Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Denpasar - Indonesia menjadi tuan rumah Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) World Water Forum ke-10 yang bakal digelar di Bali mulai besok 18 Mei hingga 25 Mei 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono selaku bagian dari Panitia Nasional WWF mengatakan sebanyak delapan kepala negara dijadwalkan menghadiri World Water Forum ke-10 pada 18-25 Mei 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kepala negara yang rencananya hadir itu di antaranya Timor Leste, Fiji, Tajikistan, Srilanka, Hungaria, Maroko dan Indonesia selaku tuan rumah.
"Selain itu ada tiga deputy prime minister atau deputi-nya perdana menteri yaitu Malaysia, Papua Nugini, Slokavia dan tiga utusan khusus presiden dari Belanda, Perancis dan Uni Emirat Arab," kata Menteri PUPR, seperti dikutip dari Antara, Jumat, 17 Mei 2024.
Sebanyak 105 menteri juga dijadwalkan menghadiri WWF dari 132 negara dan organisasi internasional.
Berikut persiapan yang tengah dilakukan dalam rangka menyambut acara WWF tersebut:
Garuda Wisnu Kencana tutup
Destinasi wisata budaya, Garuda Wisnu Kencana (GWK) di Kabupaten Badung, Bali, tutup sementara mulai 16 Mei hingga 19 Mei 2024 menjelang pelaksanaan WWF ke-10.
“Kami akan buka kembali pada 20 Mei 2024,” kata Direktur Operasional GWK Cultural Park Stefanus Yonathan Astayasa di Denpasar, Jumat, 17 Mei 2024.
Dia menjelaskan penutupan sementara dilakukan untuk memberikan ruang kepada penyelenggara WWF untuk melakukan persiapan karena GWK menjadi lokasi penyambutan dan makan malam para kepala negara dan delegasi penting World Water Forum.
Berdasarkan data sementara panitia nasional WWF, rencana penyambutan dan makan malam kepala negara dan delegasi penting diadakan di GWK pada Ahad, 19 Mei 2024 mulai pukul 18.30-21.00 Wita.
Polri turunkan pasukan berkuda
Kepolisian Negara Republik Indonesia atau Polri menurunkan Detasemen Turangga atau kavaleri berkuda dari Ditpolsatwa Korsabhara Baharkam Polri dalam Operasi Puri Agung 2024. Hal ini dilakukan guna mengamankan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) WWF.
"Detasemen Turangga atau pasukan berkuda ini untuk melaksanakan kegiatan yang sifatnya atau medannya yang tidak bisa dilalui kendaraan," kata Kasubsatgas Sterilisasi Satgas Preventif Operasi Puri Agung 2024, Kombes Harri Muharram Firmansyah di Bali, Kamis, 16 Mei 2024.
Harri mengatakan, pasukan berkuda ini ditempatkan pada kegiatan-kegiatan yang sifatnya preventif. Misalnya, kata Harri, patroli khususnya di jalur atau sekitar ITDC, yang tempat pelaksanaan World Water Forum. "Turangga ini melaksanakan patroli yang jaraknya sedang," kata Harri.
Kerahkan 34 anjing pelacak
Tak hanya pasukan berkuda, pihaknya juga mengerahkan sebanyak 34 anjing pelacak atau K9. Anjing pelacak tersebut didatangkan dari Mabes Polri, Polda Bali, Polda NTB, dan Polda Jawa Timur. Hari mengatakan bahwa anjing tersebut dipilih yang terbaik.
"Spesifik yang digunakan anjing yang memiliki kemampuan lacak bahan peledak sesuai rencana operasi yakni melakukan sterilisasi," ujarnya, Rabu, 15 Mei 2024.
Harri menyebutkan, K9 diturunkan mengamankan mulai dari Pelabuhan Gilimanuk hingga Ketapang. Kemudian mengawasi perbatasan NTB untuk mencegah preventif kejahatan.
Command Center 91
Polri kembali mengaktifkan Command Center 91 selama Operasi Puri Agung 2024 berlangsung untuk pengamanan KTT WWF.
"Operasi Puri Agung merupakan operasi kepolisian terpusat, operasi dengan Sandi Puri Agung ini sengaja dibentuk guna menjamin pemeliharaan keamanan yang dilaksanakan selama KTT World Water Forum berlangsung," kata Kepala Posko Command Center 91 Operasi Puri Agung 2024, Brigjen Muhammad Firman pada Kamis, 16 Mei 2024, seperti dikutip dari keterangan tertulis.
Firman menyebut sebanyak 5.791 personel yang tergabung dalam delapan satgas dan dua satgas wilayah dikendalikan melalui Posko Command Center 91. Posko ini juga dapat memonitor langsung setiap kegiatan seluruh anggota yang sudah disebar di seluruh klaster.
Ada lima klaster yang menjadi objek pengamanan selama KTT World Water Forum, yaitu Nusa Dua Utara, Nusa Dua Selatan, Jimbaran, Kuta, dan Sanur.
"Kemudian untuk memonitor kegiatan pengamanan ini tidak hanya objek kegiatan tapi di objek-objek penginapan para delegasi nanti," kata dia.
Firman mengatakan posko Command Center 91 juga terkoneksi dengan kamera pemantau atau CCTV yang berada di Bali. Dia menyebut monitor ini penting ketika ada permasalahan, ancaman, dan gangguan di lapangan dapat dikendalikan dengan cepat.
"Anggota sudah disebar berdasarkan surat perintah yang sudah dikeluarkan, kemudian untuk memonitor dan melaporkan situasi ada beberapa alat komunikasi untuk memonitor mereka, berupa HT, kemudian CCTV yang terkoneksi dengan posko, kemudian CCTV yang terpasang di objek-objek tertentu, kemudian HT yang terkoneksi video analytic," kata dia.
Menurut Firman, keberadaan posko ini juga untuk menjamin kegiatan aktivitas masyarakat tidak terganggu selama KTT WWF berlangsung, yaitu pada 18-25 Mei 2024. Dia berharap masyarakat Bali mendukung dan menjaga acara internasional ini untuk menambah citra baik Indonesia di mata dunia.
"Keberadaan operasi ini menjamin aktivitas dari masyarakat tidak terganggu, kemudian menjamin pelaksanaan KTT ini berlangsung dengan aman. Sehingga beriringan ini tentunya pengendalian anggota di lapangan tidak sampai mengganggu aktivitas masyarakat juga di lapangan," kata Firman.
ADIL AL HASAN | KHUMAR MAHENDRA | ANTARA