Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Barisan Ansor Serbaguna atau Banser dikenal punya tradisi membantu aparat keamanan menjaga gereja saat Natal. Sejak kapan tradisi itu dilakukan ?
Mengutip laman nu.or.id , Banser di setiap daerah bergerak untuk memastikan perayaan hari besar umat Kristiani tersebut berlangsung lancar dan damai. Nama KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur disebut-sebut sebagai aktor di balik tradisi Banser menjaga gereja.
Baca : Pengamanan Gereja Saat Natal : Banser NU di Ring 3 dan Dilarang Terima Imbalan
Tradisi itu bermula pada tahun 1996 di Situbondo. Saat itu, terjadi kerusuhan massa yang dibumbui pembakaran salah satu gereja di Situbondo.
Khawatir kerusuhan semakin parah, Gus Dur yang saat itu menjabat sebagai Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), segera memerintahkan Banser untuk menjaga gereja di Situbondo.
Mengutip laman pcnucilacap.com, walau tidak dinyatakan secara implisit, perintah Gus Dur kepada Banser untuk menjaga gereja dapat dibaca sebagai pertanggungjawabannya atas perusahakn sebuah gereja di Situbondo, yang memang basis masa Nahdlatul Ulama atau Nahdiyin.
Tradisi itu terus dilakukan bahkan meluas di berbagai daerah. Bahkan komitmen Banser semakin kuat ketika salah seorang anggotanya tewas karena bom pada malam Natal di Gereja Eben Haezer Kota Mojokerto.
Komitmen Banser tersebut sempat diragukan. Tarik mundur tahun 2017. Saat itu Kapolres Jombang AKBP Agung Marlianto mengemukakan keraguan anggota Banser tentang keterlibatannya menjaga gereja. Keraguan itu pun diungkapkannya kepada Gus Dur.
"Jika masih ada sedikit keraguan dalam hatimu, berpikirlah bahwa yang kau jaga ini bukan gereja, melainkan Indonesia. Atau setidaknya berpikirlah bahwa yang kamu jaga adalah kotamu. Yang kamu jaga adalah tanah kelahiranmu. Sebab setiap gangguan yang terjadi di tanah kelahiranmu pasti akan berdampak kepadamu," kata Agung menirukan jawaban Gus Dur yang dikutip dari laman nu.or.id
Dua tahun berselang, pada 2019, Banser ramai-ramai menjaga gereja pada setiap hari Natal. Kepala Satuan Koordinasi Nasional (Kasatkornas) memerintahkan keikutsertaan Banser untuk mengamankan gereja bersama aparat TNI dan Polri di masing-masing daerah. Terbukti, Banser diberbagai daerah turun dalam pengamanan, seperti di Bantul, Subang, Kota Jayapura, dan Kotawaringin.
Peran Banser juga disorot saat konflik antarumat Kristen dan Islam di Ambon tahun 1999. Gus Dur mendengar beberapa usulan. Mulai dari sebagian tokoh Islam aliran garis keras dan sejumlah politisi. Mereka meminta agar Barisan Ansor Serbaguna atau Banser dikirim ke Ambon.
Tujuannya untuk membantu umat Islam yang dalam posisi terjepit akibat konflik. Bahkan ada yang usul agar Gus Dur selaku pemerintah mengirim tentara untuk membantu umat Islam yang merasa didzalimi.
Namun Gus Dur menolak usulan itu. Ia ingin melerai pihak-pihak yang terlibat konflik. Gus Dur menganggap kedua umat yang berkonflik itu adalah warga negara Indonesia yang wajib dilindungi.
NOVITA ANDRIAN
Baca : Banser Hormati Proses Hukum Terhadap Abu Janda
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini