Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat politik Rocky Gerung, pendiri Pusat Studi Hukum dan Kebijakan Bivitri Susanti, dan dosen Fakultas Ilmu Sosial (FIS) Universitas Negeri Jakarta Robertus Robet menanggapi perhitungan cepat suara atau quick count ketiga pasangan calon presiden dan wakil presiden dalam siaran langsung kanal Youtube tempodotco, pada Rabu, 14 Februari 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dalam siaran langsung berjudul Masa Depan Demokrasi, Diskusi Bersama Rocky Gerung, Bivitri Susanti, dan Robertus Robet, diperlihatkan hasil quick count dari Centre for Strategic and International Studies atau CSIS yang menunjukan perolehan suara tertinggi oleh Prabowo-Gibran sebesar 58,94 persen.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menanggapi hal tersebut, Bivitri Susanti menyebutkan bahwa kemungkinan satu putaran dalam pemilihan presiden atau Pilpres 2024 tidak hanya perolehan suara 50+1 persen. “Sebarannya itu harus lebih dari setengah jumlah provinsi. Di 20 provinsi, setiap provinsi harus lebih dari 20 persen,” ujar Bivitri, dalam siaran langsung tersebut.
Diketahui bahwa Bivitri merupakan salah satu pemeran dalam film dokumenter Dirty Vote yang disutradarai oleh Dandhy Dwi Laksono. Ia menyebutkan bahwa perolehan suara tinggi Prabowo-Gibran merupakan hal yang sudah dapat diprediksi.
Bivitri juga menyebutkan adanya dugaan kecurangan pemilu sudah santer terdengar. “Dugaan bahwa itu akan terjadi sebenarnya sudah sangat banyak. Saya kira di WhatsApp grup di TPS masing-masing juga sudah ada cerita anak-anak kecil yang disuruh mencoblos 02,” ungkap Bivitri.
Robertus Robet juga menyebutkan bahwa kita sebenarnya sudah bisa memperkirakan yang menang dalam Pemilu 2024. Menurutnya, dengan melihat infrastruktur politik yang bermain untuk masing-masing kandidat, faktor ekonomi dan industrialisasi pemilu sudah dapat diduga pemenangnya. “Dari segi itu sudah bisa diduga bahkan tanpa survey sekalipun,” kata Robertus.
Melihat hasil quick count, Rocky Gerung menyebutkan bahwa jika itu angka elektoral kita patut curiga. Sebab, katanya, sudah sedari awal didesain seperti itu. “Seharusnya sedari awal Anies dan Ganjar menolak karena itu angka elektoral yang dipalsukan,” kata Rocky.
Sebagai informasi, hasil quick count CSIS Indonesia yang bekerja sama dengan Cyrus Network berdasarkan data per 15 Februari pukul 22.10 WIB, dengan data sampel surat suara masuk telah mencapai 100 persen menunjukan Prabowo-Gibran unggul sebesar 58,25 persen. Sementara, Anies-Muhaimin di angka 24,91 persen dan Ganjar-Mahfud sebesar 16,84 persen.
Kemudian, dilansir dari situs resmi KPU, pada Jumat, 15 Februari 2024, hingga pukul 10.30 WIB, proses penghitungan suara real count sementara di angka 420.611 dari 823.236 Tempat Pemungutan Suara atau TPS, dengan persentase 51.09 persen.
Prabowo-Gibran juga masih unggul dengan perolehan suara 31.102.669 (56.83 persen) suara, disusul paslon nomor urut satu Anies-Muhaimin dengan perolehan suara 13.778.714 (25.18 persen), dan paslon nomor urut tiga Ganjar Pranowo-Mahfud Md dengan perolehan suara 9.845.511 (17.99 persen).