Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pendidikan

Gunung Anak Krakatau Erupsi, Status Waspada

BNPB mengatakan Gunung Anak Krakatau saat ini dalam status level II atau Waspada

31 Desember 2019 | 15.39 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Foto udara letusan gunung Anak Krakatau di Selat Sunda, Minggu 23 Desember 2018. Pada tahun 2000-an Gunung Anak Krakatau mengalami peningkatan kegempaan terutama pada September 2005. Sementara Oktober 2007 aktivitas kegempaannya kembali meningkat dan terjadi letusan abu setinggi 200 meter. ANTARA FOTO/Bisnis Indonesia/Nurul Hidayat

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengatakan Gunung Anak Krakatau saat ini dalam status level II atau Waspada. Sejak Senin hingga saat ini Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menyatakan bahwa Anak Gunung Krakatau mengalami erupsi dengan tinggi kolom abu teramati lebih kurang 1.000 meter di atas puncak atau 1.157 meter di atas permukaan laut.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Rekomendasi masyarakat dan wisatawan tidak diperbolehkan mendekati kawah dalam radius 2 kilometer dari kawah," kata Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Agus Wibowo dalam keterangannya, Selasa, 31 Desember 2019.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

BNPB mengimbau wisatawan yang akan berlibur ke pantai sekitar Banten dan Lampung untuk mematuhi anjuran PVMBG. Wilayah sekitar pantai yang berjarak lebih dari 2 kilometer dari Gunung Anak Krakatau dinyatakan aman untuk dikunjungi. "Tetap harus waspada dan mengikuti informasi dari PVMBG, BMKG, BPBD dan BNPB," katanya.

Menurut Agus, Bupati Pandeglang dan Serang sudah menginformasikan hal ini kepada media agar diketahui oleh masyarakat luas. Adapun seluruh jajaran seperti BPBD, Camat, Kepala Desa, Lurah, dan petugas lapangan diminta selalu siaga.

"Disiagakan Pos Lapangan Kabupaten Serang di Pantai Anyer, Pos Lapangan Kabupaten Pandeglang di Shelter Labuan, dan Pos Lapangan Kabupaten Lebak di Pantai Bagedur," ucap dia.

Agus menuturkan BMKG sudah mengoperasikan 12 sensor seismik di Selat Sunda untuk mempercepat info gempa dan peringatan tsunami. Ada pula empat radar tsunami dan tujuh water level untuk deteksi tsunami, selain itu ditambah delapan tide gauge oleh BIG, dua waterlevel ISDL oleh KKP dan satu Buoy oleh BPPT.

"Untuk setingkat kawasan lokal Selat Sunda, sistem mitigasi yang dibangun ini adalah yang paling lengkap, tidak saja di Indonesia, tetapi bahkan dunia," katanya.

Ahmad Faiz

Ahmad Faiz

Alumni UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Bergabung dengan Tempo sejak 2015. Pernah ditempatkan di desk bisnis, politik, internasional, megapolitan, sekarang di hukum dan kriminalitas. Bagian The Indonesian Next Generation Journalist Network on Korea 2023

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus