Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Poin penting
Indonesia bakal memberangkatkan calon jemaah haji ke Mekah pada tahun ini.
Pemerintah Indonesia masih menunggu kepastian kuota dari Arab Saudi dan berharap tetap dapat kuota ideal.
Calon jemaah haji asal Yogyakarta dan Bantul yang gagal berangkat pada 2020 kini bersiap diberangkatkan ke Mekah.
JAKARTA — Kementerian Agama membuka pembicaraan dengan Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi untuk peluang dibukanya pemberangkatan jemaah haji asal Indonesia. Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas menyatakan sudah mendapat kepastian dari pemerintah Saudi ihwal pelaksanaan ibadah haji dan pemberangkatan pada tahun ini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Kami membicarakan kerja sama pelayanan jemaah haji di masa-masa yang akan datang," kata Yaqut dalam siaran pers, kemarin, 21 Maret. Meski begitu, Yaqut belum mendapat kepastian soal jumlah kuota haji yang didapat Indonesia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pelaksanaan ibadah haji sempat ditutup selama dua tahun karena pandemi Covid-19. Menteri Yaqut Cholil Qoumas pada Ahad, 20 Maret lalu, bertemu dengan Menteri Haji dan Umrah Arab Saudi Tawfiq F. Al-Rabiah di Jeddah. Mereka membahas peluang dibukanya kembali ibadah haji pada tahun ini.
Pertemuan Menteri Yaqut dengan Menteri Tawfiq didampingi Duta Besar Indonesia untuk Saudi, Abdul Aziz. Hadir pula sejumlah pejabat, seperti Konsulat Jenderal RI di Jeddah, Eko Hartono; Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah, Hilman Latief; Staf Khusus Menteri Agama, Wibowo Prasetyo dan Ishfah Abidal Aziz; Direktur Layanan Haji Luar Negeri, Subhan Cholid; serta Konsulat Haji KJRI Jeddah, Endang Jumali.
Dalam pertemuan itu, Yaqut meminta penjelasan ihwal kuota jemaah haji yang akan didapat Indonesia pada tahun ini. Dia berharap Indonesia bisa mendapat kuota ideal setelah ditutup karena dampak pandemi. Sebelum pagebluk melanda, Indonesia mendapat jatah kuota sebanyak 221 ribu orang per tahun dari Arab Saudi.
Yaqut mendapat penjelasan dari Menteri Tawfiq perihal pemberangkatan calon jemaah haji pada tahun ini. Soal kepastian jumlah kuota haji Indonesia, kata Menteri Yaqut, "Mungkin kuota haji pada tahun ini belum normal karena pandemi. Tapi saya berharap Indonesia mendapat alokasi ideal."
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas. TEMPO/M Taufan Rengganis
Keberangkatan haji ke Mekah dari seluruh negara Islam dibatalkan semenjak pagebluk melanda pada 2020. Pada tahun lalu, calon jemaah haji juga tak bisa berangkat. Meski begitu, pemerintah Saudi sempat membuka keran ibadah umrah dengan protokol kesehatan yang ketat, termasuk harus menjalani karantina selama 14 hari.
Menteri Tawfiq menyatakan pemerintah Saudi kali ini sudah berniat membuka kesempatan jemaah luar negeri untuk beribadah ke negaranya. Pembukaan ibadah haji setelah melihat perkembangan pandemi dan pengalaman penerimaan jemaah umrah yang sudah berdatangan menuju Tanah Suci sejak tahun lalu. Meski begitu, Menteri Tawfiq mengatakan belum bisa memastikan ihwal keputusan jumlah kuota yang akan dibagikan ke seluruh negara Islam, termasuk Indonesia.
Kunjungan Menteri Yaqut ke Saudi juga untuk mengikuti Konferensi dan Pameran Layanan Haji dan Umrah di Jeddah. Yaqut meninjau sejumlah stan pameran di sana. Dia menyebutkan pemerintah Saudi serius meningkatkan layanan haji di masa mendatang, termasuk mengembangkan layanan manasik melalui "metaverse", dunia virtual reality.
Secara bertahap, nantinya jemaah haji asal Indonesia diajak bertransformasi ke layanan haji digital. Hal ini untuk memudahkan jemaah haji ketika menjalankan ibadah di Mekah. "Teknologi yang dikembangkan bagus. Kami akan coba beradaptasi dalam transformasi digital layanan haji," ujar Yaqut.
Indonesia saat ini tengah berfokus menunggu jumlah kuota yang akan didapat dari Saudi. Bukan hanya Indonesia, berbagai negara lain juga datang ke Arab Saudi untuk mengikuti pameran sekaligus menanyakan jumlah kuota yang bakal diberikan oleh pemerintah Saudi. Mereka di antaranya menteri agama dari Malaysia, Turki, Qatar, Tunisia, Etiopia, Bangladesh, Mesir, Irak, dan Uni Emirat Arab.
Rencana pemberangkatan haji untuk Indonesia disambut para calon haji di Yogyakarta. Para anggota jemaah yang dijadwalkan berangkat pada 2020 kini mulai bersiap dengan melakukan vaksinasi meningitis ulang. ”Vaksinasi meningitis hanya berlaku dua tahun. Calon anggota jemaah haji yang seharusnya berangkat pada 2020 harus divaksinasi ulang,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta, Emma Rahmi Ayrani.
Emma menjelaskan, vaksinasi dan pemeriksaan kesehatan merupakan bagian dari mitigasi, meski sampai kini mereka belum mendapat kepastian soal keberangkatan haji dari pemerintah Saudi. Menurut dia, vaksinasi nantinya dilakukan di masing-masing puskesmas sesuai dengan domisili calon haji. Di Kota Yogyakarta, sedikitnya 400 orang batal berangkat haji pada 2020 karena pandemi.
Jemaah haji nantinya juga mendapatkan vaksinasi Covid-19 tambahan sebagai dosis penguat. Hal itu sudah dilakukan pemerintah daerah di sejumlah fasilitas kesehatan. Adapun calon haji yang sudah meninggal sebelum berangkat bakal dialihkan kepada masing-masing ahli waris. Mereka juga akan menjalani vaksinasi Covid-19 dan vaksin meningitis.
Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Aidi Johansyah, menyatakan masih menunggu kepastian dari Kementerian Agama ihwal pemberangkatan jemaah haji dan kuota yang bakal didapat Bantul. "Mudah-mudahan pemerintah Saudi bisa memberikan kuota untuk jemaah haji Indonesia karena dua tahun ini kuotanya terbatas sekali," tutur dia.
Aidi menyebutkan, saat ini Kementerian Agama sudah memverifikasi pondokan yang akan menjadi tempat hunian calon jemaah haji 2022. Perumahan tersebut sempat vakum akibat pengiriman haji sepanjang 2020 dan 2021 terhenti. Dia berharap Bantul dapat memberangkatkan setidaknya 950 orang per tahun seperti jemaah pada tahun-tahun sebelum wabah Covid-19.
Wakil Ketua Komisi Agama DPR Ace Hasan Syadzily menyatakan pemerintah wajib memastikan jumlah kuota yang didapat Indonesia. Dia berharap jumlahnya seperti sebelumnya, yakni mencapai 221 ribu orang per tahun. "Nah, kalau kita memberangkatkan dengan kuota penuh, mesti ada persiapan yang terencana dengan baik," kata Ace.
Jika jadwal tak mundur, pemberangkatan calon jemaah haji bakal dimulai pada 5 Juni mendatang. Pemerintah bersama parlemen bertugas memastikan semua kesiapan pelaksanaan ibadah haji berjalan lancar, termasuk soal protokol kesehatan, pembiayaan, dan berbagai fasilitas lain. Tujuannya adalah menjamin keselamatan calon haji asal Indonesia ketika tiba di Saudi. Apalagi sebagian besar calon haji sudah lanjut usia.
AVIT HIDAYAT | ANTARA
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo