Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pendidikan

Gunung Anak Krakatau Siaga, BMKG Minta Masyarakat Waspada

BMKG meminta masyarakat tenag dan waspada menyikapi naiknya status Gunung Anak Krakatau dari waspada menjadi siaga.

27 Desember 2018 | 11.47 WIB

Kondisi Gunung Anak Krakatau lewat udara yang terus mengalami erupsi pada Ahad, 23 Desember 2018. Pada Sabtu, 22 Desember 2018, secara visual teramati letusan dengan tinggi asap berkisar 300 sampai 1.500 meter di atas puncak kawah. TEMPO/Syafiul Hadi
Perbesar
Kondisi Gunung Anak Krakatau lewat udara yang terus mengalami erupsi pada Ahad, 23 Desember 2018. Pada Sabtu, 22 Desember 2018, secara visual teramati letusan dengan tinggi asap berkisar 300 sampai 1.500 meter di atas puncak kawah. TEMPO/Syafiul Hadi

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengimbau masyarakat agar waspada terkait peningkatan aktivitas Gunung Anak Krakatau dari status Waspada menjadi level III atau Siaga.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Simak: Status Gunung Anak Krakatau Naik Menjadi Siaga III

"Mohon masyarakat tetap tenang dan waspada, serta terus memonitor perkembangan informasi kami melalui Aplikasi Mobile Phone Info BMKG serta Aplikasi Magma Indonesia," kata Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Rahmat Triyono di Jakarta, Kamis, 27 Desember 2018.

Badan Geologi menyatakan ada peningkatan aktivitas Gunung Anak Krakatau dari level Waspada ke Siaga. Sehingga peringatan waspada tsunami Selat Sunda dalam radius 500 meter sampai 1 kilonmeter tetap berlaku.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Terkait peningkatan status Gunung Anak Krakatau PVMBG Badan Gelologi Kementerian ESDM memperluas zona berbahaya dari dua kilometer menjadi lima kilometer.

Masyarakat dan wisatawan dilarang beraktivitas di dalam radius lima kilometer dari puncak kawah Gunung Anak Krakatau. Naiknya status Siaga (Level III) ini berlaku terhitung mulai 27 Desember 2018 pukul 06.00 WIB.

Berdasarkan data PVMBG, Gunung Anak Krakatau kembali aktif dan memasuki fase erupsi mulai Juli 2018. Erupsi selanjutnya berupa letusan-letusan Strombolian yaitu letusan yang disertai lontaran lava pijar dan aliran lava pijar yang dominan mengarah ke tenggara. Erupsi yang berlangsung fluktuatif.

Pada 22 Desember, terjadi erupsi namun tercatat skala kecil, jika dibandingkan dengan erupsi periode September-Oktober 2018. Hasil analisis citra satelit diketahui lereng barat-barat daya longsor (flank collapse) dan longsoran masuk ke laut. Inilah kemungkinan yang memicu terjadinya tsunami Selat Sunda.

Saat ini aktivitas letusan Gunung Anak Krakatau masih berlangsung. Yaitu berupa letusan Strombolian disertai lontaran lava pijar dan awan panas. Pada Rabu (26/12) terpantau letusan berupa awan panas dan Surtseyan. Debu vulkanik bahkan terbang sampai ke arah Cilegon dan Serang.


close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus