Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Keluarga korban Sriwijaya Air meminta otoritas dan pemerintah tidak mempersulit urusan pendataan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Salah seorang keluarga korban bernama Ratih Windania mengatakan, mereka masih dalam kondisi sedih dan gelisah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Kami mengerahkan seluruh keluarga di Jakarta dan di Bandung untuk mengumpulkan data, namun banyak data yang diminta, sebenarnya sudah kami serahkan di sini. Mohon koordinasinya agar data bisa sinkron. Sehingga kami tidak kerepotan untuk mencari data,” kata pria ini di Graha Chandra Disti Wiradi, Bandara Supadio, Pontianak pada Senin, 11 Januari 2021.
Ia mengatakan semua permintaan data terkait, kartu keluarga, foto kopi KTP, dan beberapa dokumen sudah diserahkan suami Ratih ke crisis center di Pontianak.
“Kami bahkan membongkar lemari saudara kami, karena memang terkunci, untuk mendapatkan dokumen ini. Sikat gigi pun kami serahkan pak, tapi jangan dimintai berulang,” katanya.
Ia pun meminta otoritas tidak berlarut-larut mengidentifikasi jenazah. “Tidak mesti menunggu yang lain, jadi siapapun yang berhasil diidentifikasi, harap bisa dikirimkan segera. Jangan tunggu lengkap satu keluarga atau lengkap seluruh penumpang,” ujarnya.
Pesawat Sriwijaya Air SJ182 hilang kontak pada Sabtu, 9 Januari 2021. Pesawat dengan rute Jakarta-Pontianak ini diduga jatuh di perairan Kepulauan Seribu.