Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Poin penting
Jokowi sudah lama mendukung Ridwan Kamil dalam pilkada Jakarta.
Tim pendukung Jokowi akan bergerak secara masif untuk Ridwan Kamil-Suswono.
Menurut data survei, dukungan Jokowi menjadi resistansi bagi Ridwan Kamil karena Jakarta bukan basis pendukungnya.
JAUH-jauh terbang dari Solo, Joko Widodo mengumpulkan para relawannya di Jakarta untuk mendukung Ridwan Kamil dalam pemilihan kepala daerah (pilkada) Jakarta pekan depan. Presiden Indonesa ke-7 itu bertemu komunitas pendukungnya dalam pemilihan presiden 2014 dan 2019 pada 18 November 2024. Jokowi ingin kemenangan Prabowo Subianto dalam pemilihan presiden 2024 terulang di Jakarta.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Kalau gerakannya masif, benar, semuanya berusaha untuk Kota Jakarta yang kita cintai ini, bisa kayak pemilihan presiden,” kata Jokowi saat memberikan sambutan di hadapan para relawan di Kaizen Coffee 4.0, kawasan Kemayoran, Jakarta Pusat, Senin, 18 November 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dalam pemilihan presiden 2024, Prabowo meraih 2,692 juta suara atau 41,67 persen di Jakarta. Sedangkan suara rival-rivalnya, yakni Anies Baswedan sebanyak 2,653 juta atau 41,07 persen dan Ganjar Pranowo-Mahfud Md. hanya 1,1 juta atau 17,26 persen. Dalam pemilihan presiden 2024, Jokowi yang masih menjabat presiden mendukung Prabowo. Tim relawannya juga bergerak memenangkan jagoan Koalisi Indonesia Maju itu.
Koalisi Indonesia Maju, yang beranggotakan tujuh partai politik, ditambah tiga partai politik di Koalisi Perubahan—koalisi pengusung Anies-Muhaimin pada pemilihan presiden—mengusung Ridwan-Suswono dalam pilkada Jakarta 2024. Mereka berhadapan dengan jagoan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Pramono Anung-Rano Karno, serta pasangan calon jalur perseorangan, Dharma Pongrekun-Kun Wardana.
Jokowi meminta para pendukungnya bergerak pada masa kampanye pilkada Jakarta yang tersisa beberapa hari lagi. Masa kampanye akan berakhir tiga hari sebelum pencoblosan yang dijadwalkan pada 27 November 2024. Mantan Wali Kota Solo itu berharap gerakan masif tim pendukungnya akan mendongkrak elektabilitas Ridwan-Suswono sehingga mereka dapat meraih suara hingga 51 persen dalam pilkada Jakarta. Pemilih tetap di Jakarta sebanyak 8,21 juta orang.
Presiden ke-7 RI, Joko Widodo, bersama calon Gubernur Jakarta nomor urut 1, Ridwan Kamil, saat pertemuan di Kaizen Coffee 4.0, Cempaka Putih, Jakarta, 18 November 2024. TEMPO/Ilham Balindra
Dalam pertemuan tersebut, Jokowi menyampaikan dukungannya kepada Ridwan-Suswono. Ia mengatakan hanya mendukung dua pasangan calon dalam pilkada 2024, yaitu Ridwan-Suswono di pilkada Jakarta dan Ahmad Luthfi-Taj Yasin Maemoen di pilkada Jawa Tengah. Pertemuan Jokowi dengan tim pendukungnya itu dihadiri Ridwan Kamil, tim pemenangan Ridwan-Suswono, pimpinan partai Koalisi Indonesia Maju plus di Jakarta, pemengaruh, dan puluhan komunitas relawan.
Ketua Solidaritas Merah Putih Silfester Matutina mengatakan pertemuan itu digelar tim pendukung Jokowi saat mengetahui mantan Gubernur Jakarta itu berada di Jakarta. Silfester juga sudah lama mengetahui bahwa Jokowi mendukung Ridwan dalam pilkada Jakarta.
Silfester turut hadir di Kaizen Coffee 4.0 pada Senin malam, 18 November 2024. Ia mengatakan Jokowi memberikan pembekalan kepada Ridwan, tim pemenangan Ridwan-Suswono, dan para relawan dalam pertemuan tersebut.
Dalam pertemuan itu, kata Silfester, Jokowi menegaskan sejak awal ia mendukung pasangan Ridwan-Suswono. Karena itu, tujuan kedatangan Jokowi ke Jakarta adalah menguatkan kembali dukungannya terhadap Ridwan-Suswono sekaligus membantah rumor bahwa mantan politikus PDIP ini mendukung Pramono-Rano. “Sebab, ada isu bahwa Jokowi mendukung Pramono. Itu ternyata tidak benar,” ucap Silfester, Selasa, 19 November 2024.
Menurut Silfester, Jokowi mendukung Ridwan-Suswono karena ingin pemimpin Jakarta satu visi-misi dengan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka. Ridwan, kata Silfester, juga dinilai memiliki rekam jejak dan pengalaman dalam mengelola kota. “Dibanding calon lain, Ridwan secara keilmuan lebih baik,” ujarnya.
Di samping itu, Silfester melanjutkan, dukungan Jokowi tersebut sekaligus mendorong relawan dan tim pemenangan untuk bergerak secara masif sampai batas akhir masa kampanye pada 23 November 2024.
Presiden ketujuh RI, Joko Widodo (kiri), berbincang dengan calon Gubernur Jakarta nomor urut 1, Ridwan Kamil (kanan), saat bertemu di kediaman Jokowi di Sumber, Solo, Jawa Tengah, 1 November 2024. ANTARA/Mohammad Ayudha
Menurut Silfester, Jokowi baru turun gunung mendukung Ridwan-Suswono karena ia beristirahat dulu setelah tidak lagi menjadi presiden. Setelah itu, Jokowi memiliki agenda bertemu dengan sejumlah calon kepala daerah pilihannya. Misalnya, Jokowi memberikan dukungan dengan bertemu calon Wali Kota-Wakil Wali Kota Solo, Respati Ardi-Astrid Widayani. Jokowi juga mendampingi pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi-Taj Yasin, saat berkampanye di Blora.
“Kemarin juga bertemu dengan calon Gubernur Sumatera Selatan nomor urut 1, Herman Deru,” kata Silfester.
Silfester berpendapat, kedatangan Jokowi untuk bertemu dengan Ridwan Kamil memiliki agenda sama: mendukung calon kepala daerah Jakarta. Ia pun membantah anggapan bahwa kedatangan Jokowi itu karena elektabilitas Ridwan-Suswono sedang menurun. Meski membantah tudingan itu, Silfester berharap dukungan Jokowi tersebut bisa mengerek elektabilitas Ridwan-Suswono.
Ketua Umum Barisan Relawan Jokowi Presiden (Bara JP) Utje Gustaaf Patty mengatakan pertemuan Jokowi dengan para relawan di Kaizen Coffee 4.0 seharusnya berlangsung tertutup. Namun ada permintaan dari tim pemenangan agar Jokowi menyatakan dukungan terbuka kepada Ridwan-Suswono. “Seharusnya itu pertemuan internal, makanya sebetulnya peserta dibatasi,” katanya saat dihubungi, Selasa, 19 November 2024.
Menurut Utje, Jokowi turun gunung karena melihat elektabilitas Ridwan-Suswono merosot. Namun, kata dia, Jokowi sesungguhnya tidak terpengaruh oleh hasil survei sejumlah lembaga. Jokowi mempunyai patokan sendiri dalam melihat kemenangan pasangan calon kepala daerah. “Jadi tidak berpengaruh, cuma beliau (Jokowi) hendak memastikan,” ujarnya.
Sesuai dengan hasil sigi terbaru sejumlah lembaga survei, elektabilitas Ridwan-Suswono memang mulai disalip Pramono-Rano. Hasil survei Saiful Mujani Research & Consulting (SMRC) menunjukkan elektabilitas Pramono-Rano mencapai 46 persen, lalu disusul Ridwan-Suswono 39,1 persen dan Dharma-Kun Wardana 5,1 persen.
Survei SMRC itu digelar pada 31 Oktober-9 November 2024. Survei ini melibatkan 1.210 warga Jakarta yang sudah berumur 17 tahun ke atas atau sudah menikah sebagai responden. Responden terpilih juga diwawancarai secara tatap muka oleh pewawancara yang telah dilatih. Margin of error survei ini 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Hasil sigi SMRC ini sejalan dengan survei Litbang Kompas. Survei Litbang Kompas terbaru menunjukkan elektabilitas Pramono-Rano sebesar 38,3 persen, Ridwan-Suswono 34,6 persen, dan Dharma-Kun Wardana 3,3 persen.
Survei Litbang Kompas ini dilakukan pada 20-25 Oktober 2024. Sebanyak 1.200 responden warga Jakarta berusia 17 tahun atau sudah menikah terlibat dalam survei ini. Responden tersebut dipilih dengan metode multistage random sampling. Survei dilakukan dengan metode wawancara tatap muka. Toleransi kesalahan atau margin of error survei 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Menurut Utje, hasil survei sejumlah lembaga mendorong semua pendukung Ridwan-Suswono bergerak masif di lapangan. Ia mengatakan Bara JP sudah bertemu dengan Ridwan Kamil di Oakwood Suites Kuningan, Jakarta Selatan, beberapa hari lalu. Mereka membahas langkah-langkah untuk memenangkan mantan Gubernur Jawa Barat itu dalam pilkada Jakarta.
Utje menyarankan Ridwan menggerakkan relawan Jokowi selama masa kampanye. Sebab, para relawan bisa memperkuat pengaruh dengan berkampanye secara door-to-door di sejumlah titik di Jakarta. Namun Utje tak mendetailkan titik-titik yang akan disasar para relawan itu.
Ia hanya mengatakan Ridwan menyetujui usulan tersebut. “Kang Emil (panggilan Ridwan Kamil) setuju kami melakukan itu,” katanya.
Dua sumber Tempo di lingkungan tim pemenangan Ridwan-Suswono mengatakan selama ini relawan jarang dilibatkan dalam mengatur strategi pemenangan jagoan Koalisi Indonesia Maju tersebut. Selain itu, koordinasi antara tim relawan dan tim pemenangan tidak berjalan baik. “Relawan sulit bergerak. Kami tidak dapat informasi pergerakan Ridwan Kamil,” kata seorang anggota tim relawan ini, Selasa, 19 November 2024.
Saat dimintai konfirmasi, Utje menepis informasi bahwa tim relawan dan tim pemenangan Ridwan-Suswono tidak solid. Ia mengatakan saat ini relawan akan bergerak lebih aktif di lapangan hingga akhir masa kampanye.
Presiden ketujuh RI, Joko Widodo, bersama calon Gubernur Jakarta nomor urut 1, Ridwan Kamil (kanan), setelah bertemu di kediaman Jokowi di Sumber, Solo, Jawa Tengah, 1 November 2024. ANTARA/Mohammad Ayudha
Anggota Dewan Pengarah Tim Pemenangan Ridwan Kamil dan Suswono, Wibi Andrino, menegaskan bahwa Jokowi datang ke Jakarta bukan karena elektabilitas Ridwan-Suswono menurun. Ia mengklaim Jokowi turun gunung mendukung Ridwan-Suswono karena yakin mereka memiliki kapasitas dan rekam jejak yang dibutuhkan untuk memimpin Jakarta.
Wibi juga mengatakan kehadiran Jokowi akan menguatkan semua komponen pendukung Jokowi untuk memenangkan Ridwan-Suswono di Jakarta. “Itu akan meningkatkan elektabilitas Ridwan-Suswono,” ujarnya, Selasa, 19 November 2024.
Wibi juga menyinggung soliditas tim pemenangan Ridwan-Suswono. Ia mengatakan tim pemenangan akan terus melakukan evaluasi agar lebih maksimal bergerak di lapangan.
Juru bicara Pramono Anung-Rano Karno, Aldy Perdana Putra, mengatakan tim Pramono-Rano tidak memikirkan langkah Jokowi yang turun tangan untuk memenangkan Ridwan-Suswono. Aldy menyatakan kubu pasangan calon gubernur nomor urut 3 lebih memikirkan upaya untuk terus mendapat dukungan dari masyarakat Jakarta.
Aldy menilai Pramono-Rano sudah membuktikan bahwa mereka memiliki elektabilitas tinggi meski hanya didukung dua partai, yaitu PDIP dan Partai Hanura. Ia menyebutkan dukungan warga Jakarta kepada Pramono-Rano itu menunjukkan bahwa mereka memilih secara rasional. “Mereka memilih berdasarkan karakter pasangan calon yang dianggap membuat Jakarta lebih nyaman, dan itu ada di Pramono-Rano,” ucapnya.
Peneliti SMRC, Saidiman Ahmad, mengatakan dukungan Jokowi terbatas dalam meningkatkan elektabilitas Ridwan-Suswono. Sebab, Jakarta bukan basis Jokowi. Bahkan jumlah masyarakat yang resistan terhadap Jokowi di Jakarta cukup besar. Alasan resistansi itu adalah masyarakat Jakarta merupakan pemilih rasional.
Saidiman menyatakan sekitar 68 persen pemilih di Jakarta merupakan lulusan SLTA ke atas. “Dukungan Jokowi malah mempertebal resistansi terhadap Ridwan Kamil,” katanya, Selasa, 19 November 2024.
Menurut Saidiman, faktor utama pasangan Pramono-Rano unggul adalah tingkat penerimaan yang tinggi. Tingkat penerimaan publik terhadap Pramono mencapai 77 persen. Bahkan tingkat kesukaan warga Jakarta terhadap Rano mencapai 92 persen. Sementara itu, tingkat penerimaan warga Jakarta terhadap Ridwan 74 persen dan Suswono 61 persen. Adapun tingkat penerimaan warga Jakarta terhadap Dharma Pongrekun 57 persen dan Kun Wardana 59 persen.
Faktor lain, kata Saidiman, pasangan Pramono-Rano bisa mengidentifikasikan diri dengan dua kelompok etnis terbesar di Jakarta, yaitu Betawi dan Jawa. “Selain itu, pasangan ini tetap mempertahankan dukungan dari kelompok minoritas etnis dan agama,” ujarnya.
Di samping itu, kata Saidiman, pasangan Pramono-Rano juga mampu mendapatkan dukungan dari pendukung Basuki Tjahaja Purnama dan Anies Baswedan di Jakarta. Dukungan pendukung Anies itu berpotensi membuat massa pemilih Partai Keadilan Sejahtera, yang seharusnya menjadi pemilih utama Ridwan-Suswono, terpecah. “Bahkan mereka cenderung kuat ke Pramono-Rano,” ucapnya.
Saidiman melanjutkan, faktor utama menurunnya elektabilitas Ridwan-Suswono adalah menguatnya dukungan kepada Pramono-Rano. Pernyataan Suswono tentang "janda kaya dan anak muda" juga turut menggerus elektabilitas pasangan calon nomor urut 1 tersebut. Faktor lain, menguatnya sentimen rivalitas antara Persija dan Persib. Selama ini Ridwan dikenal sebagai pendukung Persib, klub sepak bola yang berbasis di Bandung.
“Ini kemungkinan memperkuat sentimen negatif warga Jakarta terhadap Ridwan Kamil,” tutur Saidiman.
Tidak hanya itu, Saidiman menilai, pasangan Ridwan-Suswono juga menawarkan program-program yang terlalu ideal. Padahal program-program itu sulit diterapkan. “Bahkan kontroversial, seperti rencana alat gym di halte,” katanya.
Direktur Eksekutif Trias Politika Strategis Agung Baskoro mengatakan pertarungan antara Pramono-Rano dan Ridwan-Suswono berlangsung ketat. Ia menilai kedua pasangan mengeluarkan strategi pamungkas untuk menarik dukungan tokoh-tokoh berpengaruh sebagai salah satu faktor peraih kemenangan.
Pramono-Rano sudah mampu mendapatkan dukungan dari Anies Baswedan dan Ahok—sapaan Basuki Tjahaja Purnama. Sementara itu, Ridwan-Suswono mendapat dukungan dari Jokowi dan Presiden Prabowo Subianto.
Menurut Agung, faktor Jokowi masih besar. Sebab, Jokowi mampu menggerakkan relawannya untuk membantu kemenangan Ridwan-Suswono dalam pilkada Jakarta. Apalagi jika Jokowi ikut berkampanye buat Ridwan. “Kalau (Jokowi) total, sedikitnya bisa terpengaruh,” ujarnya.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Advist Khoirunikmah berkontribusi dalam penulisan artikel ini