Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pendidikan

Ketika Wakil Ketua DPR Usul BPOM Dilibatkan dalam Makan Bergizi Gratis

Wakil Ketua DPR Cucun Ahmad Syamsurijal mengatakan BPOM perlu dilibatkan dalam makan bergizi gratis agar program itu sesuai dengan standar kesehatan.

8 Januari 2025 | 20.26 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Siswa menyantap Makan Bergizi Gratis di SMPN 61, 6 Januari 2025. TEMPO/Oyuk Ivani Siagian

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto resmi memberlakukan program makan bergizi gratis (MBG) di sekolah dan posyandu di 26 provinsi di Indonesia pada Senin, 6 Januari 2025. Ada sekitar 190 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) atau Dapur MBG yang beroperasi untuk menyediakan makanan bergizi buat anak-anak sekolah dan ibu hamil.

Wakil Ketua DPR Cucun Ahmad Syamsurijal mengusulkan agar Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) turut dilibatkan secara berkala dalam program MBG untuk memeriksa makanan. Menurut dia, pelibatan BPOM penting untuk memastikan pelaksanaan MBG sesuai dengan standar kesehatan, termasuk agar makanan yang dihidangkan bisa dipastikan bebas dari zat berbahaya.

“Dan juga untuk menjamin sanitasi, higienitas, cara pengolahan, serta distribusi makanan,” kata Cucun dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta pada Selasa, 7 Januari 2025.

Politikus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini berharap standar operasional prosedur (SOP) ketat yang diterapkan SPPG dapat berjalan dengan konsisten.

Dalam program ini, setiap dapur dikelola oleh seorang kepala SPPG yang ditunjuk langsung oleh Badan Gizi Nasional. Kepala SPPG ini juga dibantu oleh satu ahli gizi dan akuntan untuk mengawasi nutrisi dan distribusi makanan.

Cucun mendukung langkah Badan Gizi Nasional yang memiliki sistem sendiri untuk menjaga makanan tetap higienis. Dengan demikian, kata dia, standar pelaksanaan program yang telah ditetapkan oleh pemerintah dapat terjaga dengan baik dan pelayanan serta kualitas dari makanan bagi anak-anak juga bisa terjamin.

Legislator asal Daerah Pemilihan Jawa Barat II ini mengingatkan agar anggaran Rp 10 ribu per porsi untuk program MBG ini harus benar-benar tepat sasaran. Jangan sampai ada penyalahgunaan anggaran terhadap program andalan Presiden Prabowo tersebut.

Dia meyakini anggaran Rp 10 ribu dapat mencukupi untuk satu porsi menu makanan bergizi. Meskipun menu susu tidak selalu ada setiap hari, protein dapat digantikan dengan bahan makanan lain.

“Kami percaya pemerintahan Presiden Prabowo Subianto akan memastikan setiap anak mendapatkan akses terhadap makanan bergizi yang layak," kata dia.

Cucun menekankan harus ada sanksi tegas jika ditemukan adanya praktik pungutan liar atau penyimpangan lainnya. Masyarakat dan orang tua murid harus dilibatkan dalam pemantauan pelaksanaan program agar mereka dapat melaporkan jika terjadi penyimpangan.

“Lakukan pula evaluasi berkala demi memaksimalkan jalannya program makan bergizi gratis,” tuturnya.

Dokter Gizi: Besaran Kalori MBG Sesuai dengan Pedoman Gizi Seimbang 

Adapun dokter spesialis gizi klinik Luciana B. Sutanto mengatakan besaran kalori yang ada pada menu MBG sudah sesuai dengan pedoman gizi seimbang sekali makan.

“MBG yang disajikan dengan komposisi terdiri dari makanan pokok, lauk pauk, sayur, dan buah sudah sesuai dengan sajian sekali makan berdasarkan pedoman gizi seimbang,” kata Luciana di Jakarta, Selasa.

Program MBG menyasar anak dan remaja di tingkat SD hingga SMA. Pemberian MBG per porsi telah disesuaikan dengan kebutuhan kalori, yakni sebesar 600 kalori untuk siswa SMP dan 300 kalori kepada siswa SD.

Luciana mengatakan, berdasarkan besaran Angka Kecukupan Gizi (AKG) 2019, anak usia 7-9 tahun membutuhkan sekitar 1.650 kilo kalori per hari dan anak usia 10-12 tahun membutuhkan sekitar 1.900-2.000 kilo kalori per hari. Sementara remaja usia 13-18 tahun, mereka membutuhkan lebih banyak kalori yaitu sekitar 2.100-2.650 kilo kalori per hari.

“Perbedaan usia anak dan remaja tentu akan membedakan kebutuhan gizinya sehingga memengaruhi porsi makan yang diberikan," kata dokter yang praktik di RS Mitra Kemayoran tersebut.

Dia juga menilai menu MBG yang dibagikan kepada para siswa masih mencukupi kebutuhan gizi meskipun tidak ditambahkan susu di dalamnya. Dia menyebutkan susu bisa digantikan dengan sumber protein lainnya seperti ikan, tahu, tempe, dan kacang-kacangan.

Pilihan editor: Alasan Komisi VIII DPR Ingin Atur Batas Atas Biaya Haji Furoda dalam UU Haji

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus