Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
JAKARTA – Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengatakan kasus transmisi lokal varian Omicron dapat melampaui jumlah kasus importasi dalam waktu dekat. Pemerintah DKI mencatat kasus Omicron mencapai 2.526 dengan 1.733 kasus atau 56,4 persen merupakan importasi dari pelaku perjalanan luar negeri.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Adapun kasus Covid-19 varian Omicron dari transmisi lokal saat ini sudah sebanyak 1.152 atau 44 persen. "Sebentar lagi terbalik, kasus lokal akan lebih tinggi,” ujarnya, Ahad, 30 Januari 2022.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Riza mengingatkan warga agar tidak menganggap enteng varian baru ini, terutama karena satu pasien di DKI meninggal setelah berjuang melawan Omicron. “Sekalipun varian Omicron tidak berbahaya seperti varian Delta, jangan dianggap enteng, karena ada kasus yang meninggal di Jakarta,” kata dia.
Salah satu langkah untuk menekan dampak paparan Omicron adalah melalui vaksinasi booster atau penguat. Sejak dimulai pada 12 Januari 2022, penyuntikan booster telah mencapai 526.270 orang.
Selain menggencarkan vaksinasi dosis ketiga, pemerintah DKI Jakarta meningkatkan fasilitas kesehatan untuk menghadapi lonjakan angka kasus Covid-19 di Jakarta. “Peningkatan fasilitas, seperti tenaga kesehatan, monitoring, pengawasan, evaluasi, dan satuan tugas, terus dioptimalkan, dihadirkan kembali, semuanya,” kata Ahmad Riza.
Adapun juru bicara Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi, mengatakan meski menunjukkan gejala ringan, varian Omicron memiliki risiko berat, bahkan bisa memicu kematian. Dia mendorong masyarakat yang bergejala untuk menjalani tes Covid-19.
Petugas kesehatan melakukan tes usap Covid-19 saat tes massal di Kelurahan Krukut, Kecamatan Taman Sari, Jakarta Barat,10 Januari 2022. TEMPO/Muhammad Hidayat
Menurut Nadia, masih ada masyarakat yang menganggap enteng varian Omicron. Hal ini didasari laporan tes Covid-19 melalui metode tes antigen maupun tes cepat PCR dalam kurun sepekan terakhir, yang kurang dari 2,54 persen per pekan. Padahal, pada kurun Juli 2021, Indonesia mencatatkan rekor tes tertinggi di sejumlah provinsi dengan rata-rata 50-90 persen.
Nadia mengatakan target tes Covid-19 per hari di level populasi di Indonesia mencapai 324 ribu orang. Dia mengimbau masyarakat untuk tahu lebih ihwal potensi penularan Omicron melalui sejumlah gejala yang timbul.
Laporan Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) atas 17 pasien Omicron di RSUP Persahabatan, Jakarta Timur, menunjukkan gejala batuk kering 63 persen, nyeri tenggorokan 54 persen, pilek 27 persen, sakit kepala 36 persen, dan demam 18 persen. “Menurut Nadia, gejala tersebut dapat berujung sakit berat, bahkan kematian, bila penanganan telat dilakukan.
Hingga 27 Januari 2022, terdapat tiga pasien Omicron yang dinyatakan meninggal. Ketiga pasien tersebut berasal dari kelompok lansia dengan penyakit penyerta seperti jantung, diabetes, gagal ginjal, serta obesitas. Satu di antaranya belum menerima vaksinasi Covid-19 dan dua yang meninggal telah menerima vaksin lengkap dan booster.
Menurut Nadia, penanganan dini Omicron dapat mencegah penularan ke orang lain dalam skala yang lebih luas. "Karena kecenderungan kasus yang tidak bergejala atau gejalanya ringan, ini tidak menjadi satu dorongan masyarakat untuk mau melakukan pemeriksaan," kata dia, seperti dikutip Antara, Ahad, 30 Januari 2022.
Ali Nur Yasin
#cucitangan #pakaimasker #jagajarak
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo