Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi meyakinkan para investor soal penanaman modal di Indonesia adalah pilihan yang tepat karena mudah dan aman. Ia memberikan jaminan soal ini jelang pemilihan umum atau Pemilu 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Insentif-insentif juga sudah kami persiapkan, dan tentu saja stabilitas sosial politik yang selalu terjaga,” kata Jokowi dalam Forum Bisnis Indonesia-Republik Rakyat Tiongkok (RRT) yang digelar di Cina World Hotel, Beijing, pada Senin, 16 Oktober 2023, dikutip dari keterangan Biro Pers Istana.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Jokowi mengatakan para tamu undangan yang hadir jangan sampai ada yang khawatir mengenai Pemilu 2024. Sebab Indonesia sudah berpengalaman melakukan pemilihan umum secara langsung selama lima kali.
Presiden melakukan kunjungan selama dua hari ke Cina pada 17 - 18 Oktober 2023. Selain bertemu dengan sejumlah pemangku kepentingan, di Beijing, Jokowi juga dijadwalkan bertemu Pemimpin Cina Xi Jinping. Kepala negara juga akan menghadiri forum Belt and Road.
Saat menyampaikan sambutannya di Forum Bisnis Indonesia-Republik Rakyat Tiongkok (RRT), Jokowi mengapresiasi investasi dan kontribusi para pengusaha Cina dalam pembangunan di Indonesia. Menurut catatannya, Cina berada di urutan 12 kontributor foreign direct investment (FDI) pada 2013 di Indonesia. Tapi, pada 2022 sudah menjadi urutan kedua.
Jokowi tidak menyampaikan detail investasi Cina tersebut. Namun ia menyampaikan keyakinan tersebut sebab Indonesia tengah fokus hilirisasi industri berbagai komoditas seperti nikel, tembaga, timah, dan minerba lain. Presiden juga menyebut potensi energi baru terbarukan di Indonesia sangat besar hingga mencapai 3.600 gigawatt.
Di depan investor Cina, Jokowi juga menyebut-nyebut pembangunan Ibu Kota Nusantara dan konsep hijaunya. Ia mengatakan pembangunan infrastruktur dasar dan pusat pemerintahan diperkirakan tahun depan akan bisa diselesaikan.
“Sampai awal November ini sudah ada 21 investor dari dalam dan luar negeri yang sudah dan akan segera melakukan groundbreaking dengan total nilai USD2 miliar,” kutip keterangan pers Istana.