Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Makassar - Calon presiden nomor satu Anies Baswedan bakal didampingi Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 RI Jusuf Kalla alias JK saat berkampanye di Bone, Sulawesi Selatan. Adapun kunjungan Anies ke Sulsel bagian rangkaian kampanye Pilpres 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Besok kami akan ke Bone, ini adalah kunjungan kami kesekian ke Makassar. Dan khusus kali ini ke Bone, salah satu kabupaten yang besar di Sulawesi Selatan dan tempat lahir Pak JK," kata Anies di Rumah Makan Seafood Tumbak Kayubangkoa, Jalan Lamaddukelleng Buntu No.2, Kunjung Mae, Kecamatan Mariso, Kota Makassar, Sulawesi Selatan, Selasa, 16 Januari 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Adapun informasi yang diterima Tempo, Anies akan menggelar kampanye di Bone tepatnya di acara silahturahmi Simpatisan, di Lapangan Sepak Bola Cina, Bone. Jalan. Tanete, kecamatan. Cina, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan.
JK: pulang kampung dan berkampanye bersama Anies di Sulsel
Ketua Palang Merah Indonesia (PMI) Jusuf Kalla membenarkan jika ia akan menemani Anies saat berkampanye di Makassar.
"Pulang kampung saya. Kebetulan saya pulang kampung, dia kampanye. Jadi sama-sama," katanya.
Dalam berbagai kesempatan, Jusuf Kalla sering menyampaikan dukungannya pada pencalonan Anies Baswedan. Seperti pada Selasa 19 Desember 2023 lalu, ketika JK menghadiri acara silaturahmi yang digelar Presidium Gerakan Rakyat Sulawesi Selatan Timnas Pemenangan atau Timnas AMIN di Makassar.
“Jadi hari ini di Makassar ini, saya menyampaikan sikap (dukung AMIN). Mudah-mudahan ada manfaatnya untuk anda semua,” ucap Jusuf Kalla.
Dukungan JK itu karena Anies merupakan murid politiknya sejak di Universitas Paramadina dulu. Selama ini, dia banyak memberikan masukan terkait dengan permasalahan bangsa.
JK mendukung Anies karena paham perekonomian. Menurut JK, menjadi presiden tidaklah mudah. JK menilai Indonesia membutuhkan pemimpin yang paham dasar-dasar ekonomi. Sebab, kata dia, saat ini ekonomi dunia menjadi tidak terkendali atau menurun lantaran banyaknya konflik peperangan antarnegara.
Foto 
