkungan, sosial, dan budaya. Festival yang berlangsung pada 14-18 Maret 2014 ini akan menyapa publik dengan bermacam program yang akan membuka cakrawala persoalan lingkungan, baik di Indonesia maupun belahan dunia lainnya. ARIS ANDRIANTO
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo