Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Difabel

Inovasi Lampu LED Jadi Alat Bantu Melihat Bagi Disabilitas Low Vision

Alat bantu melihat bagi penyandang disabilitas Low Vision ini berupa lampu LED dengan pendar sinar biru yang sudah disaring.

2 Maret 2021 | 10.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Anak penyandang low vision membaca teks pada layar dengan magnifier saat peresmian Low Vision Center, Bandung, 22 April 2016. Low Vision Center digagas oleh Syamsi Dhuha untuk terus menebar kebermanfaatan. TEMPO/Prima Mulia

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Para ilmuwan di Jerman mengembangkan alat bantu melihat bagi penyandang disabilitas lemah penglihatan atau Low Vision akibat degenarasi makula dan Retinitis Pigmentosa. Mereka adalah peneliti dari Fraunhofer Soest, Jerman, dan Departemen Teknik Tenaga Listrik di Universitas Ilmu Terapan West Westphalia, Jerman.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Alat bantu melihat itu berupa lampu LED dengan pendar sinar biru yang sudah disaring. Penyaringan sinar biru pada tabung fluorecent lampu LED berfungsi menampilkan kontras pada citra pandang penyandang Low Vision.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Kami dapat menentukan spektrum cahaya yang dipancarkan," kata Stefan Schweizer, profesor Departemen Teknik Tenaga Listrik Universitas Sains Terapan West Westphalia, seperti dikutip dari laman Innovation Origins. Cara kerja lampu LED dengan penyaring sinar biru ini telah melalui beberapa tahapan riset.

Pertama, para ilmuwan mengembangkan lampu LED dengan spektrum warna yang disesuaikan. Mereka menggabungkan luminer LED yang tersedia secara komersial dengan filter optik. Kemudian, emisi spektrum disesuaikan dengan cara memilih dan memasang filter untuk menghasilkan kesan warna putih.

Kedua, emisi spektrum luminer pada LED disesuaikan secara elektronik. Modifikasi yang diperlukan untuk proses ini secara teknis jauh lebih rumit ketimbang sekadar memasang filter warna. LED menawarkan lebih banyak potensi sinar yang dapat diidentifikasi secara optimal oleh penyandang disabilitas Low Vision.

Salah satu penyebab Low Vision adalah Retinitis Pigmentosa. Ini merupakan kondisi  penurunan fungsi retina karena kelainan genetik, yang tak jarang memicu kebutaan. Sekitar 3 juta orang memiliki kelainan genetik ini.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus