Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Jenazah Eril, putra Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, diduga ditemukan oleh pejalan kaki di Bendungan Engehalde, Kota Bern, Swiss. Dugaan itu mencuat karena jenazah ditemukan pada hari masih sangat pagi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Krisna Diantha, seorang Warga Negara Indonesia yang telah menetap 20 tahun di Swiss menyatakan bahwa Polisi Bern tak memberikan detail cerita penemuan jenazah pemuda bernama panjang Emmeril Kahn Mumtadz tersebut. Dia menduga bukan polisi yang menemukannya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dugaan itu mencuat karena penemuan jenazah Eril terjadi di luar jam kerja normal di sana. Dia menyatakan bahwa sangat sedikit polisi yang bekerja di luar jam kerja normal karena keterbatasan anggaran.
"Karena kalau pukul 06.50 itu sangat tidak mungkin ada polisi. Di sini jam kerja itu pukul 07.00-22.00. Kalau orang disuruh kerja antara 22.00-07.00 bayarannya sangat mahal. Bisa lebih besar 40 persen," kata dia.
Selain itu, dia menyatakan tak ada petugas penjaga pintu air di atas Bendungan Engehalde. Yang ada hanya jalan setapak yang biasa digunakan warga sekitar untuk melintasi Sungai Aare.
"Di sana cuma ada CCTV saja, tidak ada penjaga pintu airnya. Jadi kemungkinan besar yang menemukan pertama kali pejalan kaki yang melintas di jembatan di atas bendungan," kata dia.
Jembatan di atas Bendungan Engehalde di Sungai Aare, Bern, Swiss. Bendungan ini menjadi lokasi penemuan jenazah Emmeril Kahn Mumtadz atau Eril, putra Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil./ Krisna Diantha (Swiss)
Apalagi, menurut dia, intensitas pencarian Eril sudah mulai dikendurkan oleh pemerintah setempat sejak empat hari dia dinyatakan hilang. Menurut pantauan pria yang berprofesi sebagai perawat di panti asuhan anak cacat dan demensia itu, pencarian hanya dilakukan beberapa polisi dengan menggunakan perahu.
"Waktu awal-awal memang cukup intensif karena ada kemungkinan masih hidup. Tapi setelah empat hari, saya lihat sudah tidak ada lagi petugas pemadam kebakaran, tidak ada mobil kesehatan. Hanya beberapa polisi pakai perahu saja," kata dia.
Dia juga menduga tubuh Eril sempat tersangkut di dasar sungai. Pasalnya, dengan arus yang cukup deras, tubuh pemuda yang masih menjadi mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB) itu hanya terseret sejauh sekitar 6 kilometer dalam 14 hari.
"Jadi di dasar sungai itu kan banyak akar-akar pepohonan yang ikut hanyut. Jadi kemungkinan tubuhnya tersangkut di sana," kata Krisna.
Soal posisi jenazah Eril saat ditemukan, Krisna pun tak mengetahui secara pasti. Namun dia menduga tubuh Eril tersangkut jeruji besi di salah satu pintu air di Bendungan Engehalde.
"Di sana kan ada beberapa pintu air, pintu air itu ada jeruji besinya. Kemungkinan besar tersangkut di sana," kata dia.
Soal lebar sungai di Bendungan Engehalde, dia memperkirakan sekitar 40 meter dengan kedalaman sekitar 3-4 meter. "Tapi arusnya deras," kata dia.
Krisna pun menyatakan bahwa Sungai Aare memang dikenal cukup rawan. Setiap tahunnya, menurut dia, ada sekitar lima hingga sepuluh korban hanyut di sana.
Meskipun demikian, dia menyatakan tak banyak polisi sungai yang berpatroli untuk menjaga orang yang beraktivitas di sana. Anggaran yang minim membuat Pemerintah Kota Bern tak menaruh banyak personil di kawasan yang kerap dijadikan sebagai obyek wisata tersebut.
"Tapi banyak tulisan peringatan bahwa orang yang berenang di sini harus mahir," kata dia.
Polisi Bern sebelumnya menyatakan bahwa jenazah Eril ditemukan pada Rabu pagi, 8 Juni 2022, pukul 06.50 waktu setempat. Berdasarkan hasil tes DNA, dipastikan jenazah tersebut adalah Emmeril Kahn Mumtadz, putra Ridwan Kamil yang dinyatakan hanyut 14 hari sebelumnya.