Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
KABAR penangkapan Ketua Yayasan Solidaritas Sahabat Cendana Firza Husen mengagetkan Lutfiah Sahabuddin. Perempuan ini tidak percaya Firza, teman kecilnya, menjadi tersangka makar dan disebut-sebut dalam kasus penyebaran konten pornografi. "Saya tidak percaya semua itu," ujar Lutfiah, 48 tahun, Kamis pekan lalu.
Mengenal Firza sejak 1980-an, Lutfiah mengaku tahu latar belakang keluarganya. Kedua orang tua Firza, kata dia, bekas aktivis Pelajar Islam Indonesia. Dari kedua orang tuanya ini, Lutfiah mengatakan, Firza mewarisi jiwa kepemimpinan. "Dia selalu terdepan di antara teman-teman kami," ucap Lutfiah.
Firza dan Lutfiah terakhir bertemu lima tahun lalu ketika Firza memutuskan ikut kedua orang tuanya tinggal di kawasan Lubang Buaya, Jakarta Timur. Sedangkan Lutfiah tetap tinggal di Palu bersama keluarganya.
Di Jakarta, Firza banyak berkecimpung di sejumlah organisasi kemasyarakatan. Salah satunya Dewan Pimpinan Pusat Badan Koordinasi Muballigh se-Indonesia (Bakomubin), yang dipimpin Ali Mochtar Ngabalin. Di sana Firza didapuk sebagai Ketua Bidang Pengabdian Masyarakat sejak Juni 2015.
Ngabalin mengatakan Firza dibawa seorang temannya. Ia sebelumnya tak mengenal perempuan kelahiran Palu itu. Tapi, setelah dirunut ke belakang, kata politikus Golkar tersebut, ia kenal lama dengan ayah Firza, Haji Husen Maskati. "Ayah-ibunya aktivis. Jiwa aktivisnya memang dari sana," ujarnya. Husen Maskati adalah politikus Partai Persatuan Pembangunan di Sulawesi Tengah.
Di Bakomubin, kata salah seorang pengurus, Firza menjadi penghubung ke Hutomo Mandala Putra alias Tommy Soeharto. Putra bungsu mantan presiden Soeharto itu didaulat menjadi Ketua Dewan Pembina dalam kepengurusan Bakomubin 2015-2016. "Firza bahkan tahu detail jadwal Tommy," ujarnya.
Mantan kekasih Firza, Ade Manurung, mengatakan perempuan beranak tiga itu memang pernah bekerja di perusahaan Tommy. Namun ia lupa nama perusahaan dan kapan tepatnya Firza bekerja di sana. "Kalau orang mau ada proyek, Firza bisa mempertemukan ke Mas Tommy," ucap Ketua Umum Laskar Merah Putih tersebut. Tommy juga menjadi Ketua Dewan Pembina di Laskar Merah Putih.
Ade menjalin hubungan khusus dengan Firza sejak 2011. Namun jalinan asmara mereka kandas dua tahun kemudian. Sebelum dekat dengan Ade, Firza pernah dua kali menikah. Dari suami pertama, yang merupakan orang Manado, dia punya dua anak. Sedangkan dari suami kedua, orang Pontianak, Firza dikaruniai seorang putri. Mantan suami Firza yang di Pontianak, kata Ade, kini sudah meninggal. Karena itulah perempuan 43 tahun tersebut kerap berkeliling ke tiga kota-Manado, Pontianak, dan Palu-untuk mengurusi pekerjaan serta merawat anaknya.
Dimintai konfirmasi soal ini, kuasa hukum Tommy Soeharto, Erwin Kallo, membenarkan Bakomubin memang sempat mengajukan permohonan agar kliennya menjadi Ketua Dewan Pembina. Surat permohonan beserta lampiran anggaran dasar/anggaran rumah tangga organisasi itu ia antar sendiri ke Tommy. "Pak Tommy bilang, memangnya saya anak pesantren? Jadi tidak benar beliau jadi dewan pembina," kata Erwin.
Tapi dia membenarkan bahwa pengurus Bakomubin memang pernah beranjangsana ke kantor Tommy di Gedung Granadi, Jalan H R. Rasuna Said, Jakarta Selatan. Menurut Erwin, audiensi itu merupakan hal lumrah karena banyak organisasi kemasyarakatan yang ingin bertamu. "Banyak sekali proposal yang masuk," ujarnya.
Erwin tegas-tegas membantah bila Firza disebut sebagai orang dekat atau punya kaitan dengan Tommy. Kabar soal bagaimana Firza tahu betul detail agenda harian Tommy Soeharto juga dibantah Erwin. "Memangnya dia siapa sampai tahu jadwalnya?" kata Erwin.
Menurut Erwin, Firza kerap mencatut nama Tommy untuk kepentingannya sendiri. Karena itu, pada Agustus 2015, Tommy memberi kuasa kepadanya untuk mensomasi Firza. Teguran kepada Firza ia layangkan pada Desember 2016. Saat itu, kata dia, Firza menggelar acara dengan memasang spanduk bergambar Tommy. Padahal, menurut dia, Tommy tak ada kaitannya dengan Yayasan Solidaritas Cendana yang dipimpin Firza.
LINDA TRIANITA | AMIR BURASE (PALU)
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo