Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Poin penting
Bursa nama-nama bakal calon wakil presiden mulai mencuat setelah PDIP mengumumkan Ganjar Pranowo sebagai calon presiden.
Nama Sandiaga Uno muncul sebagai bakal calon wakil presiden.
Presiden Jokowi juga sempat menyebutkan sejumlah nama yang berpotensi menjadi kandidat calon wakil mendampingi Ganjar.
JAKARTA — Bursa nama-nama bakal calon wakil presiden mulai mencuat setelah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) mengumumkan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo sebagai kandidat calon presiden. Salah satunya nama Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno yang digadang-gadang bakal diduetkan dengan Ganjar dalam pemilu presiden 2024. Dugaan ini juga ditandai ketika Sandiaga mengundurkan diri dari Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra).
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Direktur Eksekutif Institute for Democracy and Strategic Affairs, Ahmad Khoirul Umam, mengatakan Sandiaga mendadak hengkang dari jabatan Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, lalu bergabung ke Partai Persatuan Pembangunan (PPP) setelah PDIP mengumumkan calon presiden. “Dengan berada di PPP, Sandiaga lebih leluasa mengajukan proposal sebagai bakal calon wakil presiden mendampingi Ganjar,” kata Ahmad Khoirul saat dihubungi pada Senin, 24 April 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut dia, peluang Sandiaga diterima PDIP sangat terbuka. Sandiaga selama ini juga mendapat dukungan dari kekuatan politik Islam moderat. Pada saat yang sama, PDIP juga membutuhkan dukungan kekuatan politik Islam melalui pendamping yang akan diusung Ganjar. Dengan demikian, PPP pasti membuka tangan bagi Sandiaga untuk disodorkan ke PDIP.
Sandiaga Uno (kiri) menghadiri puncak Harlah Ke-50 Partai Persatuan Pembangunan (PPP) di ICE BSD, Tangerang Selatan, 17 Februari 2023. Facebook/Sandiaga Salahuddin Uno
Pandangan serupa disampaikan akademikus Denny Indrayana. Dia menuturkan Sandiaga disebut berpeluang diusung PDIP untuk memecah suara dari kelompok politik Islam yang menyokong Anies Baswedan. Menurut dia, hal ini tidak terlepas dari restu Presiden Joko Widodo atau Jokowi yang menghendaki Sandiaga sebagai pendamping Ganjar.
Anies merupakan bakal calon presiden yang diusung Koalisi Perubahan. Koalisi partai politik itu terdiri atas Partai NasDem, Demokrat, dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS)—partai politik berbasis Islam. “Lagi-lagi keberadaan Sandi ditengarai untuk memecah suara kelompok Islam pendukung Anies,” ujar Denny, kemarin.
Menurut pengacara pendiri kantor Integrity Law Firm ini, elektabilitas Anies Baswedan moncer sebagai calon presiden karena mendapat dukungan politik kelompok Islam. Modal ini didapat dari Anies ketika berlaga dalam pemilihan Gubernur DKI Jakarta pada 2017. Dukungan kelompok Islam juga ditengarai mengalir ke Sandiaga karena ketika itu sempat menjadi pendamping Anies sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta.
Survei Beragam Calon Wapres
Denny menyebutkan tanda-tanda Ganjar bakal diduetkan dengan Sandiaga menguat karena disebut-sebut sudah terbukti meninggalkan Gerindra. “Banyak survei menguatkan, pasangan calon Ganjar-Sandi akan sulit untuk ditandingi,” ujar mantan Wakil Menteri Hukum dan HAM di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono itu.
Baca: Bola Liar Perebutan Kendali Demokrat
Ketua Dewan Pimpinan Pusat PPP, Achmad Baidowi, menyatakan partainya belum dapat memastikan posisi yang akan ditawarkan kepada Sandiaga. “Ya, nanti saja kalau jadi bergabung. Jawabannya, ya nanti saja kalau jadi bergabung. Kalau sekarang, kan, belumlah," ucapnya dalam kesempatan terpisah.
Achmad Baidowi atau sering disapa Awiek ini tak menampik adanya kemungkinan dalam Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) PPP akan membahas peluang Sandiaga diusung sebagai bakal calon wakil presiden. Termasuk, kemungkinan peluang Sandiaga disandingkan dengan Ganjar Pranowo. Hanya, kata dia, rencana tersebut akan dibahas saat rapimnas.
Sandiaga menyatakan berpamitan dari Partai Gerindra pada Ahad, 23 April lalu. Sebelum pamit, Sandiaga sowan mengunjungi sejumlah pengurus Partai Gerindra, dari Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto, hingga Ketua DPP Gerindra, Sufmi Dasco. “Surat pengunduran tanyakan ke Pak Dasco, ya,” ujar Sandiaga saat dimintai konfirmasi.
Sandiaga Uno (kiri) bersilaturahmi Lebaran ke Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto, di Kertanegara, Jakarta, 22 April 2023. Facebook/Sandiaga Salahuddin Uno
Dia menjelaskan, ada etika dan mekanisme dalam partai politik, termasuk saat hendak mengundurkan diri. Kendati telah bertemu dan berkomunikasi dengan Prabowo secara informal, surat resmi mesti diserahkan kepada pengurus partai. “Semua ada mekanisme, administrasi, etika, hormat kepada yang saya sangat teladankan Pak Prabowo. Saya berjuang bersama dan apa yang saya rasakan, saya tuangkan di surat itu dan sudah saya sampaikan ke Pak Dasco,” kata Sandi.
Ihwal adanya isu disiapkan sebagai bakal calon wakil presiden, Sandiaga enggan mengomentari pendapat tersebut. Sebab, kata dia, kalangan yang memiliki kapasitas untuk memberi pandangan sehubungan dengan isu tersebut adalah para pemimpin partai politik.
Adapun Dasco tak menampik pertemuan tersebut membahas perpindahan Sandiaga dari Gerindra. Dalam momen kunjungan Sandi ke kediamannya, Dasco mengaku menerima warkat yang disebut-sebut berisi pernyataan pengunduran diri. Kendati demikian, Dasco menyatakan tidak tahu-menahu isi surat tersebut karena belum dibuka olehnya. “Pak Sandi sudah menyampaikan beberapa hal, terutama permintaan maaf kepada Ketua Umum. Dan tadi sebelum pamit juga sudah menyampaikan satu lembar surat. Saya belum buka isinya,” ujar Dasco.
Dukungan Nama Prabowo Subianto
Setelah deklarasi Ganjar sebagai bakal calon presiden, Presiden Jokowi sempat menyebutkan sejumlah nama yang berpotensi menjadi kandidat calon wakil presiden. Ia juga turut merestui Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir; Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil; Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa, Muhaimin Iskandar; hingga Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto. “Yang cocok banyak,” kata Jokowi sembari menyebutkan nama-nama mereka pada 22 April lalu.
Sekretaris Jenderal Partai Gerindra, Ahmad Muzani, menceritakan bahwa ketua umumnya sempat ditawari sebagai bakal calon wakil presiden bagi Ganjar Pranowo. Namun partainya secara tegas menyatakan bahwa Prabowo Subianto tetap merupakan bakal calon presiden yang diusung dalam Pemilu 2024 sesuai dengan keputusan Rapat Pimpinan Nasional Gerindra.
“Pernah ada omongan tentang Pak Prabowo menjadi calon wakil presiden yang ditawarkan. Kami tidak menampik,” kata Muzani. Dia menyebutkan tawaran sebagai bakal calon wakil presiden itu hanya obrolan lepas. Ia menyatakan kader partai telah dikerahkan untuk mendorong dan mempersiapkan Prabowo menjadi bakal calon RI-1 sehingga tawaran itu dianggap tidak berlaku.
Sependapat dengan Muzani, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Fadli Zon, menyatakan partainya tetap berkukuh menjagokan Prabowo sebagai bakal calon presiden pada 2024. Menurut dia, situasi dan kondisi Indonesia saat ini membutuhkan sosok Prabowo sebagai pemimpin. Di tengah sosok bakal calon presiden yang mencuat, yakni Ganjar dan Anies Baswedan, menurut Fadli, Prabowo merupakan sosok yang berada di jalan tengah. Ia menyebutkan Menteri Pertahanan itu bisa diterima oleh semua pihak, baik kanan maupun kiri.
Nama Mahfud Md. Kembali Muncul
Dalam kesempatan terpisah, nama Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud Md. disebut-sebut berpeluang sebagai bakal calon wakil presiden. Presiden Jokowi sempat menyebutkan nama Mahfud berpeluang mendampingi Ganjar. Di sisi lain, PKS pernah menawari Mahfud sebagai bakal calon wakil presiden. Tawaran itu disampaikan langsung oleh Presiden PKS, Ahmad Syaikhu, pada Sabtu, 15 April lalu.
Pada pemilihan presiden 2019, nama Mahfud Md. masuk radar PDI Perjuangan untuk mendampingi Jokowi di periode kedua. Namun, di menit-menit terakhir, Jokowi akhirnya memilih Ma’ruf Amin sebagai calon wakil presiden. Mahfud tak merasa kecewa karena tak dipilih Jokowi. “Saya tidak kecewa, tapi kaget,” ucapnya.
Adapun Mahfud tak berkomentar banyak ihwal namanya kembali disebut sebagai bakal calon wakil presiden. Dia mengatakan masih berfokus pada tugasnya mengawal Pemilu 2024 agar sesuai dengan jadwal. “Saya tak menjawab ya atau tidak,” ujar Mahfud pada Selasa, 18 April lalu.
AVIT HIDAYAT | IMA DINI SHAFIRA | TIKA AYU
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo