Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kubu Joko Widodo atau Jokowi dan Prabowo Subianto berbeda dalam menyikapi penetapan daftar pemilih tetap atau DPT Pemilihan Umum 2019 oleh Komisi Pemilihan Umum. Kubu Prabowo menolak penetapan DPT, sementara kubu Jokowi hanya mendorong perbaikan jika ada data yang tidak sesuai atau data ganda. Penetapan DPT oleh KPU dijadwalkan berlangsung pada Rabu, 5 September mendatang.
Baca: Temukan 25 Juta Data Ganda, Koalisi Prabowo Tolak Penetapan DPT
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto mengatakan kubunya telah menerima data awal DPT dari KPU, tapi dia tidak memerinci angkanya. "Data ini terus kami cermati. Sejak dulu, PDIP yang berteriak paling keras masalah DPT," ujar Hasto di Posko Cemara, Jakarta, pada Selasa, 4 September 2018.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Namun, karena saat ini PDIP berada dalam pemerintahan, ujar Hasto, partainya terus mendorong agar tidak ada lagi terjadi persoalan DPT, sebagaimana pernah terjadi pada Pemilu 2009. "Jadi konteksnya kami tidak akan menolak DPT, tapi memperbaiki bersama-sama," ujarnya.
Baca: Gerindra: Pemilih Ganda di DPT Rugikan Masyarakat
Di lain pihak, koalisi pengusung Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno menolak penetapan DPT Pemilihan Umum 2019 oleh KPU pada 5 September 2018. Sekretaris Jenderal Partai Keadilan Sejahtera Mustafa Kamal menuturkan koalisinya sudah menerima data awal jumlah DPT sebanyak 137.356.266. Dari angka tersebut, kata dia, koalisi menemukan terdapat data ganda sebanyak 25.410.615. Mustafa mengklaim data ganda itu ditemukan di sejumlah daerah pemilihan.
Mustafa melanjutkan, koalisi mendengar KPU sudah memiliki data mutakhir DPT sebanyak 185.994.374. Dia pun meminta KPU merapikan data itu terlebih dulu dan menyerahkannya kepada setiap partai agar bisa diteliti lagi. "Bisa dibayangkan dari 137 juta saja sudah 25 juta. Ini bayangkan kalau sudah bertambah, apakah ada yang tergandakan lagi atau ada temuan-temuan yang lain, itu yang kami ingin klarifikasi bersama-sama," ujarnya di Restoran Batik Kuring, SCBD, Jakarta Selatan, Senin, 3 September 2018.
Baca: KPU Umumkan DPT Pemilu 2019 Sebanyak 185 Juta
Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Ahmad Muzani mengatakan temuan 25 juta pemilih ganda tersebut mencengangkan. Dia pun mendesak KPU menyerahkan data mutakhir kepada setiap partai sebelum rapat pleno membahas DPT digelar pada Rabu, 5 September nanti. "Kami minta KPU menyerahkan dulu 185 juta daftar kepada kami, sehingga kami bisa melakukan penyisiran terlebih dulu," kata Muzani di lokasi yang sama.
BUDIARTI UTAMI PUTRI