Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pendidikan

H+8 Gempa Palu, Frekuensi Gempa Susulan Menurun

Pascaterjadi gempa Palu pada Jumat pekan lalu, BNPB mencatat ratusan gempa susulan terjadi.

7 Oktober 2018 | 07.20 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Tentara dan tim penyelamat mengumpulkan korban tewas akibat gempa Palu di Balaroa, Palu, Sulawesi Tengah, 6 Oktober 2018. Sebanyak 82 orang korban meninggal dunia akibat tanah yang amblas di wilayah itu. REUTERS/Darren Whiteside

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas Badan Nasional Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan intensitas dan frekuensi gempa susulan yang terjadi di Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah terjadi penurunan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Trennya, baik besaran gempa maupun frekuensinya, makin menurun," kata Sutopo di kantornya pada Sabtu, 6 Oktober 2018. Sutopo mengatakan pola penurunan gempa ini menunjukkan sistem sesar atau pergerakan lempeng terjadi peluruhan setelah gempa besar bermagnitudo 7,4 yang terjadi pada Jumat, 28 September lalu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurunnya intensitas dan frekuensi gempa, kata Sutopo, menunjukkan energi yang muncul dari pergerakan lempeng makin kecil. Menurut dia, gempa-gempa susulan yang masih bakal muncul pun bersifat tidak merusak.

Meski begitu, Sutopo tidak menjamin gempa lain yang lebih besar tidak akan terjadi. Sebab gempa tidak bisa diprediksi kemunculannya.

Adapun sampai saat ini, BNPB telah mencatat jumlah gempa susulan di Palu dan Donggala sebanyak 451 kali. Intensitas gempa paling rapat terjadi pada hari kedua pasca-gempa hari pertama mengguncang, yakni mencapai 105 kali. Selanjutnya, berturut-turut intensitas itu menurun.

Gempa susulan yang terjadi pada hari kedelapan belum terdata jumlahnya. Namun tidak terlampau mengganggu proses evakuasi.

Saat ini, pemerintah tengah fokus pada upaya evakuasi korban. Ada sebanyak 8.223 personel gabungan yang melakukan evakuasi korban, terdiri dari 6.338 berasal dari anggota militer, 1.560 orang dari sipil, dan 325 merupakan personel luar negeri.

Personel sedang berfokus menyelamatkan korban yang terjepit reruntuhan dan mencari 265 orang hilang. Alat berat untuk menangani reruntuhan itu saat ini tercatat 51 jumlahnya. "Distribusinya alat beratnya si Palu 39 dan Sigi 12," ujar Sutopo.

Francisca Christy Rosana

Francisca Christy Rosana

Lulus dari Universitas Gadjah Mada jurusan Sastra Indonesia pada 2014, ia bergabung dengan Tempo pada 2015. Kini meliput isu politik untuk desk Nasional dan salah satu host siniar Bocor Alus Politik di YouTube Tempodotco. Ia meliput kunjungan apostolik Paus Fransiskus ke beberapa negara, termasuk Indonesia, pada 2024 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus