Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Poin penting
Pengurus pusat Partai Golkar memerintahkan legislator dan pengurus daerah memasang billboard bergambar Airlangga di daerah masing-masing.
Golkar ingin menaikkan elektabilitas dan popularitas Airlangga untuk menyongsong konstestasi pemilu pada 2024.
Elektabilitas dan popularitas Airlangga masih jauh tertinggal dari Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto.
JAKARTA – Partai Golkar terus berupaya menaikkan popularitas dan elektabilitas ketua umum mereka, Airlangga Hartarto. Cara terbaru Partai Golkar adalah memerintahkan seluruh kadernya, dari pusat hingga daerah, memasang billboard atau videotron bergambar Airlangga di daerah masing-masing.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Instruksi tersebut terungkap dari surat Dewan Pengurus Pusat Golkar kepada Ketua Fraksi Golkar di Dewan Perwakilan Rakyat, 3 Juli lalu. Surat itu diteken oleh Sekretaris Jenderal Golkar, Lodewijk Freidrich Paulus, dan Wakil Ketua Umum Golkar, Nurul Arifin. Surat serupa juga dikirim kepada pengurus Golkar provinsi dan kabupaten atau kota, serta ketua umum organisasi sayap dan ketua umum organisasi masyarakat Hasta Karya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dalam surat tersebut, seluruh legislator Golkar; pengurus provinsi dan kabupaten atau kota; serta organisasi sayap diminta memasang billboard atau videotron bergambar Airlangga di daerah masing-masing selama enam bulan, dari 21 Juli hingga 31 Desember 2021. Desain dan format foto Menteri Koordinator Perekonomian ini juga sudah diatur lebih dulu. Kegiatan pemasangan billboard ini wajib dilaporkan ke pengurus pusat melalui Wakil Ketua Umum Bidang Komunikasi dan Informasi Golkar, Nurul Arifin.
Ketua Bidang Pemenangan Pemilu DPP Partai Golkar, Maman Abdurrahman, membenarkan instruksi tersebut. Ia mengatakan perintah itu bertujuan untuk mensosialisasi figur Airlangga sebagai ketua umum.
Ketua Bidang Pemenangan Pemilu DPP Partai Golkar Maman Abdurrahman. Dok Antara
Menurut Maman, upaya partainya mengenalkan Airlangga merupakan langkah biasa menuju pemilihan legislatif dan pemilihan presiden 2024. Ia berdalih bahwa semua partai pasti melakukan persiapan politik untuk menghadapi kontestasi Pemilu 2024. Apalagi dibayangi dengan kondisi pandemi Covid-19 yang belum pasti kapan berakhir.
“Kami dihadapkan untuk harus konsisten menangani Covid-19 dan mulai mempersiapkan diri menuju 2024,” kata Maman, kemarin.
Senada dengan Maman, Wakil Ketua Umum DPP Golkar, Ahmad Doli Kurnia Tandjung, mengatakan hasil konsolidasi partainya pada 2019 dan rapat kerja nasional Golkar pada 2021 sudah memutuskan mengusung Airlangga sebagai calon presiden.
Ia mengklaim muncul semangat dan kebanggaan di lingkup internal Golkar ketika mengusung kader sendiri sebagai calon presiden. Semangat itu lantas direalisasi dengan jalan memasang billboard bergambar Airlangga disertai gambar ketua Golkar di daerah maupun pengurus Golkar lainnya.
“Surat itu ditujukan agar aspirasi dan semangat teman-teman tersalurkan dengan sistematis,” katanya.
Menurut Doli, upaya Golkar selama ini untuk mengenalkan Airlangga di masyarakat mulai membuahkan hasil. Secara perlahan popularitas dan tingkat keterpilihan Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC-PEN) ini meningkat.
Doli mengatakan ada berbagai upaya partainya untuk mengerek elektabilitas Airlangga. Tapi Doli enggan membeberkannya dengan alasan bagian dari strategi partainya. Ia hanya memastikan bahwa strategi pemenangan Golkar dalam Pemilu 2024 akan berkait erat dengan pemenangan pemilu legislatif, pemilihan presiden, dan pemilihan kepala daerah serentak.
“Salah satunya seperti itu (memasang wajah Airlangga pada spanduk calon kepala daerah),” kata Doli. “Kami menyusun programnya secara integratif. Pemenangan pilpres tak bisa berdiri sendiri.”
Ilustrasi spanduk Airlangga Hartarto pada Musyawarah Nasional Luar Biasa Partai Golkar di Jakarta, 2017. Dok Tempo/Dhemas Reviyanto Atmodjo
Ia menambahkan, ada hubungan antara keinginan Golkar mengusung kader sendiri sebagai calon presiden dan target perolehan suara partai pada pemilu legislatif mendatang. Doli mencontohkan, pada Pemilu 2004, Golkar menjadi pemenang pemilu legislatif karena muncul semangat kader ketika partai mengusung calon presiden dari lingkup internal. “Semangat itu yang mau diulang,” ujarnya.
Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting, Pangi Syarwi Chaniago, berpendapat bahwa upaya pemasangan billboard itu merupakan langkah kecil untuk mengenalkan Airlangga. Ia menilai cara ini belum tentu akan sejalan dengan keinginan masyarakat untuk memilih Airlangga.
“Jangan lupa, elektabilitas Airlangga harus dibangun agar lebih mudah dibentuk. Orang akan pertimbangkan mana figur yang memiliki peluang menang. Kalau tak mungkin menang, buat apa diusung?” kata Pangi.
Sesuai dengan hasil survei Voxpol Center Research and Consulting pada 22 Juni hingga 1 Juli 2021, tingkat popularitas Airlangga masih rendah. Survei itu menyimpulkan bahwa sekitar 52 persen responden mengaku mengenal Airlangga dan 38,7 persen menyukainya. Adapun elektabilitas Airlangga hanya 0,8 persen.
Angka tersebut jauh tertinggal dibanding popularitas Menteri Pertahanan Prabowo Subianto. Tingkat keterkenalan Prabowo mencapai 87,9 persen. Adapun sebanyak 74,6 persen responden menyukai Ketua Umum Partai Gerindra ini.
Pangi menyimpulkan bahwa belum ada kenaikan signifikan dari elektabilitas Airlangga. Meski begitu, ia menganggap Airlangga masih memiliki ruang untuk mengerek popularitas dan elektabilitasnya.
“Apa yang menyebabkan elektabilitasnya belum maksimal adalah dia belum berfokus memperkenalkan dirinya. Ia juga tidak terlihat menggunakan panggung menteri untuk mengerek elektabilitasnya,” ujar Pangi.
BUDIARTI UTAMI PUTRI | DIKO OKTARA
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo