Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Enthus Kiswanto, alumni SMK Wisudha Karya Kudus nekat mengundurkan diri dari sebuah bengkel tempat dia bekerja dan membuka bengkel sendiri. Enthus yang merupakan alumnus dari jurusan Teknik Kendaraan Ringan (TKR) ini memang punya mimpi untuk membangun bengkel sendiri. Setelah empat tahun bekerja di bengkel ternama di Kudus, dia akhirnya bisa mewujudkan impiannya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Mimpi Enthus tersebut mulai ada harapan ketika ia mengikuti program Pendidikan Kecakapan Wirausaha (PKW) 2022 yang diadakan di Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) Nissan Fortuna. Ia ingin menambah pengalaman di dunia otomotif mobil.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Dulu saya kerja di bengkel mobil juga setelah lulus SMK. Namun, saya ingin menambah ilmu di otomotif mobil dan kebetulan ada program PKW yang gratis,” ujar Enthus dilansir dari situs Vokasi Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi pada Senin, 20 November 2023.
Dunia otomotif memang bukan hal baru bagi Enthus. Kemahirannya dalam dunia tersebut membuat ia langsung dapat kerja setelah lulus SMK.
Mimpi Enthus untuk merintis bengkel sendiri mulai ada titik terang setelah ikut program PKW. Belajar dari pengalaman dan mendapatkan materi kewirausahaan yang lengkap merupakan bekal untuk Enthus.
Selama satu bulan penuh ia mendapatkan materi dan praktik tentang perawatan mobil, mengganti oli dan ban, serta bagaimana mengelola keuangan bengkel. Selain itu, setelah pembelajaran selesai, ia pun mendapatkan modal usaha beberapa peralatan bengkel.
“Saya mendapatkan alat-alat, seperti kompresor, jack stand, dongkrak 3,5 ton, dongkrak 2 ton, scan, dan masih banyak lagi. Program PKW di LKP Nissan Fortuna benar-benar mempersiapkan saya menjadi seorang wirausaha,” tutur Enthus.
Setahun sudah Enthus membuka bengkel di dekat rumahnya dan tak pernah sepi pengunjung. Terlebih, di desanya sangat jarang bengkel mobil. Dalam sehari ia bisa menyervis 2-5 mobil, dengan servis yang paling banyak adalah servis rem dan servis mesin. Walaupun omzet tak menentu, tetapi rata-rata ia mendapatkan Rp 4-6 juta per bulan. Pendapatannya berbeda ketika ia masih bekerja di bengkel orang lain.
“Tentunya ada kebanggan sendiri karena bisa mendapatkan pendapatan dari usaha pribadi. Alhamdulillah, bisa bantu kehidupan orang tua juga,” ujar Enthus.
Enthus merasa bahwa pendidikan vokasi yang ditempuhnya saat SMK dan melanjutkan ke LKP membuatnya semakin meningkatkan keterampilan di bidang otomotif. “Saya sangat bangga jadi insan vokasi. Walaupun usaha saya masih merintis, saya yakin bengkel yang saya bina bisa berkembang terus.”
Ia pun mengungkapkan terima kasih kepada LKP Nissan Fortuna yang telah memberikan kesempatan yang berharga. Syairman selaku pemimpin LKP Nissan Fortuna menyampaikan bahwa LKP yang berdiri tahun 1991 tersebut pun telah menghadirkan mekanik andal.
Syairman berpesan, “Yang selalu saya tanamkan ke peserta didik untuk menjadi wirausaha yang berhasil adalah kita harus ramah, jujur, disiplin, dan bertanggung jawab. Selain itu, harus berinovasi dan juga selalu memperbarui perkembangan teknologi.”
LKP Nissan Fortuna pun sering menjadi penyelenggara program PKW sejak 2019. Program PKW merupakan program prioritas dari Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Direkotrat Kursus dan Pelatihan. Program gratis ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi SDM Indonesia agar mampu merintis usaha sesuai bidangnya.